Raden meneteskan air matanya di hadapan si pemilik sekolah. Mereka hanya diam saling tatap tatapan.
Setelah lama dengan posisi saling tatap tatapan, si pemilik sekolah itu akhirnya menghempas wajah Raden dengan kasar, membuat semuanya yang menyaksikan itu terbelak kaget.
"Keluarkan dia dari sekolah ini sekarang juga!"
"Tap----" kepala sekolah yang ikut menyaksikan itu pun mencoba membela Raden.
"SAYA BILANG KELUAR DIA SEKARANG!!"
"Maaf pak, sebaiknya kita bicarakan ini secara baik-baik," ucap pak Ikmal.
"Keputusan saya sudah bulat, kalian harus mengeluarkan dia sekarang juga dari sekolah ini!"
"Iya pak keluarin aja dari sekolah ini, dia gak pantas sekolah di sini!" Teriak salah satu siswa di sekolah.
"Betul!"
"Dia ada di sini cuma menghancurkan sekolah kita!"
Siswa dan siswi semuanya saling bersorak meneriaki Raden.
Raden yang mendapatkan perlakuan seperti itupun hanya menundukkan kepalanya, berusaha sekuat tenaga supaya dia tidak menangis di hadapan mereka semua. Sekarang Raden memikirkan bagaimana masa depannya jika dia tidak bersekolah, Raden tidak mau menjadi gelandangan di luaran sana, mengamen di pasar? Atau bisa jadi Raden menjadi pemulung, Raden tidak bisa membayangkan itu semua.
"PERGI KAMU SEKARANG JUGA!" Teriaknya di hadapan Raden. Sedangkan Raden hanya menunduk semakin dalam, dia sangat takut sekarang, dan berharap siapapun bisa menolongnya sekarang. Membawanya jauh ke manapun asalkan pergi dari hadapan orang ini sekarang, jika itu malaikat maut pun sepertinya Raden siap untuk pergi bersamanya.
"Maaf," lirih Raden sangat pelan bahkan hanya orang yang ada di hadapannya sekarang yang bisa mendengar ucapan Raden barusan.
_____________Setelah keributan tadi di tengah lapangan kini Raden tengah terduduk di bangku kelas yang kosong, bahkan bukan hanya kelasnya saja yang kosong, tapi tatapan Raden pun terlihat sangat kosong seolah tidak ada gairah untuk hidup.
Sekarang dia tidak tau apa yang harus dia lakukan setelah apa yang terjadi pagi tadi, bagaimana jika dia benar-benar di keluarkan dari sekolah? Bagaimana dengan masa depannya, meskipun dia terlihat sangat liar dan nakal seperti ini, dia juga sangat memikirkan masa depannya.
Orang tua tidak ada, saudara tidak ada, dia benar-benar merasa hidup nya itu sebatang kara dan terjebak di tengah-tengah lautan keluarga Cemara.
Setelah lama merenung sendirian, hingga akhirnya ada seseorang yang membuka pintu kelas itu, sontak Raden pun mengalihkan pandangannya ke orang yang kini sudah membuka pintu kelas dengan sempurna bahkan dia berdiri di daun pintu.
Raden tersenyum manis ke arahnya, dia mencoba menutupi semua luka yang terus menghujamnya, dan berlaga seolah dia baik-baik saja. Bagaimana menurut kalian apa dia sudah cocok untuk memerankan salah satu sinetron.
"Ngapain ke sini?" Tanya Raden.
"Seharusnya gue nanya itu sama lo!" Ucap Keyala dengan nada yang sedikit tinggi.
"Ya gue di sini cuma mau nenangin diri gue aja, kalo Lo?" Tanya balik Raden.
"Gue mau bawa orang yang ada di hadapan gue ini ke neraka," ucap Keyala sembari mengeluarkan sebilah pisau yang dia sembunyikan di balik seragamnya.
"Dengan senang hati," ucap Raden dengan memberikan senyuman manis nya.
"Mau mulai dari mana dulu? Dari tangan? Leher? Nusuk jantung gue? Perut gue? Mau congkel mata gue terus Lo jual biar Lo tambah kaya? Mau potong jar-----"
![](https://img.wattpad.com/cover/343263828-288-k749376.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RADEN
Teen Fiction❌NOT BxB❌ ❌NOT BL❌ Mereka itu HEBAT sekali, mereka bisa menyelamatkan ratusan bahkan ribuan nyawa orang lain. Tapi mereka belum tentu bisa menyelamatkan ku. Gak bisa bikin Deskripsi ges yok baja aja |Jangan lupa VOTE dan KOMEN ya kawan|