4

3K 80 0
                                    

"APA MAKSUD LO NGEMPESIN BAN MOTOR MOBIL KITA HAH?!"

Teman sekelas Raden itu langsung menarik kerah baju Raden ke atas, dia sangat marah karena tadi saat dia berjalan melewati parkiran dia  melihat ban motor kesayangannya kempes tanpa sebab, padahal tadi pagi baik-baik saja, dan yang bikin dia marah itu karena ternyata ban motor semua teman sekelasnya juga ikutan kempes, dan semua temannya pun langsung menaruh curiga kepada Raden, siapa lagi kalo bukan dia.

Bughh

"Cih! Dasar sinting! Asal lo tau ya, dari tadi gue ikutan olahraga sama kalian! Jadi mana mungkin gue yang ngelakuin itu semua!" Raden menarik kerah baju teman sekelasnya setelah meninju kuat perut temannya itu.

"Tapi siapa lagi kalo bukan Lo bangsat!"

"Manusia setan!"

Bughh
Bughh
Bughh
Krekk

"Aaarrghhh.."

Bughh

Raden semakin membabi buta memukuli temannya ini, meskipun Raden di kelilingi oleh teman sekelasnya tapi sekarang tidak ada yang berani memisahkan mereka apalagi melihat Raden yang sangat emosi sekali.

"Hahaha berani lo nuduh gue lagi hah?!" Ucap Raden kepada temannya yang sudah setengah sadar, dengan wajahnya yang sudah babak belur.

"Bangun! Bangun lo! Ayo, ayo tuduh gue lagi bangsat! Pukul nih, pukul muka gue kalo lo bisa!" Raden  menduduki dada orang itu.

"Kenapa kalian diem? Mau nuduh gue juga? Silahkan kalo mau nasib kalian sama kaya dia," Raden menatap sekelilingnya yang masih ramai.

Brakk

"Apa apaan sih lo hah?! Kalo dia mati gimana?!"

"LO?! Heh lo ngapain di sini! Ikut campur urusan orang lagi!" Ucap Raden kesal saat badannya yang sedang menduduki dada musuhnya itu tiba-tiba di dorong sehingga dia terjungkal.

"Gak usah ngalihin pembicaraan, lo tau gak perbuatan lo barusan itu hampir buat nyawa orang melayang! Kalo dia mati gimana hah?!"

"Ya tinggal kubur aja, apa susahnya sih, gitu aja ribet!" Raden melipatkan tangannya di depan dada.

"Ya emang kalo yang mati itu tinggal kubur aja, tapi Lo pernah mikir gak gimana nasib keluarganya? Gimana perasaan mereka pas tau anaknya mati di tangan Lo, gim---"

"Gak USAH BAWA-BAWA KELUARGA DI HADAPAN GUE!"

"Kenapa? Kenapa hah? Masalah buat lo? Dasar sampah masyarakat, sampah anak bangsa tuh kaya gini, gak patut di contoh!"

"Ada apa ini?!"

"Astaga, ini teman kalian kenapa hah? Kenapa kalian hanya diam saja cepat bawa dia ke rumah sakit," ucap salah satu guru yang datang ke kelas untuk memulai pelajaran.

"Dan kalian berdua ikut saya ke kantor!"

Gadis itu menautkan dahinya bingung, kenapa dia di bawa-bawa, hey yang berantem itu mereka berdua lalu kenapa dia juga ikutan di panggil.

"Tapi pak saya gak salah apa-apa."

"Saya gak mau tau, cepat kalian berdua ikut saya ke kantor!"

"Gara-gara lo gue jadi ikutan kena!"

"Salah sediri ikut campur urusan orang, kena azab kan?"

"Isshhh nyebelin banget sih jadi cowok!" Gadis itu melangkahkan kakinya keluar dari kelas, dia akan ke kantor sekarang, dan juga di ikuti oleh Raden di belakang. Sepanjang lorong ruang kelas mereka hanya diam saja bahkan saling menyapa pun tidak, bukan karena canggung tapi si gadis masih dalam mode marah.

Brukk

Gadis yang berjalan di depan seketika berhenti melangkah saat mendengar ada yang jatuh, dan saat membalikan badannya ternyata benar di sana ada Raden yang sudah tergeletak di lantai.

"Gak usah bercanda lo, bangun!"

"Heh!"

"Gak usah bercanda ya! Gak lucu!"

"Ngeselin banget sih nih orang!" Gadis itu berjalan ke arah arah Raden, dia membalikan badan Raden meskipun agak berat.

"Eh, eh kok mimisan sih!"

"TOLONG!!"

"Heh gak usah bercanda ya, bangun cepetan entar gue di kira ngapa-ngapain Lo!"
__________

"Kemana mereka ini, di suruh ke sini malah gak ada," ucap salah satu guru itu sambil mondar-mandir di depan meja nya.

"Hah... Anak muda yang nakal."
__________

"Eungghh"

"Bangun juga lo!"

Raden menormalkan pandangannya yang sedikit buram, setelah normal dia hanya melihat gadis yang tadi dia buntuti.

"Di mana gue?"

"Buta mata lo hah! Lo gak liat apa ini tuh di rumah sakit! Nyusahin banget sih lo jadi cowok."

"Ya udah makasih udah nganterin gue ke sini, kalo mau pulang ya silahkan gue gak larang."

"Gak tau terima kasih banget sih lo!"

"Kenapa sih lo marah-marah mulu sama gue? Emang gue punya masalah apa sama lo hah?" Arik memposisikan dirinya jadi duduk, meskipun agak susah terutama sakit yang mendera dadanya.

"Cowok gak peka!"

"Butuh berapa hah? Suka novel gak? Mau kuota yang berapa? Makanan ke sukaan lo apa? Entar gue anterin ke rumah lo deh,"  Raden mengambil hp nya yang kebetulan ada di samping tubuhnya jadi dia tidak susah untuk mengambil nya.

"Gue bukan cewek matre."

"AU ah pusing gue ladenin cewek, serba salah, di kasih itu gak mau di kasih ini gak mau, dah lah ke luar aja sana huss," Raden melambaikan tangannya mengusir gadis itu.

"Ya udah," gadis itu pergi dari ruangan Raden.

Pas saat gadis itu keluar, tiba-tiba ada seorang dokter yang masuk, dan yang lebih mengejutkan nya lagi ternyata dokter itu adalah dokter pribadi keluarga (?) Nya dulu.

"Gimana?" Tanya dokter itu yang ber name tag Zerdian atau sering di sebut dokter Dian.

"Gak papa," ucap Raden sambil menundukan kepalanya.

"Gak usah bohong, saya tau dada kamu masih terasa sesak dan sakit kan?" Tanya dokter Dian dan ternyata di angguki oleh Raden.

"Besok kamu harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyakit apa yang sedang kamu alami."

"Gak! Saya mau pulang sekarang," ucap Raden.

"Sebenernya saya udah cari kamu kemana-mana, pas ada kabar kamu kabur dari rumah? Dan akhirnya takdir mempertemukan kita lagi di sini."

Raden menurunkan kakinya dari kasur rumah sakit, dengan atau tanpa perizinan dokter pun Arik akan tetap pulang.

"Mau saya telponin keluarga kamu?" Tanya dokter itu.

Bughhh

"Berani lo nelpon mereka, gue abisin Lo!" Ucap Raden setelah berhasil melayangkan pukulannya tepat mengenai wajah dokter sialan itu, Raden masih ingat dulu sifat dokter ini baik kepadanya tapi kenapa sekarang jadi seperti ini? Kalo dia menelpon keluarganya sama saja Raden di berikan kepada macan yang kelaparan secara hidup-hidup.







____________________________________

Up dulu sebelum persentasi ᕙ(  • ‿ •  )ᕗ

Okey untuk awalan segini dulu yaaaaa nanti part-part selanjutkan bakalan lebih panjang lebih panjanggg lagi seperti kisah kamu dan dia.

Okey by jangan lupa vote+komen+share ya kawan

RADEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang