6

2.7K 118 1
                                    

Hari ini awal Keyala menjabat sebagai ketua OSIS di sekolahnya, baru pertama jadi ketua OSIS Keyala sudah banyak mengurus kegiatan yang akan di selenggarakan oleh pihak sekolah, terutama VISI dan MISI Keyala yang harus di jalankan dengan baik dan sempurna, bukan cuma omongan saja. Percuma jika ngomong panjang lebar kali tinggi jika visi dan misi nya saja cuma di omongan saja dan tidak di jalankan sama sekali.

Keyala keluar dari ruang kepala sekolah setelah menyelesaikan proposal untuk di tanda tangani oleh pihak sekolah.

Karena Keyala bukan tipikal orang yang mageran, jadi sekarang dia akan kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran yang dia tinggalkan beberapa waktu lalu.

Tapi saat di halaman sekolah, dia malah melihat punggung salah satu cowok yang mungkin dia sedang bolos, duduk di salah satu bangku sambil melamun. Keyala langsung menghampiri orang itu dan duduk di sebelahnya.

"Kemana lo kemaren?"

"SETAN!"

"Gue manusia bukan setan!" Ucap Keyala dengan kesal karena sudah di sebut setan oleh iblis jahanam.

"Lagian lo ngapain ngagetin gue, mau bikin gue serangan jantung terus mati?" Tanya Raden.

"Iya, mungkin kalo gak ada lo dunia ini terasa tentram," ucap Keyala yang tanpa sadar melukai hati paling dalam seorang Raden.

"Di sana sini gue gak di terima," dumel Raden dengan pelan, bahkan Keyala saja tidak mendengar ucapan Raden sama sekali.

"Tunggu aja satu tahun lagi, gue lulus, itu berarti gue gak di sekolah ini kan?"

"Lo belum jawab pertanyaan gue, kemaren lo kemana? Kan gue udah bilang jangan---"

"Jangan buat ulah," potong ucapan Keyala oleh Raden.

"Iya gue tau, makannya gue gak sekolah biar gak ngerusak acara spesial lo," ucap Raden.

"Tapi lo tau gak sih, absen lo udah kebanyakan, kalo lo di keluarin gimana? Lo udah besar lo udah dewasa seharusnya lo mikirin masa depan lo bukan malah kaya gini Raden," ucap Keyala.

"Ya gak gimana-gimana kalo di keluarin itu berarti gue harus keluar dari sekolah ini."

"Ngeselin banget sih lo jadi cowok!" Keyala memutarkan bola matanya.

"Kemaren gue pindah kosan, puas?" Ucap Raden.

"Kan pulang sekolah bisa!"

"Kalo gue pindahnya pulang sekolah, yang ada kosan nya udah di ambil sama yang lain, Lo sih gak pernah ngerasain jadi anak rantauan."

"Lo asal mana emang? Sampe harus ngerantau gitu?"

"Bandung."

"Bego! Ini juga Bandung!" Karena kesal Keyala menarik rambut Raden dengan kencang.

"Awww Aww Aww sakit woy!"

"Ya lo bik----"

"Bentar!" Ucapan Keyala terhenti saat melihat ada guratan panjang yang ada di kulit kepala Raden yang putih bersih itu.

"I--ini."

"Sakit bego!" raden melepaskan paksa jambakan tangan Agis.

"Ih bentar dulu ini apa!" Keyala kembali menarik kepala Raden.

"Bukan apa-apa La, cuma tato aja," elak Raden.

"Oh! Pantesan sengklek teryata otaknya udah di tato," ucap Keyala.

"Dah ah, sana lo balik ke kelas, entar ada yang ngira kita macem-macem lagi, gue belum siap nikahin Lo!" Raden sedikit mendorong tubuh Keyala.

"Dih siapa juga yang mau nikah sama lo!"

"Lo juga balik ke kelas, awas aja kalo gue tau lo bolos lagi, gue gorok lo!" Ucap Keyala sebelum pergi meninggalkan Raden.
___________

Dari arah kejauhan terlihat para pelajar SMA yang berkumpul di salah satu kafe, padahal sekarang masih jam sekolah tapi mereka berani keluar sekolah dan bolos pelajaran.

"Eh di kosan gue ada anak baru," ucap salah satu dari mereka.

"Siapa?"

"Gak tau gue juga belum kenalan sama dia, tapi tadi pagi gue liat dia kayaknya mau berangkat sekolah deh."

"Pake almamater mana?"

"Gak tau gue, tapi dia tuh ganteng, imut, cool, lucu gitu, ah pokoknya the best lah buat di sebut manusia," ucapnya.

"Kecuali lo, lo kan keturunan jahanam," ucap temannya.

"Ya mentang-mentang anak sultan!"

"Nanti malem kita ke kosan Lo deh, kita kenalan sama dia."

"Yok!"
___________

"Bang gue mau istirahat bentar boleh gak?" Tanya Raden kepada Fito selaku bos di kafe ini.

"Iya gak papa, tadi gue juga udah bilang sama lo buat istirahat aja cil."

"Makasih bang."

"Kalo sakit bilang ya jangan di Pendem sendiri," ucap Fito.

"Gak sakit cuma capek sama pusing aja dikit," ucap Raden, dia mendudukkan tubuhnya di salah satu kursi kasir.

"Tapi sampe keringet dingin gitu Den."

"Btw entar malem lo jadi kan ke kosan baru gue?" Tanya Raden mengalihkan pembicaraan.

"Jadi dong, ini gue lagi beres-beres."

"Ini masih jam empat bang, lanjut buka aja dah, sayang kalo di tutup," Raden berdiri lagi untuk membantu Fito.

"Dah lah biarin aja, kali-kali kita tutup awal, gue juga udah capek pengen istirahat."

"Serah lo deh bang, keputusan ada di tangan bos besarrr."

"Udah, yok kita ke kosan lo cil," Fito merangkul pundak Raden dan berjalan keluar, tak lupa Fito juga mengunci pintu kafe nya, takutnya ada maling yang masuk, kan bahaya.

Setelah mengunci kafe nya, Fito kembali menghampiri Raden yang sudah nangkring di atas motornya, tanpa mengucapkan apapun, Fito langsung naik ke atas motor Raden.

"Ngapain sih bang?"

"Ya mau ke kosan Lo lah!"

"Ya maksudnya ngapain lo nangkring di belakang di sana, lo kan juga punya motor!"

"Biarin, ayo cepetan berangkat."

"Tapi besok lo pulang sendiri ya?"

"Iya santai aja kali," ucap Fito.

Raden melajukan motornya dengan kecepatan sedang, dia sedang malas untuk kebut-kebutan hari ini. Setelah lama mengendarai motor akhirnya Raden dan Fano sampai di kosan baru nya Raden.

"Ini?"

"Iya," jawab Raden.

"Beresin barang lo!" Fito menarik tangan Raden dengan kasar, tapi di tepis langsung oleh Raden.

"Apaan sih bang!"

"BERESIN BARANG LO SEKARANG RADEN! LO GAK BOLEH TINGGAL DI SINI!"

"Maksud lo?"

"Lebih baik lo tinggal di rumah gue dari pada tinggal di sini," ucap Fito.

"Jelasin dulu sama gue bang," Raden menghempaskan tangan yang di genggamnya.

"Gue tau kamar sebelah itu milik Gaza kan? Lo udah tau lah gimana gue dulu sama dia? Dan gue gak mau dia malah nyelakain Lo Cil!"

"Dia gak bakalan nyelakain, percaya sama gue bang," ucap Raden.

"Terserah!" Fito pergi


____________________________________

Gimana nih part nya?
Seru?
Atau makin seru?

Oh ya lupa
Cerita ini tuh REAL FIKSI ya, bukan kisah nyata.
REAL pikiran aku sendiri ya
Jadi maaf kalo banyak typo nya gitu loh

RADEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang