23

1.6K 71 1
                                    

"Key, proposal yang kemarin udah di ACC?" Keyala yang tengah mengerjakan tugas nya yang ketinggalan karena terlalu sibuk dengan organisasi.

"Yang mana?" Tanya Keyala.

"Ya ampun key! Jangan bilang Lo lupa lagi sama proposal yang seharusnya Lo kasih ke kepala sekolah buat di ACC?" Ucapnya.

Keyala yang baru teringat pun syok, dia benar-benar lupa dengan proposal itu, dan bahkan dia lupa dia simpan di mana proposal nya itu.

"Ma---maaf gue lupa," ucap Keyala dengan sedikit menunduk, dia merasa bersalah dengan kelalaiannya, Keyala menyalahkan dirinya sendiri karena bisa lupa dengan proposal se penting itu, dan bahkan bisa mengancam ke angkatannya sekarang jika proposal itu hilang atau bahkan telat di ACC.

"KETERLALUAN BANGET SIH LO KEY! LO ITU UDAH JADI KETUA OSIS SEHARUSNYA LO LEBIH TELITI DONG!"

"IYA KEY! LO KAN GAU SENDIRI SE PENTING APA PROPOSAL ITU BUAT ANGKATAN KITA!"

"Maaf tapi gue beneran lupa," ucap Keyala sedikit lirih.

"APA LUPA KATA LO? MAKANNYA KALO LAGI BANYAK KERJAAN JANGAN KEBANYAKAN MAIN!"

"Maksud lo?"ucap Keyala yang sedikit bingung dengan ucapan teman se organisasi nya ini.

"Eh gue tau ya kemarin lo jalan-jalan ke pantai sama si Raden, mana mesra-mesraan lagi."

"Hah? Gak salah? Key sekarang gue nanya sama lo, Lo sebenarnya niat gak sih jadi ketua OSIS hah? Di organisasi Lo buat peraturan kalo anggota OSIS gak boleh ada yang pacaran, sedangkan Lo malah asik pacaran! Keterlaluan banget sih Lo!"

"Gu----"

"Diem Lo! Gue bakalan laporin kelakuan Lo sama kepala sekolah!"

"Ci gue bisa jelasin kem----"

"Ikut gue, kita ke kantor kepala sekolah sekarang!" Ucap teman Keyala. Keyala hanya pasrah saja dia di seret ke kantor kepala sekolah, lagian ini juga salahnya jadi Keyala harus berani bertanggung jawab.

Di ruangan kepala sekolah, Keyala di interogasi. Di tengah-tengah interogasinya Keyala dan kepala sekolah langsung tercengang karena kedatangan tiga orang yang dua di antaranya adalah murid dan satunya lagi adalah guru.

"Ada apa pak?"

"Mereka berkelahi di kantin pak," ucap guru itu.

"Ah baiklah, kalian berdua duduk di sana," ucap kepala sekolah itu menunjuk kursi yang santai yang memang tersedia di sana.

Dan berakhirlah mereka bertiga di interogasi bersamaan, Raden yang merasa terpojokkan hanya   diam saja, Keyala yang tidak tau apa-apa malah ikut terserat karena dia yang menjabat sebagai ketua OSIS dan jangan lupakan satu orang lagi yang terlibat dia yang terus berbicara membela dirinya sendiri dan memojokkan Raden  seolah dia adalah korban yang sesungguhnya.

"LO SENDIRI YA ANJING! KAN GUE UDAH NGOMONG BAIK-BAIK SAMA LO TAPI LO MALAH NYOLOT TERUS MUKUL GUE!"

"TUTUP MULUT LO! JUSTRU LO SENDIRI YANG GEBRAK MEJA GUE!" Ucap Raden membela dirinya sendiri.

"STOP! Atau saya panggil orang tua kalian semua!"

"Panggil aja, orang tua saya pasti datang, kalo dia sih hhh," ucap orang itu sembari melirik Raden.

Bughhh

Tanpa aba-aba Raden memukul wajah orang yang ada di sampingnya sekarang, sudah cukup dia di hina dan di pojokan, jika sudah menyangkut orang tuanya atau keluarganya Raden sudah tidak bisa menahan emosinya lagi.

"BACOT LO ANJING!"

"RADEN!"

"Capek bapak berurusan sama kalian, Sekarang sebagai hukumannya, kalian keliling lapangan sebelum saya suruh berhenti, paham!"

"Termasuk kamu Keyala," ucap kepala sekolah itu kepada Keyala.
_______________

Sudah lima keliling mereka berlalu memutari lapangan sepak bola, dan itu cukup membuat mereka ngos ngosan, lari Keyala dan siswa tadi pun sudah sangat melemah bahkan seperti jalan biasa, tapi berbeda lagi dengan Raden yang terus berlari meskipun peluh telah membasahi tubuhnya.

Raden masih emosi karena tadi di ruang kepala sekolah orang yang mengajaknya bertengkar telah menyinggung kedua orang tuanya. Raden sangat tidak suka jika ada orang yang terus menyinggung mereka. Selama ini Raden telah berusaha melupakan mereka apalagi masa lalunya, jika kalian tau selama ini Raden telah merelakan separuh nyawanya hanya untuk melupakan mereka dari kehidupan Raden.

Mati Matian Raden menahan Air matanya sekuat tenaga supaya tidak terjun, dia tidak mau orang lain melihat dirinya sedih atau terlihat sangat menyedihkan, Raden benci ketika orang-orang menatapnya kasihan.

Keyala yang sudah tidak sanggup lagi hanya terduduk sembari mengatur nafasnya yang ngos-ngosan.

"Hah hah hah capek!"

"Tu orang beneran gila ya? Gak ada capek-capeknya, liatin aja kalo pingsan gue gak Sudi buat nolongin dia," Ucapnya.

"Gue juga gak Sudi dekat-dekat sama lo!" Ucap Keyala, dia melanjutkan berlarinya menyusul Raden.

"Raden stop dulu!" Ucap Keyala di samping Raden. Tapi sang empu tidak mendengarkan ucapan Keyala, dia hanya fokus dengan pikirannya sendiri.

"Raden gue bilang stop!" Keyala menarik tangan Raden, tapi dia kunjung berhenti.

Setelah putaran ke lima belas, langkah Raden mulai memelan bahkan sudah beberapa kali terjatuh tapi Raden berhasil bangkit lagi , bahunya bergetar, matanya yang terus mengeluarkan air mata.

"Stop!" Keyala menarik baju Raden, dan menahannya, tapi Raden malah menjatuhkan tubuhnya dan bersujud, tangannya yang terus memukul lantai dan tangan yang satunya lagi memegang dadanya.

"Raden bangun!" Keyala terus meminta Raden untuk mengangkat tubuhnya.

"Plis jangan kaya gini, bangun!" Ucap Keyala.

Namun bukannya bangun justru Raden terjatuh pingsan dengan hidung yang mengeluarkan darah. Keyala sangat panik Sekarang, dia tidak tau harus meminta tolong kepada siapa, tidak ada orang yang melintas di sini.

"Raden, plis jangan kaya gini, Raden bangun Raden. Tunggu di sini  entar gue balik lagi," Keyala berlari ke area gedung sekolah untuk meminta bantuan kepada tim UKS untuk membawa Raden ke UKS.

Sedangkan di lapangan, Raden yang sudah tidak sadarkan diri di biarkan tergelatak tak berdaya di tengah lapangan dengan panasnya sinar matahari.

Pak Ikmal yang usai mengajar di kelas pun langsung terkejut karena melihat seseorang tergeletak di tengah lapangan, langsung dia berlari menghampirinya.

"Astaga Raden!"

"Raden bangun kamu kenapa?" Pak Ikmal terus menepuk pipi Raden pelan berusaha membangunkannya, tapi usahanya sangat sia-sia karena Raden tidak kunjung membuka matanya.

Karena Raden yang tidak bangun juga, terpaksa pak Ikmal mengangkat tubuh Raden sendirian, untung saja tubuh Raden itu sangat kecil dan ringan sehingga pak Ikmal tidak keberatan ketika mengangkat tubuh Raden dan membawanya ke UKS.

Beruntung penjaga UKS sedang bertugas di sana, sehingga Raden segera di tangani.

"Pak tolong, tadi saya liat dia pingsan di tengah lapangan," ucap pak Ikmal setelah meletakan tubuh Raden di atas branka UKS.

Setelah memeriksa keadaannya dokter itu pun segera memasangkan masker oksigen dan infus di tangan Raden.






____________________________________

Rame yuk bisa

Sumpah ih aku kesel banget kan walnya si part tuh acak kan terus aku udah revisi secara manual, terus pas aku liat lagi hari ini part nya itu makin makin kacau ihhhh:(

Bahkan part nya pada ilang loh. Sampe aku kepikiran buat pindah lapak aja dan ini di unpublish aja.

Aku udah panik duluan, udah nangis duluan bahkan aku udah pindahin cerita ini. Tapi ternyata pas aku balik lagi ke lapak ini ternyata part nya udah normal lagi dong :(

Ah pengen nangis aja, bikin panik banget takut kalian kecewa banget karena pindah lapak tau.

Segitu aja cerita kepanikan ku gegara cerita ini.

Jangan lupa VOTE dan KOMEN ya

RADEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang