13

2K 83 0
                                    

"Rik, sebelah ngajak tawuran lagi," ucap putra kepada Arik.

"Masalah apa?"

"Gue juga gak tau tapi tadi pagi salah satu dari mereka menghadang  gue di jalan, terus dia bilang kalo dia mau nantang kita tawuran."

"Kapan?" Tanya Arik.

"Nanti malam jam sebelas tempatnya di lapangan *******."

"Tanya sama anak-anak."

"Gue yakin mereka sih ayo-ayo aja asal ada lo."

"Okey."

"Ya udah kalo lo terima tantangannya gue mau kasih kabar sama anak-anak biar mereka pada siap-siap dulu."
___________

"MAKSUD LO APA?!"

"Maaf bos abisnya gue kesel karena balapan kemaren dia di ganti sama orang lain."

"GUE! GUE DI SINI SEBAGAI BOS LO ANJING! DAN YANG BERHAK NENTUIN APAPUN ITU GUE! SADAR DIRI LO BANGSAT!"

"Maaf bos tapi gue cuma mau membela geng kita, kit-----"

"Membela? Kata Lo membela? Eh dengerin ya, Lo nantangin mereka sama aja kita nyerahin diri kita ke mereka bangsat!"

"Geng kita gak selemah itu! Yang lemah itu pemimpinnya, lo itu pemimpin yang gak becus Vin! Kita selalu kalah karena lo! Karena lo gak bisa mikirin strategi yang bagus buat ngalahin mereka!"

Bughh

"Ngomong sekali lagi Lo!"

"Ap--"

"Anjing!"

Cilvin mulai kehilangan kendalinya, dia terus memukuli orang yang ada di hadapannya tanpa ampun, teman-temannya pun tidak ada yang berani memisahkan mereka karena jika di pisahkan maka Cilvin akan menjadikan orang itu sebagai korban selanjutnya.

"Bangun Lo!"

"Cih! Dasar anjing, liat aja apa yang akan gue lakuin sama lo Vin, karena gue udah punya rahasia besar yang selama ini Lo umpetin dari kita."

"Mau ngomong lagi hah?!" Cilvin menarik kerah baju anak itu.

"Gue keluar dari geng ini," ucap orang itu sembari menepis tangan Cilvin. Dia juga melepas jaketnya, melempar jaket yang selama ini dia bangga banggakan ke kobaran api.

"Lo akan menyesal karena udah keluar dari gang gue bangsat!"

"Semoga lo juga gak menyesal," lirihnya pelan, setelah itu dia pergi dari sana meninggalkan tempat yang selama ini menjadi rumah ke dua baginya.

"Bos jadi gimana?"

"Gak ada pilihan lain, kita terima tantangan mereka."
_____________

"Astaga!"

"Tolong."

"Sini gue bantu," Keyala membantu orang itu pelan-pelan untuk duduk tapi tubuh orang itu malah oleng, untung saja Keyala berhasil menangkap kepala dia, jika tidak mungkin kepalanya akan bocor karena tertancap paku.

"Hey bangun."

"Raden, Lo denger gue kan? Raden, Raden bangun!" Keyala terus mengguncangkan tubuh Raden berharap dia akan segera bangun, tapi nihil Raden masih memejamkan matanya.

Keyala sangat syok sekali ketika mengetahui ternyata orang yang dia kira mayat itu ternyata Raden, di biang onar di sekolah, tapi kenapa bisa Raden ada di tumpukan kayu bekas itu? Siapa yang tega melakukan ini semua.

"Plis bertahan sebentar okey," dengan tangan yang bergetar Keyala mengambil benda pipih di tasnya setelah itu dia menghubungi temannya supaya segera membawa tandu untuk membawa Raden ke UKS terlebih dahulu.

RADEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang