56

1.2K 65 0
                                    


Setelah kejadian di kamar mandi tadi, kini Raden tengah duduk di kursi kamar, bersama seorang dokter yang masih mengobati lukanya di bagian belakang kepala.

Sepertinya dia masih mempunyai hati nurani karena setelah di lukai Raden juga di obati tidak seperti penculik kemarin yang hanya memukuli Raden saja tidak memberi makan ataupun mengobati lukanya.

"Dia kemana?"

"Tuan sedang keluar, jadi manfaat kan waktu ini buat kamu Istirahat ya, luka di kepala kamu lumayan parah," ucap dokter itu dengan memberikan senyuman kepada Raden.

"Dia sebenernya orang jahat atau orang baik sih?" Tanya Raden.

"Tuan itu orangnya tempramen, apalagi setelah anaknya meninggal dia sudah seperti orang yang depresi tapi sebenernya dia orangnya kasihan kepada siapapun."

"Jadi dia gak bakalan bunuh gue kan?" Tanya Raden dengan raut wajah pasrah.

"Semoga saja tidak."

"Gue boleh minta sesuatu lagi gak?"

"Apa?"

"B---bo boleh gak Lo cek kondisi jantung gue? Gak tau kenapa sakitnya makin hari makin sakit banget," ucap Raden ragu.

"Kamu?"

"Jangan kasih tau dia, plis gue mohon ya, ini rahasia kita berdua okey," ucap Raden.

"Ya sudah berbaring lah," ucap dokter itu.

Raden langsung berjalan ke arah kasurnya dan menidurkan tubuhnya di atas kasur, sementara dokter itu duduk di pinggir kasur dan langsung memeriksa kondisi jantung Raden.

"Detak jantungnya tidak normal, lebih baik kamu istirahat dulu nanti saya kasih resep obat," ucap dokter itu kepada Raden dan hanya di angguki oleh Raden.

"Makasih, dan jangan kasih tau dia."

"Saya paham."

Setelah kepergian dokter itu kini Raden sendirian di dalam kamar, dia menatap sekeliling kamar ini yang tidak ada jendela sama sekali, dinding nya ini full dengan tembok, pintu kamarnya pun di kunci menggunakan kunci pintar jadi sangat susah untuk Raden kabur dari kamar ini.

"Bunda, Raden berharap semoga sebelum Raden pergi Raden bisa liat wajah cantik bunda dulu ya."

"Raden udah lama gak liat wajah bunda, Raden kangen. Apa di sana bunda masih ingat Raden?"

"Kalo enggak, nanti Raden aja yang ke rumah bunda ya, biar bunda gak susah cari Raden."

"Raden pengen nyobain masakan bunda tau, Raden belum pernah nyobain masakan bunda pasti enak banget ya bund?"

"Kakak sama Abang mah enak tiap hari di masakin sama bunda terus, liat wajah bunda terus, main bersama ketawa bersama kaya dulu, semoga aja suatu saat nanti Raden bisa liat wajah bunda lagi ya bund, kalo gak di dunia nanti di akhirat pun Raden bakalan tungguin bunda."
___________

"Opa?" Qila menyapa sang mertua yang baru datang, Opa bilang dia akan menginap di rumah Affan untuk beberapa hari karena ingin menemui cucu-cucu nya.

Walaupun sebenernya hati Qila merasa sakit ketika dia mengingat bagaimana dulu Opa membentaknya habis habisan karena mengandung lagi, dan memaksa Qila untuk melahirkan anak kembar supaya jumlahnya genap tidak ganjil.

Namun sayang ketika Qila melahirkan, anaknya itu tunggal alias satu yang berjenis kelamin laki-laki, Qila gagal melahirkan anak kembar. Baru saja Qila menggendong anaknya yang menangis meminta susu tapi Opa malah merebut anak Qila dan menyimpan anaknya itu si sofa. Hati Qila merasa sakit ketika anaknya di perlakukan seperti itu, tapi apalah daya jika Qila tida menuruti apa yang di ucapkan Opa maka nama Affan akan di coret dari daftar waris, bukan hanya itu saja Opa bahkan menyuruh Affan dan Qila untuk membuang anak itu, tapi untungnya Qila berhasil mempertahankan buah hatinya meskipun Qila harus memenuhi syarat yang Opa buat, yaitu TIDAK menganggap Raden sebagai anaknya.

Dari kejauhan Qila selalu melihat tumbuh kembang anak bungsunya itu yang di asuh oleh pembantu, tak jarang pula Raden di tinggalkan sendirian di kamar karena pembantu itu masih harus bekerja.

Yang paling Qila sakit hati ketika pembantu yang mengurus Raden itu di pecat oleh Affan karena pembantu itu bilang jika susu Raden sudah habis, Pembantu itu memohon kepala Qila untuk membawa Raden pergi dari rumah ini, dengan lapang dadanya dia mengucapkan jika dia sanggup untuk mengurus Raden, tapi Qila menolaknya.
___________

Seiji dan Arik tengah di Landa panik, mereka berdua sudah mencari kemanapun tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Raden di mana pun.

Putra juga tadi sempat mengabari jika anggota geng motornya pun tidak berhasil menemukan Raden. Entah harus kemana lagi mencari keberadaan Raden. Seiji menduga jika yang menculik Raden itu bukan orang biasa.

Sekarang Arik tengah mengumpulkan semua anggota geng motornya.

"Gimana?" Tanya Arik kepada temannya, dia satu satunya teman Arik yang katanya sudah menemukan keberadaan Raden melalui GPS hp Raden.

"Barangnya ada di sini tapi orangnya gak ada?"ucapnya.

"Dari mana Lo tau? Kita belum liat ke lokasi!"

"Bos, kan tadi kita liat cctv rumah itu bos," ucapnya dengan sedikit gugup. Sedangkan Arik tengah menahan malu, bisa-bisa nya dia melamun ketika melihat rekaman cctv tadi.

"Terus dia di mana?"

"Tau orang ini gak bos?" Orang itu menunjukan bagian rekaman cctv yang kepada Arik.

"Dia?" Arik mengepalkan tangannya.

"Siapa?" Tanya Seiji.
____________

Tengah malam yang gelap gulita seperti ini, Qila terbangun dari tidurnya entah kenapa malam ini Qila merasakan ada yang tidak beres, jantungnya berdetak dua kali lipat dari biasanya, dia merasakan khawatir tapi Qila tidak tau dia seperti ini karena apa.

Tadi sore ke dua anaknya meminta ijin untuk menginap di rumah temannya, suaminya Affan pun kini sedang tertidur pulas di sampingnya tapi hati Qila tidak tenang.

Dia mengambil hp nya, dan mencari nama Keyala, setelah menemukannya Qila langsung menghubungi Keyala.

"Key maaf Bunda ganggu kamu malam-malam seperti ini," ucap Qila.

"......"

"Key kenapa kok suara kamu kaya lagi nangis? Emangnya kamu belum tidur?"

"..."

"Kenapa key, coba ngomong sama Bunda ada apa? Jangan bikin Bunda khawatir nak?" Ucap Qila panik.

"Raden di culik Bunda."

Deg

Pantas saja malam ini hati Qila terasa tidak tenang sekali, ternyata ada sesuatu yang terjadi di luaran sana yang sialnya menimpa anaknya yang lain.

Qila menangis dengan mulut yang di tutup oleh tangan, hatinya terasa hancur ketika Keyala memberi kabar jika Raden di culik, dia merasa menjadi ibu yang gagal untuk yang ke dua kalinya.

"Ter---terus gimana key? Udah ketemu belum key?"

"...."

"Bunda harus gimana key, bunda harus gimana? Bu---bunda bu--bun-bunda."

"...."

"Ada apa sayang?" Terlihat dari belakang Affan sudah terbangun dan duduk di atas kasurnya.











____________________________________

RADEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang