8

2.3K 93 0
                                    

Keesokan hari nya, Raden tidak berangkat sekolah karena dia tau hari ini para guru akan rapat jadi percuma saja dia berangkat sekolah toh kalo cuma ngelamun saja terus jam sembilan pun sudah pulang.

Hari ini Raden hanya asik rebahan di kasurnya, dia berniat hari ini untuk tidak beraktivitas, kebetulan juga tadi bangun tidur tiba-tiba dia merasa kurang enak badan, dada nya pun terasa panas seperti terbakar.

"Gak kebayang kalo gue punya keluarga, pasti rame banget, ada sosok ayah yang bisa gue ajak main, ada bunda yang suka masakin makanan lezat setiap hari, terus hidup dengan harmonis."

"Ah ya Abang, gue perlu sosok Abang yang bisa gue jadiin bahan kejahilan gue  setiap harinya, marah-marah karena gue terus jailin dia, terus dia ngadu sama Bunda tapi bunda malah bela gue hahaha lucu banget."

"Emm... Ayah bunda makasih ya udah kasih kesempatan buat Raden  hidup di dunia ini dan ngerasain gimana kejamnya dunia luar, mungkin tanpa kalian Raden gak ada kan? Kalian tenang saja Raden di sini baik-baik saja kok, sekolah Raden juga lancar ya meskipun sering bolos dan bikin masalah heheh, entar kalian di sana jangan marah ya soalnya di sini Raden kesepian gak ada temen jadi Raden cari perhatian di sekolah ya menghibur diri mungkin."

"Ayah uang Raden udah abis tau, mana gajian masih lama lagi, kayaknya Raden  mau kerja paruh waktu lagi deh buat nabung, tapi gak sekarang soalnya Raden lagi gak enak badan, dada Raden juga dari tadi panas banget kaya di bakar."

raden terus berkhayal seolah dia sedang bercerita di hadapan keluarganya, ya memang hampir setiap hari dia sering melamun dan menghayal seperti ini di kamarnya, kalo di luar sih Raden belum pernah yang ada entar dia di sangka gila lagi kan gak masuk akal ya orang se ganteng Raden  di sebut gila.Raden pernah sesekali berfikir jika dia di bawa ke psikolog mungkin mereka langsung memvonis Raden itu Depresi berat, menyerempet ke gila, mungkin.

"Ah lama-lama gue beneran stres kalo gini terus," Raden menghirup nafasnya dan membuangnya perlahan.

"Okey Raden, lo harus bisa, lo harus bisa lupain mereka, gak gak gak, lo gak boleh seperti ini terus okey, lo harus cari kesibukan biar otak lo gak halu berlebihan kaya gini terus,"  ucap Raden kepada dirinya sendiri.

Setelah itu Raden langsung mengambil jaketnya dan menyambar kunci motor yang selalu dia gunakan kemanapun Raden pergi.

Kali ini mungkin Raden akan mencari pekerjaan yang lain selain jadi pelayan cafe.

Sudah dua jam Raden terus berputar-putar ke sana sini mencari lowongan pekerjaan, tapi sama sekali belum menemukan lowongan pekerjaan yang pantas untuknya, sebenarnya Raden sudah banyak sekali menemukan lowongan pekerjaan tapi itu di perusahaan-perusahaan seperti itu, kesal tentu saja dia kesal.

"Gini amat ya hidup gue," dumel Raden di dalam helm full face nya.

Tak lama dari itu, Raden malah melihat sekumpulan anak-anak remaja di pinggir jalan sembari bersorak ria, karena penasaran Raden pun mendekat supaya lebih jelas apa yang sedang mereka lakukan di tengah malam seperti ini.

Mata Raden hampir saja keluar ketika mengetahui apa yang membuat mereka bersorak seperti itu, ah rupanya mereka sedang balap liar dan yang menang di beri yang cas. Raden jadi tertarik untuk mencobanya, dia celingak-celinguk di mana panitianya? Raden ingin daftar sekarang.

"Di mana ya kok gak ada?" Ucap Raden.

"Arik!"

"Bangsat!!" Raden melonjak kaget saat ada seseorang yang entah siapa memukul pundaknya lumayan kasar.

"Eh sorry sorry gue kita lo temen kita yang mau balapan," ucapnya.

"Iya Sans aja, oh iya btw panitianya di mana? Gue juga mau ikutan balapan juga dong," tanya Raden.

"Hah? Lo mau ikutan balapan?"

"Iya kenapa emangnya? Lo panitianya ya?"

"Panitia? Woy ini tuh balapan liar bukan balapan legal jadi gak ada panitia-panitiaan yang ada kita geng gengan, tuh Lo liat di sebelah kanan mereka semua pake jeket hijau, dan nih liat jaket gue warna hitam sama kek yang kumpul di sebelah kiri, malam ini kita lagi taruhan tapi yang mau balapan dari sebelah kita belum datang juga," ucap orang itu menjelaskan semua yang terjadi, Raden hanya mengangguk saja toh dia baru pertamakali ikutan yang seperti ini dan sepertinya menarik.

"Gimana kalo di ganti sama gue?"

"Serius? Emang bisa?"

"Bisa lah kalo soal kebut-kebutan mah," ucap Raden santai.

"Ini bukan soal kebut-kebutan aja dodol, ini juga menyangkut harga diri kita semua kalo lo kalah mau di taro di mana muka kita, dan satu lagi asal lo tau kalo geng motor mereka itu licik banget."

" Gue bisa ngalahin mereka."

"Serius?"

"Dua rius, kalo lo ijinin gue ikutan balap liar ngewakilin geng kalian gue janji bakalan menang," ucap Raden.

"Ya udah kalo lo yakin, kita juga gak ada pilihan lain dari pada mundur entar mereka semakin berkuasa, entar kalo Lo menang uang taruhannya buat Lo semua," orang itu merangkul pundak Raden, sumpah demi apapun Raden sedikit canggung karena dia baru pertama kali di rangkul seperti ini sama orang yang baru di kenal nya.

"Oh ya kenalin nama gue Putra."

"Raden."

"Ya udah yuk kita ke sana."

Raden dan putra berjalan ke arah gerombolan itu, dari geng sebelah mereka nampak kaget karena mereka baru melihat orang yang katanya akan menjadi lawan main mereka, begitupun dari pikah putra yang sama kagetnya, bahkan mereka tidak tau dia siapa tiba-tiba saja putra bilang kalo 'RADEN' akan balapan melawan geng sebelah.

"Yakin dia bisa?" Tanya teman putra.

"Kita liat aja, lagian gue juga udah gak ada pilihan lain lagi, si Arik gak bisa ke sini."

"Sesuai perjanjian kita dari awal, kalo menang gue bakalan minggat dari wilayah ini dan gue juga bakalan nambahin uang taruhan kita menjadi dua kali lipat, ingat kalo gue kalah , dan kalo lo yang kalah, lo bubarin geng lo ini," ucap orang itu sembari menunjuk ke arah Raden yang tingginya hanya se pundak, jadi sekarang Raden bicara sama dia harus tonggak.

"Deal," Raden mengambil tangan orang itu yang masih menunjuk ke arah Raden untuk bersalaman.






____________________________________

Haii gaysss

Maaf banget gak bisa nulis lebih panjang karena tangan ku sakit karena kejepit motor :(

Bukan Labay tapi ya gimana ya ini masalahnya kejepit antara stang motor sama tembok, dan itu kenceng banget sampe si jari-jari gak bisa gerak sama sekali, huh sed banget mana Minggu depan US eh malah terkena musibah kek gini.

Jadi kalo ada yang typo berlebihan maaf banget karena aku nulis pake satu tangan

See you

RADEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang