10

2.4K 92 2
                                    

"Apa lo liat liat," ucap Raden.

Arik yang hanya diam di hadapan Raden dengan tangan yang terkepal. Bagaimana tidak kesal, Putra tadi menamparnya dengan keras karena termakan omongan Raden.

"Den, udah Lo jangan coba-coba bangunin macan yang lagi tidur, entar dia ngamuk mata lo ilang satu," ucap Putra.

"Serah."

Brakk

Arik bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja setelah menggebrak meja yang ada di hadapannya, mereka semua tentu saja sangat kaget dengan gerakan tiba-tiba Arik, padahal lagi hening-heningnya.

"Tuh kan apa gue bilang," putra sedikit menyentil jidat Raden yang di lapisi kain.

"Bodo amat," Raden tidak peduli, toh dia bukan siapa-siapa, dan lagian juga kenapa mereka membawanya ke sini.

"Anterin gue pulang," Raden bangkit dari duduknya dengan cemilan yang masih ada di tangannya.

"Udah malem nginep aja Napa sih repot banget jadi manusia," ucap salah satu anggotanya.

Srakkk

Raden melemparkan cemilan di tangannya ke wajah orang yang tadi bicara.

"Nginep mata lo! Gue udah dua hari gak sekolah bangsat!" Raden memegang pinggangnya.

"Ya udah sana pulang sendiri."

"Dalam kamus gue itu ngilangin nyawa orang boleh, ngebunuh jangan," ucap Raden dengan posisi tangan seperti orang yang akan mencekik dua.

"Eh eh bangsat menjauh lo!"

"Gue udah lama belum ngilangin nyawa orang oy, tangan gue udah getel,"

"HUAAAA ARIKKKKK GUE MAU DI BUNUH, SAMA ANAK BAGONG!!" Orang itu langsung ngibrit keluar dari markas.

"Gue di lawan gitu hahaha." Tawa Raden langsung terhenti ketika Arik kembali dan menarik tangan Raden.

"Eh bangsat ngapain tarik-tarik gue sih!"

"Naik, gue anterin!" Tanpa basa basi Arik naik ke atas motornya.

Setelah sampai di kostannya Raden langsung membawa Arik masuk ke dalam.

"Mau minum apa?"

"Jus."

"Jus apaan?"

"Jambu "

"Gak ada."

"Alpukat."

"Kosong."

"Jeruk."

"Gak ada."

"Stroberi."

"Gak ada Arik."

"Sirsak."

"Buah sirsak tetangga belum mateng."

"Kopi?"

"Gue gak doyan kopi."

"Terus adanya apa?" Arik menatap Raden dengan kesal.

"Air putih."

"Minjem granat ke pak RT."

"Cak'ep," Raden menunjukan jempolnya tepat di wajah Arik.

"Sini Lo!" Arik bangkit dari duduknya.

"Ehehehe ampun ampun ampun suhu."

"Cepetan!"

"Apaan?"

"Males," Atar melangkahkan kakinya akan keluar dari rumah ini karena Arik sudah cukup di buat kesal olehnya.

"Eh eh eh jangan pergi dulu, iya iya gue ambilin air, tapi air comberan ya, yang ada cuma itu doang."

Arik yang terkejutpun hampir menampar Raden, tapi niatnya urung ketika Raden bersimpuh di bawah sembari memegang kepalanya erat.

"Iya iya ampun ampun gue cuma bercanda."

Tanpa berbicara Arik duduk kembali di kursi, sedangkan Raden berjalan ke arah dapur, tak lama kemudian Raden kembali lagi dengan segelas air putih yang langsung di serahkan kepada Arik.

"Btw gue mau nanya boleh?"

"Hemm.."

"Lo bener ketua tuh geng motor?"

Arik yang di tanya seperti itu pun hanya menatap tajam wajah Raden.

"Ya."

"Masa? Kok gue gak percaya ya, orang modelan kaya lo bisa jadi ketua geng motor? Gak yakin gue lo bisa bela diri," Raden melipatkan tangannya di depan dada.

"Serah."

"Tuh kan, mana jutek banget lagi, heh wahai lelaki jelek, Lo gak liat di depan Lo ini ada cowok ganteng, senyumin dikit Napa sih?"

"Senyuman gue mahal."

"Dih najis banget."

"Udah sonoh pulang lo, waktu berkunjung lo udah abis."

"Gue mau nginep."

Raden yang kaget dengan ucapan Arik barusan langsung berdiri.

"Apa kata lo? NGINEP? Heh lo pikir rumah gue hotel apa? Kalo mau nginep sana si tempat lain jangan di rumah gue, gue sibuk," ucap Raden.

Arik tidak mendengarkan ucapan Raden barusan, di masih tetap duduk di kursi itu sembari memainkan hp nya, jengkel sekali.

"Heh pulang gak Lo?!!"

"Gak."

"Pulang."

"Gak."

"Pulang Arik noh emak lo nyariin lo di rumah kagak kasian apa?"

"Gak."

"Anak durhaka, di kutuk jadi monyet gue sukurin lo!"

"Gak peduli."

"TERSERAH! Tapi kalo Lo mau nginep di sini, Lo harus bayar satu jam satu juta gimana deal?" Raden mengulurkan tangannya di hadapan Arik, tapi saat Arik akan membalas uluran tangan Raden tiba tiba dia menarik kembali tangannya.

"Oh ya hampir lupa, kalo soal tidur lo gak usah khawatir, lo tidur di kursi ini aja. Nanti malem gue juga mau kerja jadi selama gue gak ada lo gak boleh gerak sedikit pun dari kursi ini, itu artinya lo gak boleh kepoin kostan gue, lo gak boleh nyentuh barang atau apapun itu yang ada di rumah ini, dannn yang paling penting juga lo gak boleh makan makanan gue yang ada di dapur, kalo lapar tungguin gue sampe pulang gimana?" Raden kembali mengulurkan tangannya.

"Bawel  banget," ucap dingin Arik sembari membalas uluran tangan Raden.

"Deal." Ucap keduanya bersamaan.

"Asek bisa kaya mendadak nih gue."

____________________________________

Hai gaysss aku kembali lagi setelah seminggu menyelesaikan US aku.

Alhamdulillah banget udah selesai dan sekarang lagi nunggu kelulusan dari sekolah SMA aku, sumpah takut banget nungguin kelulusannya.

Oh ya btw kan aku udah hampir keluar dari sekolah, dan aku akan memilih kerja, jadi mohon maaf sebesar-besarnya sama kalian kalo misalnya nanti aku jadi jarang banget UP. Doa in juga biar aku bisa dapet pekerjaan secepatnya ya paling nggak buat bekal lebaran nanti ya.

Byby kalian jangan pada kabur ya aku pasti Up tapi gak bakalan konsisten.

Jangan lupa VOTE dan KOMEN

RADEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang