Setelah pulang sekolah, seperti biasanya Raden langsung mampir ke cafe tempat dia bekerja selama ini. Kebetulan Raden datangnya sedikit terlambat jadi dia langsung saja mengganti bajunya dan mulai melayani pembeli.
Dia terus berjalan kesana kemari mengantarkan makanan, mengambil piring dan gelas yang kotor, membersihkan meja dan mengelap kaca, ya walaupun itu bukan pekerjaannya tapi Raden tetap melakukannya. Walaupun keringat sudah bercucuran membasahi pelipisnya dan tubuhnya yang sedikit lelah mungkin karena dia baru pulang dari rumah sakit memaksakan diri untuk sekolah dan bekerja jadi pantas saja tubuhnya sedikit rewel.
Kebetulan juga hari ini Fito tidak ada di cafe jadi tidak ada yang melarangnya untuk melakukan semua ini. Sebenarnya Raden juga tidak enak di perlakukan berbeda dari yang lainnya tapi Raden juga tidak bisa menolak apa yang Fito katakan, karena Raden sudah menganggap Fito itu malaikat yang baik kepadanya, dulu di saat Raden Luntang Lantung mencari pekerjaan untuk sesuap nasi Fito lah orang yang pertama menolongnya, memberikan makan, uang dan juga tempat tinggal untuk Raden, dan juga Fito memberikan pekerjaan untuk Raden. hingga saat ini Fito masih sering menolongnya ya seperti membantu membayar uang kost.
Raden melirik jam, ah ternyata ini sudah melewati waktu pulangnya, pantas saja Raden sudah sangat mengantuk sekali.
Raden berjalan ke belakang untuk mengambil tasnya, setelah itu dia pulang dengan motor kesayangannya.
Setelah sampai di rumah Raden begitu nampak terkejut karena rumahnya begitu berantakan seperti kapal pecah, siapa yang melakukan ini? Dan mengapa bisa? Selama dia pergi rumah nya selalu di kunci dan hanya Raden dan pemilik kostan ini yang punya kunci kamarnya, tapi tidak mungkin jika pemilik kostan melakukan ini semua, untuk apa? Selama tinggal di sini Raden belum pernah melakukan hal yang membuat beliau kecewa ataupun marah.
Terlalu malas memikirkannya, Raden memunguti barang-barang yang berserakan di lantai dengan tangannya, niatnya yang ingin segera istirahat harus dia kubur dalam-dalam karena tidak mungkin tidur ketika rumah berantakan seperti ini, dan Raden juga tidak nyaman, sungguh.
Jam sudah menunjukan pukul tiga pagi, dan akhirnya pekerjaan Raden telah selesai, dia duduk di kursi dengan kaki yang di selonjorkan di atas meja.
"Selesai juga."
"Tapi siapa sih yang ngelakuin ini coba? Gabut banget."
"Sekolah gak ya hari ini?"
"Gak sekolah juga ngapain di rumah, mending sekolah aja deh." Raden bangkit dari duduknya dan segera mandi.
____________Setelah selesai dengan aktivitasnya di rumah, dan mataharipun sudah menampakan dirinya menyinari bumi. Raden langsung berangkat ke sekolah.
Karena tadi malam Raden tidak tertidur sama sekali jadi hari ini dia terlihat sangat terlihat lemas sekali, biasanya dia berjalan ke kelasnya sembari menggoda siswi yang ada di sana, bahkan sampai menjahili temannya, tapi sekarang dia hanya berjalan lurus tidak memperdulikan sekitarnya.
Sampai di kelas Raden hanya menghela nafasnya, hanya kepasrahan yang terlihat di wajah anak itu. Setelah melihat meja belajarnya di penuhi dengan tinta spidol, tip-x dan juga sampah.
"Sampah, sampah hahahah." Se isi kelas Langsung tertawa menertawakan Raden yang menyimpan tasnya asal terus mengambil tong sampah untuk membuang sampah-sampah di atas mejanya, setelah itu dia mengambil tisu yang memang di sediakan di kelas itu untuk membersihkan meja nya, untung saja spidol itu tidak permanen jadi sangat gampang sekali di hapus.
"Bayar uang kas dulu, baru boleh pake tisu ini," ucap si paling bendahara di kelas ini.
"Gue gak boleh pake tisu ini?"
"Gak! Lo kan jarang banget bayar uang kas!"
Srekkk
"Astaga!"
"Aaaa!"
Mereka berteriak histeris ketika Raden tiba-tiba saja merobek baju salah satu temannya yang kebetulan ada di dekat Raden. Mereka juga nampak kaget karena ini sangat di luar ekspektasi mereka, mereka kira Raden akan menangis di pojokan karena bangkunya kotor, atau bisa jadi dia malah kapok sekolah di sini, tapi ternyata dugaan mereka salah besar.
"APA MAKSUD LO ANJING!" teriak orang itu ketika tak terima baju seragamnya di robek begitu saja.
Tanpa menjawab pertanyaan orang itu, Raden membersihkan sisa spidol dan tip-x yang masih menempel di meja nya.
"DASAR ORANG GILA! ANAK TOLOL! ANAK HARAM! GAK SEHARUSNYA SEKOLAH DI SINI! SEHARUSNYA LO ITU ADA DI KOLONG JEMBATAN ANJING BUKAN DI INI!"
BUGHHH
"NGOMONG LAGI LO!" Raden menjambak rambut anak itu setelah dia berhasil menonjok dan membuat dia tersungkur.
"Lepas!"
"Wow ada temennya ya? Uh takut banget gue," ucap Raden berakting seolah dia ketakutan di hadapan temannya itu.
Bughhh
"Jangan macam-macam Lo sama kita!" Ucap orang itu.
"Cuih! Sayangnya gue gak takut!"
"Maju satu-satu Lo semua!" Ucap Raden santai.
"Ngantangin dia, gimana terima gak?"
"Terima lah Lang, kita gak boleh kalah sama sampah kaya dia!"
"CK! Sampah, sampah bacot Lo anjing!"
Raden mulai menyerang mereka satu-persatu tanpa ampun, meskipun mereka semua keroyokan tapi Raden masih sanggup untuk melawan mereka semua.
"Mau mati juga kalian semua hah?" Tanya Raden kepada anak-anak perempuan di kelas ini.
"Woy cewek keluar semua!"
"Beraninya sama cewek banci lo!" Dia mulai menyerang Raden lagi tanpa ampun, bahkan untuk melindungi dirinya Raden melempar bangku, kursi dan brang apapun yang ada di dekatnya.
"Sial!"
Brakkk
Raden berhasil di tendang tepat di dadanya, rasanya sangat sakit sekali, dadanya terasa panas seperti terbakar, tapi mereka tidak pernah berhenti melawan Raden yang sudah mulai tak berdaya.
"STOPP!!!"
"WOY WOY WOY MASA KALAH SAMA SATU ORANG, AH CUPU!" teriak salah satu cowok dari kelas sebelah, tepatnya anak-anak kelas Keyala. Mereka para cowok-cowok malah ikutan menyerang Raden tanpa ampun, kelas ini sudah hancur lebur, dua kaca yang sudah pecah karena ulah mereka semua.
Keyala tidak bisa tinggal diam, dia berlari keluar untuk mencari guru supaya memisahkan mereka, tapi dia malah terjatuh karena menabrak seseorang yang berlari.
"Jangan panggil guru."
____________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
RADEN
Novela Juvenil❌NOT BxB❌ ❌NOT BL❌ Mereka itu HEBAT sekali, mereka bisa menyelamatkan ratusan bahkan ribuan nyawa orang lain. Tapi mereka belum tentu bisa menyelamatkan ku. Gak bisa bikin Deskripsi ges yok baja aja |Jangan lupa VOTE dan KOMEN ya kawan|