2

5K 203 0
                                    

"Lo siapa sih? Kenapa bisa ada di dapur?"

"Maaf gue cuma ikut sembunyi kok."

"Sembunyi-sembunyi kepala gue nih sakit," ucap Raden sambil memegangi kepalanya yang masih terasa berputar.

"Ya maaf gue kan gak sengaja, gue juga udah tanggung jawab kok bawa lo ke rumah sakit," ucap wanita itu.

"Tau ah pusing gue, " ucap Raden.

"Ya udah gue panggilin dokter dulu," ucap wanita itu.

"Jangan."

"Gak papa, Lo jangan sungkan sama gue, lo diemmm di sini," ucap orang itu sambil menekan kepala Raden yang masih terasa nyut-nyutan.

"Heh gue bilang jangan!"

"Nanggung bayar ishh," ucap orang itu.

"Cewek sebleng!"
_____________

Setela di periksa tadi ternyata kondisi Raden baik-baik saja, setelah itu dia di perbolehkan pulang oleh dokter.

Raden bahagia karena dia tidak berlama-lama di sana tapi sepertinya Raden juga sedikit emosi karena cewek itu terus saja mengikutinya dengan alasan ingin mengantarkan Raden sebagai rasa tanggung jawabnya.

"Gue udah sampe, sama lo pulang," usir Raden menatap cewek yang ada di hadapannya.

"Gue mau ketemu sama orang tua Lo dulu," ucap cewek itu.

" Gak ada."

"Lo jangan boong deh, gue cuma mau minta maaf sama mereka, sebentar aja deh janji."

"Pulang sekarang juga sebelum gue kelepasan merkosa lo," ucap dingin Raden, sedangkan wanita itu sepertinya ketakutan dengan ancaman Raden barusan, yah memang ancaman meskipun seberengsek apapun Raden dia tidak mungkin mengambil mahkota seorang wanita, itu hanya sebuah gertakan saja untuk dia.

"Emmm... Gu-gue--"

"Satu," Raden membuka kancing bajunya.

"Huaaaaa dasar lo manusia mesum!" Teriak wanita itu sambil berlari sekuat tenaga meninggalkan Raden.

"Cewek gila."
____________

"Anjir bisa-bisanya gue ketemu sama cowok mesum kaya dia," ucap wanita itu.

"Mukanya aja lucu, ganteng, kaya pantat Bagong, ternyata kelakuannya kaya setan kesurupan."

"Dah lah males gue, semoga aja gue gak ketemu lagi sama tuh orang ih ngeri," ucap wanita itu sambil berjalan.
_____________

Ke esokkan hari nya, Raden berjalan santai menyusuri lorong ruang kelas, rupanya jam enam pas masih belum ada orang yang berangkat ke sekolah kecuali dirinya yang memang sengaja berangkat lebih awal karena dia belum mengerjakan tugas Minggu lalu.

"Pada kemana sih, gue dateng pagi juga, jam segini masih belum dateng dasar kampret lah," ucap Raden  saat melihat ruang kelasnya masih kosong.

Raden duduk di meja nya sendiri, di belakang paling pojok sekali, Yap Raden memang sengaja duduk di sana karena kalo di depan dia sering di kerjain sama teman-teman yang ada di belakang, mereka sering menempelkan secuil kertas yang sudah di beri tulisan, dan bahkan ketika Raden tidur di kelas pun mereka sering mencurat-coret baju Raden. Raden juga tidak mempermasalahkan itu, malahan dia sangat senang sekali duduk di pojok.

Sambil menunggu teman-teman nya datang, lebih baik Raden memilih untuk tidur saja mungpung masih pagi ini toh. Entah lah rasanya hari ini badan Raden  terasa lemas sekali dan dadanya juga merasa sesak, mungkin dengan tidur sesak di dadanya akan menghilang.

RADEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang