59

1.6K 81 0
                                    

"BAPAK MOHON SAMA KALIAN UNTUK TENANG SEBENTAR YA! KAMI PARA GURU PUN SUDAH BERUSAHA UNTUK MENCARI KEBERADAAN RADEN, TAPI KAMI TIDAK BISA MENEMUKAN RADEN SAMA SEKALI!"

"Oh makasih," ucap guru itu ketika dia si sodorkan mic.

"Bahkan kamu sudah mempersiapkan surat pengeluaran Raden dari sekolah ini, tapi jika tidak ada Raden ataupun anggota keluarganya, kami kasih ke siapa hah?"

Semua murid yang demo pun terdiam, terlihat di wajah mereka raut bahagia ketika guru sudah menunjukan se lembar kertas ke hadapan mereka semua.

"KENAPA KALIAN DIEM HAH? PUAS KALIAN? PUAS?!"

"SELAMA INI GUE CAPEK YA UDAH DIEM PAS KALIAN BULLY RADEN! KALIAN SEMUA EMANG GAK PUNYA HATI!"

Keyala merebut se lembar kertas yang di pegang gitu itu, dia sedikit maju ke depan.

"KALIAN GAK TAU GIMANA KEHIDUPAN RADEN YANG SEBENERNYA GIMANA KARENA KALIAN GAK MAU BERTEMAN SAMA RADEN! SEANDAINYA KALIAN MENCOBA LEBIH DEKAT DENGAN RADEN! KALIAN BAKAL TAU KEHIDUPAN RADEN ITU GIMANA! MENYEDIHKAN! SELAMA INI KALIAN PIKIR RADEN GAK BUTUH TEMAN HAH?"

Pak Ikmal yang melihat Keyala yang tengah marah itupun menarik Keyala ke belakang, dan dia sekarang dia yang berdiri tegap di tempat awal Keyala tadi, mengambil mic yang salah satu guru tadi gunakan.

"Sebelumnya bapak mewakili teman kalian Raden ingin meminta maaf karena sudah membuat kalian resah dan merasa pilih kasih. Dan maaf juga karena selama ini bapak menyembunyikan sesuatu dari kalian semuanya, selama ini bapak tau di mana keberadaan Raden."

"KALO BAPAK TAU KENAPA BAPAK GAK BERTINDAK PAK! KENAPA HARUS KITA DULU YANG BERTINDAK?!"

"Bapak gak pernah memikirkan hal ini akan terjadi, sepertinya ini waktu yang pas untuk kalian ketahui tentang Raden kenapa dia tidak sekolah selama ini. Jadi selama ini Raden tengah menjalani pengobatan jantung di rumah sakit."

Semua murid yang melakukan itupun seketika diam seribu bahasa, mereka tidak tau harus berbicara seperti apa lagi, mulutnya seolah terkunci.

"Raden di diagnosa memiliki riwayat penyakit jantung ketika dia pingsan di sekolah waktu itu, kalian ingat? Di hari itu juga dokter sudah memberikan kabar tentang kondisi Raden dan juga penyakitnya, bapak selaku guru BK dan guru olahraga kalian memberikan hukuman yang berbeda dari yang lainnya karena Raden itu istimewa, bukan bermaksud bapak pilih kasih, tapi jika bukan bapak yang membantu Raden sembuh siapa lagi? Kalian saja seolah tidak Sudi mendekati Raden.

"Bapak memberi skors waktu itu kepada Raden juga bukan tanpa alasan, dokter yang menangani Raden meminta saya untuk meliburkan Raden terlebih dahulu karena dokter itu bilang jika jantung Raden itu sudah benar-benar rusak, Raden harus segera di obati itu makannya bapak memberikan skors keada Raden. Dan untuk satu bulan ini Raden juga masih di rawat di rumah sakit."

"Mulai sekarang bapak hanya berharap kalian mendoakan kesembuhan Raden, bagaimanapun juga Raden itu teman kalian. Meskipun Raden itu nakal, sering membuat ulah, dan sering membuat kalian kesal."

"Dan satu lagi, bapak minta kalian membubarkan aksi demo ini, kembali ke kelas kalian masing-masing." Ucap pak Ikmal di akhir ucapannya.

Para murid pun langsung membubarkan diri mereka masing-masing, masih tidak menyangka dengan apa yang pak Ikmal itu ucapkan..

"Makasih pak," ucap Keyala yang berdiri di hadapan pak Ikmal.

"Jangan berterimakasih sama saya, saya hanya menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi."

"Tapi bapak udah menyelamatkan Raden."

"Salah key, bapak belum bisa menyelamatkan Raden dari sekolah ini, sepertinya Raden akan tetap di keluarkan dari sekolah ini jika kepala sekolah tidak memberikan kesempatan lagi."

RADEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang