Salty & sweet

245 20 8
                                    

"Gapapa keluarin aja, gausa di tahan"

Bisik Seulgi dengan penuh kelembutan di tiap tutur katanya, sambil mendekap erat wanita yang masih menangis sejak tadi.

Sudah tiga jam sejak wanita ini bertandang di kediaman Seulgi, tangisan itu bahkan belum total berhenti. Masih terisak-isak meski suaranya dia coba redam.

Persoalan cinta memang terdengar klise bagi sebagian orang, tapi enggak buat Seulgi. Dia paling tau soal seluk beluk teman baik nya itu, gak sekali dua kali juga dia selalu berusaha mendekap Wendy di tiap tangisannya.

Seulgi selalu menjadi rumah buat Wendy berpulang.
Dan Seulgi tau kalau wanita itu terlalu lemah terhadap cinta. Toh memang sejatinya cinta memabukkan, kan?

"Gue bego banget, Seul. Kalau tau kayak gini ceritanya gue gabakal mau balik kesini. Gue mikirin gimana jahatnya Tuan Kim maki-maki gue dulu, sampai detik ini masih kerasa sakitnya. Sekarang anaknya malah ikutan nyakitin gue"

"Lo beneran cuma mau balik buat ngelamar Kak Taeyeon? Gue kira lo kangen gue makanya balik" ledeknya santai, bingung juga nanggepin masalah dua sejoli yang menurutnya gak bakal ada habisnya.

"Ya gue juga kangen lo, anjir. Tapi kan gue punya niat besar buat balik, gak cuma sekedar nyesal dan minta maaf. Toh gue besar di kota ini, gue juga pengen mulai semua nya lagi dari awal disini"

Seulgi mengangguk, mencoba mengiyakan seluruh percakapan yang terdengar seperti satu alur novel tragis.

"Jadi gimana? Lo kan tau dia udah gak mau buka hati lagi. Apa yang lo lakuin ke depan nya?"

Wendy tampak sedikit merenungi jawaban yang akan dia lontarkan, tapi Seulgi seperti enggan memberikan ruang yang cukup untuk Wendy berpikir. Karena dia bakal mengutarakan kata-kata yang pasti menampar Wendy ke realita.

"Emang sih gue gak setuju sama sikap bokapnya yang terkesan ikut campur, bahkan sampai ngancam lo gini. Tapi kalau di lihat dari track record lo yang udah selingkuh dan bikin geger satu perusahaan, gue rasa wajar kalau bokapnya ngebela anaknya segitu nya"

"Tapi kan..."

"Denger dulu, lo kan sebelum nya pernah kena terror gak jelas dari bokap nya Irene kan? Harusnya lo bisa lebih tegar ngadepin anceman dari tuan Kim. Gue gak menyalahkan lo yang kalut ngadepin semuanya sekaligus, terutama rentang waktunya deketan sama kabar nikahnya Irene. Gue yakin lo hancur banget waktu itu"

Seulgi menatap wajah berantakan Wendy dengan miris, ia gak tega sebenernya bicara segini nya ke temennya itu. Tapi yang namanya Wendy, harus di kerasin. Kalau enggak susah sadar nya ini anak.

"Yang bikin gue kesal cuma kepergian lo yang mendadak. Seharusnya kalau lo emang mau mulai kehidupan baru, lo harus cerita at least ke gue temen terdekat lo, Wen. Inget, lo hidup di dunia ini bukan cuma sendiri, lo punya gue dan yang lain yang bisa bantuin lo buat cari jalan keluar. Lari bukan solusi"

Tajam, omongan Seulgi barusan udah mirip belati yang siap siaga menyayat hati Wendy. Lebih sakit dari kata-kata Taeyeon sebelum nya.

"Moving on, suka gak suka, mau gak mau. Lo harus nge lakuin ini dari sekarang. Gue gak mau lo bikin kesalahan lagi cuma karena gak terima Taeyeon mutusin buat bahagia, karena gimana pun lo juga salah karena udah selingkuhi dia. Gak semua orang nerima kesempatan kedua, Wen"

"Iya, gue salah banget soal itu. Jujur gue malu kalau inget-inget kejadian dulu"

Mereka sama-sama sepakat untuk menyudahi pembahasan soal selingkuh, gak akan ada ujungnya.

Hard PlaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang