Keesokan harinya, di tengah pelajaran berlangsung Raden bolos dari kelas, dan sekarang dia sudah berada di tempat tongkrongan nya di mana lagi kalo bukan di atas pohon.
"Benar-benar nih pohon menguntungkan banget, baru di tinggal dua hari nih buahnya udah melimpah," ucap Raden sembari memakan buah yang baru saja dia petik.
Buah jambu yang sangat segar sekali karena baru di petik, langsung di makan, sungguh kenikmatan yang tiada duanya.
"Woy!"
"Apaan?" Raden melirik ke bawah.
"Gue ikutan naik ya?" Tanya nya orang yang berada di bawah pohon.
"Iman Lo udah tebel belum? Kalo belum mending lo nongkrong di masjid aja sana!" Ucap Raden.
Tanpa mendengarkan ucapan Raden, orang yang ada di bawah tadi mulai menaiki pohon jambu yang lumayan tinggi itu, dia duduk di dahan samping bawah Raden.
"Minta," dia menyodorkan tangannya meminta buah jambu yang ada di samping Raden.
"Nih," Raden memberikan satu buah jambu ke tangan orang itu.
"Lo orang yang waktu di kantin itu kan?" Tanya Raden.
"Iya, dan Lo anak yang baru di sunat kemarin kan?" Perkenalkan nama dia Ilham dia adalah orang yang berdebat dengan ibu kantin kemarin karena uangnya ke tinggalan, untung saja ada orang sebaik Raden yang suka rela memberikan uang jajannya untuk membayar makanan yang sudah dia makan di kantin.
"Enak aja baru di sunat, gue udah di sunat waktu kecil sama pak ustadz," ucap Raden.
"Sunat masal maksud lo?" Tanya Ilham.
"Ya iyalah sunat masal, bisa dapet duit, makanan plus mainan, dari pada sunat mandiri mah cuma buang-buang duit doang."
"Terus ngapain waktu itu Lo pake sarung terus jalan Lo juga kaya orang yang baru sunat?"
"Jir malu banget gue kalo ceritain yang sebenarnya terjadi."
"Wa--waktu itu gue abis solat, iya abis solat Zuhur lebih tepatnya," ucap Raden.
"Minta lagi," Ilham meminta lagi buah jambu yang Raden pegang.
"Gak! Ambil sendiri lah," ucap Raden.
"Pulang sekolah bareng gue," ucap Ilham.
"Ogah, gue bawa motor," ucap Raden.
"Motor Lo tinggal di sini dulu, entar ada yang ngambil," ucap Ilham.
"Kalo ada yang maling gimana?"
"Gue ganti."
"Dih cetek banget Lo kalo ngomong, dah ah males sana turun!" Ucap Raden.
"Lo kenal sama keyala sejak kapan?" Tanya Ilham.
"Emang kenapa?" Tanya Raden balik, dia merasa ada yang janggal dengan pertanyaan Ilham barusan.
"Jangan bilang lo naksir sama si Keyala?"
"Iya," jawab Ilham. Sungguh Raden sangat syok dengan jawaban Ilham, dia benar-benar suka dengan Keyala tapi bagaimana bisa? Setau Raden Ilham tidak pernah berdekatan dengan Keyala.
"Oh mau jadi saingan gue rupanya?" Ucap Raden sinis kepada Ilham. Mungkin kalo di bawah Raden sudah memukul wajah Ilham dengan keras.
"Gak gue mau jadi temen Lo," ucap Ilham
Deg
Raden merasa lebih syok dari pada dia mengetahui jika Ilham suka dengan Keyala. Dia suka sama keyala yang kemarin sore baru jalan-jalan bersama Raden, terus dengan gampangnya dia mau berteman dengan Raden. Bagaimana bisa?
Bukankah mereka terjebak dalam cinta segitiga? Seharusnya mereka saling bermusuhan demi merebut hati sang pujaan, tapi Ilham berbeda dari yang lain, dia malah mengajak Raden berteman.
"Bwahahahah, udah udah Lo turun sendiri aja ya, gue tau Lo lagi kesurupan," ucap Raden.
"Kan dari awal gue udah bilang, kalo mau naik ke sini harus punya iman yang kuat kaya gue, gini kan kalo gak dengerin ucapan gue," lanjut Raden.
"Mata Lo gue colok," ucap Ilham menatap Raden dengan sinis.
"Udah turun sana, kesurupannya di bawah aja biar ada yang nolongin, di sini mah entar gak ada yang nolongin," Raden sedikit mendorong pundak Ilham.
"Diem, entar gue jatoh!" Teriak Ilham ketika tubuhnya hampir saja terjatuh ke bawah.
"Jadi gimana Lo mau gak jadi temen gue?"
"Najis anjir hawa hawa nya Lo homo ya?"
"Kampret Lo!" Ilham menepuk keras kaki Raden.
"Cepat turun, bentar lagi pak Acep ke sini," ucap Ilham.
"Dih sotoy!"
Ilham turun terlebih dahulu dari atas pohon membiarkan Raden yang masih bergelantungan sendirian di sana.
"RADEN!"
Dalam hati nya Raden mengumpat, menyebut semua hewan yang ada di kebun binatang, menyesal rasanya karena tidak mendengarkan ucapan Ilham barusan, coba saja jika dia ikut turun bersama Ilham mungkin dia tidak akan ketahuan seperti ini. Sungguh menyesal tujuh tanjakan tujuh turunan.
"Turun kamu!" Perintahnya.
Mau tak mau Raden turun dari atas pohon dengan tangan yang masih memegang buah jambu hasil kerja kerasnya hari ini.
"Keliling lapangan sepuluh kali!" Ucap gitu piket itu.
"Siap laksanakan!" Raden berjalan mundur sembari mengeceng guru itu. Jangan harap Raden patuh dengan ucapannya, di pertigaan lorong nanti, Raden akan berbelok ke kantin untuk mengisi perutnya di sana, diam di pojokan yang sedikit tertutup oleh bunga hiasan menambah kenikmatan tersendiri.
"Bu baso pedas satu," ucap Raden sedikit berbisik karena dia takut ketahuan.
"Sekarang bayar ya?" Ucap ibu kantin itu.
"Nih Raden bayar bu, karena kemarin abis bayaran hehe."
"Nah gitu dong, ini pas ya sama utang satu Minggu ini."
"Siap!" Raden berjalan duduk di meja pojokan. Tak lama kemudian pesanan Raden datang bersama teh manis.
"Nih bonusnya kerupuk satu," ucap ibu kantin itu sembari menyimpan kerupuk di atas kuah bakso milik Raden.
"Ah mantap banget Bu," Raden mengacungkan jempolnya.
Raden menikmati makanannya dengan nikmat, apalagi di tambah dengan sambal yang super pedas buatan ibu kantin tiada duanya, benar-benar bikin bibir dower.
Setelah habis setengah, Raden tidak menyadari jika sekarang dia sedang di perhatikan oleh segerombol orang atau lebih tepatnya siswa yang merasa sok se Antero sekolah ini. Mereka berjala ke arah Raden setelah itu tanpa aba-aba mereka menggebrak meja yang di tempati Raden.
Brakkk
"Uhukk uhukk uhukk anjing uhukk," Raden tersedak oleh kuah bakso yang dia makan. Tenggorokannya terasa sangat panas sekali, sedangkan air minumnya sudah abis.
Raden bergegas mengambil air yang ada di dekatnya namun di tahan oleh salah seorang dari mereka, sungguh Raden sangat kesal sekali dengan mereka yang tiba-tiba menggebrak meja yang di tempati nya, terus sekarang tersedak pun mereka malah menahan Raden untuk mengambil minum.
___________________________________
Gaysss maaf banget ini mah ya tadi tuh part nya jadi acak, aku juga gak tau kenapa tapi pas di liat kok part nya jadi acak, jadi ya udah aku coba buat benerin secara manual jadi kalo ada yang salah atau gimana ya tolong banget kasih tau aku ya.
Jangan lupa VOTE dan KOMEN
![](https://img.wattpad.com/cover/343263828-288-k749376.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RADEN
Teen Fiction❌NOT BxB❌ ❌NOT BL❌ Mereka itu HEBAT sekali, mereka bisa menyelamatkan ratusan bahkan ribuan nyawa orang lain. Tapi mereka belum tentu bisa menyelamatkan ku. Gak bisa bikin Deskripsi ges yok baja aja |Jangan lupa VOTE dan KOMEN ya kawan|