21

1.9K 70 0
                                    

"KAMU INI BARU KEMARIN MASALAH SELESAI, SEKARANG UDAH BUAT MASALAH LAGI, MAU KAMU ITU APA SIH HAH?!"

"Mau makan pak, laper!" Teriak Raden dari tengah lapangan, Yap di pagi hari sekali Raden sudah di hukum berjemur di lapangan karena dia ketahuan membolos di toilet.

"DIAM KAMU DI SANA SEBELUM BEL ISTIRAHAT BUNYI!"

Tanpa menjawab Raden mengacungkan jempolnya, terlalu malas untuk seorang Raden meladeni guru yang ya menurutnya sangat caper dan bahkan genit kepada guru wanita yang cantik.
__________

"Raden kita mau kemana sih?"

"Gue mau ajak Lo ke pantai," ucap Raden sedikit berteriak karena sedang mengendarai motor.

"Lo bawa duit gak?"

"Ya bawa lah, kan sekarang gue udah kerja, udah belajar dewasa ya walaupun sebelum waktunya sih hehehe," ucap Raden sembari tersenyum. Tidak tahukan Raden jika ucapannya barusan membuat Keyala terdiam, dia merasa jika pertanyaannya itu salah. sehingga Keyala sadar jika pertanyaannya barusan sedikit menyinggung perasaan Raden.

"Bentar lagi sampe key," ucap Raden.

Keyala melepaskan pegangannya di pinggang Raden, dia menatap ke atas langit  yang berwarna jingga itu. Keyala bersyukur karena hari ini cuaca sangat cerah dan sangat cantik.

"Raden."

"Hah?"

"Kenapa harus ke pantai, di sini aja langitnya bagus banget," ucap Keyala.

"Ya karena gue kangen seseorang, gue pengen ke sana tapi gak ada temen makannya gue ajak Lo," ucap Raden.

"Yeh Dugong Lo!" Keyala memukul pelan helm yang Raden gunakan.

Setelah sampai di pantai, mereka berdua berjalan-jalan santai dulu di pinggiran pantai membiarkan kaki mereka basah karena terhempas air ombak.

"Ila kita duduk dulu," Raden menarik tangan Keyala ke tempat yang sedikit tinggi.

"Ila, ayah Lo sekarang di mana?" Tanya Raden kepada Keyala yang kini duduk di samping Raden.

"Sekarang ayah di Aceh," ucap Keyala.

"Kapan pulangnya?"

"Lo kaya yang gak tau aja, ayah gue kan Abdi negara."

"Kalo gue pengen kaya ayah Lo, kira-kira bisa gak?" Raden melirik Keyala sesaat.

"Menurut gue Lo gak bisa deh Den," ucap Keyala dengan sedikit meledeknya.

"Kenapa?"

"Gak pernah sadar diri, mana ada pengabdi negara yang badannya kurus kerempeng kaya gini, sekali sentil aja langsung copot tuh kepala," ucap Keyala sedikit terkekeh.

"Kalo badan gue besar entar  ketampanan gue mengurang."

"Dih pede banget Lo jadi manusia," ucap Keyala. Dia melirik wajah Raden dari samping, ya Keyala akui Raden itu sangat tampan dan sempurna, tapi sayang ketampanannya terhalang oleh kain yang di ikat di kepala, terus di bagian dagunya ada bekas jahitan. Keyala tidak tau apa yang terjadi selama ini tapi dia tau betul dari kecil Raden itu sangat tampan, dan putih sekali, mengalahkan keputihan kulitnya.

"Raden," panggil Keyala. Dan hanya di balas dengan deheman oleh si empu.

"apa yang akan Lo lakuin jika orang yang Lo rindukan sekarang berdiri di hadapan Lo?"

"Pertanyaan yang sangat sulit Ila."

"Kenapa?"

"Karena gue juga bingung dan gak tau apa yang bakal gue lakuin jika gue ketemu sama mereka, terlalu banyak hal yang mau gue lakuin sama mereka," ucap Raden.

"Se-kangen itu?"

"Ya, Lo tau sendiri dari kecil gue udah di tinggal sama mereka, gue hidup sebatang kara, gue belum bisa bikin mereka bangga, gue belum bisa bikin mereka tersenyum tapi mereka udah gak ada di dekat gue, gue merasa gak berguna banget, di tambah Sekarang gue gak punya teman serasa Sampah beneran gue," Raden menundukkan kepalanya.

"jangan pernah merasa tidak berguna dan menganggap Lo sebagai sampah, sebab tuhan tidak mungkin menciptakan sampah." Ucap Keyala.

"Makasih," ucap Raden menatap wajah Keyala.

"Jangan makasih sama gue, karena gue saudara lo." Keyala menatap balik mata Raden.

"Lo sebenarnya ada dua ya?"

"Ngaco Lo!"

"Ya lo ada dua, di depan semua orang Lo anggun, wajah Lo cantik banget sampe gue terpesona. kok di depan gue Lo galak terus muka Lo kaya gorila hahaha," Raden bangkit dan berlari meninggalkan Keyala yang sedang marah.

"GUE DOAIN LO DUGONG DI MAKAN HIU!" Keyala ikut bangkit dan mengejar Raden.

"Nih buat Lo!" Raden memberikan kembang api kepada Keyala.

"Buat apa?"

"Pegang dulu!" Raden memaksa Keyala untuk memegang kembang api. Setelah itu Raden menyalakan kembang api yang di pegang oleh Keyala terus dia menyalakan kembang api miliknya.

Di temani oleh senja di sore hari ini, mereka tertawa melepaskan semua beban pikiran mereka masing-masing. Tanpa melupakan momen yang sangat indah ini Keyala sengaja menyimpan hp nya dengan kamera yang menyala.

"Ila ngapain sih?" Tanya Raden ketika menyadari hp Keyala menyala.

"Ih biarin lah, buat kenang-kenangan."

"Tapi lo jangan pernah posting video ini ya," Raden menunjuk Keyala yang ada di depannya.

"Iya, si anti sosmed!" Ucap Keyala dengan sedikit menjulurkan lidahnya.

"Ih! Awas ya Lo!" Raden mengejar Keyala yang mulai menjauh dari hadapannya.







____________________________________

Hanya mampu segini ges

Tunggu part selanjutnya ya

Jangan lupa VOTE dan KOMEN yang banyak

RADEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang