29

1.4K 57 0
                                    

"Plis lah Raden Lo tuh ya!"

"Apa? Apa? Hah? Ya wajar lah kalo cowok ngerokok."

"Ya tapi gak di sekolah juga anjir, Lo tuh ya nambah nambah tugas gue tau gak!"

"Bodo amat."

"Nyesel gue kemarin gak gue tinggal aja di pantai, biar kesapu sama ombak terus di makan sama makhluk di laut."

"Berisik tau gak! Udah sana lo patroli lagi ke tempat lain, noh di taman belakang banyak yang bolos," ucap Raden.

"Gak, Lo harus di hukum tau gak!" Keyala menarik tangan Raden, tapi segera Raden tepis membuat Keyala marah.

"Gak! Lo gak ada hak buat hukum gue karena itu bukan tugas Lo! Yang berhak hukum gue itu pak Ikmal!"

"Ya sudah, saya akan menghukum kamu." Raden dan Keyala tersentak ketika mendengar suara pak Ikmal yang entah sejak kapan beliau ada di sana mendengarkan percakapan mereka.

"Aduh aduh aduh Ila tolongin ini kepala gue keleyengan," ucap Raden berpura-pura sakit kepala.

"Ogah," Keyala menolak tangan Raden yang akan memegang nya.

"Gak usah banyak alasan, cepat turun ke bawah!" Ucap pak Ikmal. Setelah itu dia pergi lebih dulu meninggalkan mereka berdua.

"Fisik lagi," Raden menghela nafasnya, setelah itu dia mengikuti langkah pak Ikmal.

Setelah di bawah ternyata pak Ikmal tidak membawanya ke lapangan sepak bola untuk di berikan hukuman lari keliling lapangan seperti biasanya. Melainkan ke kolam berenang yang memang di sekolah ini di sediakan kolam renang.

"Setelah saya liat nilai olahraga kamu bagus semua tapi kamu sangat payah sekali soal berenang, nilai kamu di materi berenang selalu rendah dan di bawah KKM."

"Dan saya mau nilai olahraga kamu sempurna semua. dengan itu, mulai sekarang setiap kamu melakukan kesalahan hukuman kamu bukan lari lagi, melainkan berenang."

Raden hanya diam saja menatap air kolam renang yang tenang itu, ya Raden akui dia sangat pandai dalam materi olahraga yang lainnya tapi dia sangat payah dalam bidang berenang.

Karena dulu Raden pernah tenggelam di kolam berenang yang kedalamannya mencapai lima meter. Dan saat itu juga Raden sangat trauma dengan kolam renang, dia takut kejadian itu terulang kembali.

Ketika ada praktek berenang pun Raden selalu memisahkan diri di kolam yang sedikit lebih rendah, ya mesipun Raden sering di ejek karena memisahkan diri.

"Ganti bajumu, saya tunggu di sini," ucap pak Ikmal.

Raden hanya menuruti saja, dia pergi ke ruang ganti untuk mengganti pakaiannya.

Sedangkan pak Ikmal masih diam di tempat menatap air kolam, sebenarnya bukan itu alasan utama pak Ikmal memberikan hukuman yang lain dari murid yang lainnya.

"Semoga dengan ini, saya bisa membantu menjaga kesehatan kamu."

"Pak," Raden sudah kembali dengan pakaian yang berbeda.

"Masuk ke kolam ini," ucap pak Ikmal menunjuk kolam di hadapannya.

"Di sana aja pak, di sana airnya agak hangat," elak Raden.

"Tidak, di sini," ucap pak Ikmal.

Dengan Ragu, Raden mulai memasukan kakinya ke air kolam, dia diam sebentar sembari menatap air kolamnya.

"Air, plis jangan makan badan mungil gue ya."

"Anjir mana dalem banget lagi, gak sanggup gue."

"Makkk tolong makkk."

"Masuk cepat!" Ucap pak Ikmal.

"I---iya"

Byurrr
___________

"Permisi dokter ada pasien yang harus anda tangani."

"Siapa?" Dokter itu memalingkan wajahnya menatap suster yang barusan masuk.

"Siswa SMA, dia ke sini di bawa oleh guru dan rekannya."

Sebagai dokter yang sangat profesional dan di hormati di rumah sakit ini, dia bergegas untuk menangani pasiennya.

Affaranda Rakyan Dwilingga. Dokter yang sangat tampan rupawan, badannya yang gagah, dan juga tinggi. Semua wanita muda sampai  yang tua jika melihatnya pasti sangat terpincut. Selain mempunyai badan yang sempurna dia juga sangat pintar terutama di bidangnya yaitu sebagai dokter.

Tapi sayangnya mereka tidak bisa memiliki seorang Affaranda Rakyan Dwilingga karena dia Saudah berumah tangga dan mempunyai dua anak laki-laki. Yang pertama sudah berkuliah dan yang ke dua masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Dan jangan lupakan sang istri tercinta,  yang sama-sama berprofesi sebagai dokter, tapi karena larangan dari Affan supaya istrinya tidak bekerja lagi.

Kenapa bisa begitu? Ya karena rumah sakit ini milik affandra, jadi selain dia bekerja sebagai dokter dia juga pengusaha di segala macam bidang, itu makannya dia sekarang sudah menjadi miliarder bahkan siapa yang tidak kenal dengan Affandra.

Setelah menangani pasien, Affandra memutuskan untuk pulang saja karena dia sudah punya janji dengan anak-anak nya jika hari ini mereka akan pulang ke kampung halamannya dan mengurus bisnis yang ada di sana.

"Ayah udah pulang!"

"Jangan teriak yah, anak-anak belum pulang."

"Loh kan ayah sudah memperingati mereka buat pulang lebih awal kan? Kenapa mereka belum pulang juga?"

"Mungkin mereka masih sama temen-temen nya."

"Hah ya sudah kita tunggu mereka sampai pulang, setelah itu kita langsung berangkat."

"Jangan ngegampangin deh yah, emang beres-beres barang kalian tuh gampang apah?"

"Tuh liat barang ayah aja lima koper, bunda tujuh koper, di Abang lima koper, si Adek tuh lebih banyak nyampe sepuluh koper, belum lagi nanti kalo dia pulang pasti masuk masukin barangnya lagi yang belum bunda masukin."

"Hahaha sabarin aja bund, namanya juga anak-anak." Affandra mengelus puncak kepala sang istri.

"Ayah, kamu serius mau kembali lagi ke rumah itu?" Tanya sang istri serius.

"Ya, ayah udah yakin seratus persen bahkan ayah sudah mempersiapkan apapun yang akan terjadi nanti."

"Makasih mas," sang istri tersenyum menatap sang suami.

"Sama-sama sayang, udah sana lanjutin beres-beres nya, aku mau ngop---"

"Kopi terus, bantuan kenapa mas, kamu yang ngajak pindah kok aku yang repot."

"Ahahaha iya iya sayang aku bantuin ya."

"Mas, anak-anak kan udah mulai pada besar, mereka juga udah sibuk sama urusan mereka masing-masing, aku jadi makin kesepian mas."

"Apa nih? Kode keras nih ceritanya?"

"Aku pengen ngadopsi anak boleh mas?" Ucap sang istri. Sedangkan Affandra hanya tersenyum saja, biarlah nanti dia mengambil keputusan setelah sang istri merajuk nya. Bukan tega memperlakukan sang istri seperti itu tapi untuk mengadopsi anak bukanlah hal yang gampang bukan.






____________________________________

TEROBOS AJALAH TERLANJUR UDAH PART SEGINI GAK SIH.

RADEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang