55

1.2K 57 0
                                    


Tiga hari sudah Raden berada di tangan orang itu, selama tiga hari Raden tidak di beri makan dia hanya di beri minum satu gelas, dia sering menyiksa Raden setiap hari.

Seperti sekarang dia yang tengah memukuli Raden habis-habisan, Raden yang sudah tidak berdaya hanya pasrah saja menerima itu semua, tubuhnya yang sudah tidak memakai baju itupun sudah berlumuran darah.

Bughh

Bughh

Bughh

Orang itu mencambuk punggung Raden dengan menggunakan Rantai.

"Hahah akhirnya kamu milik saya se utuhnya," ucap orang itu.

"Maaf, gue mohon lepasin," ucap Raden lirih.

"Saya bukan malaikat yang merasa kasian dengan kamu bodoh! Justru saya ingin melihat kamu itu menderita di tangan saya, terus mati di tangan saya setelah itu saya akan mengirimkan kepala kamu ke rumah keluarga mu sebagai tanda bela sungkawa saya sama mereka."

"Bunuh gue sekarang juga! Tapi jangan pernah Lo melakukan itu semua!" Ucap Raden.

"Kenapa? Takut? Takut nantinya kepala kamu bakalan jadi koleksi si Affan?"

Raden terdiam, dia sudah tidak mempunyai untuk melakukan apapun, Raden sudah tidak bisa memberontak Sekarang. Dia hanya pasrah dan berdoa supaya ada orang yang menolongnya.

Orang itu mendekat ke arah Raden dia mencengkram kuat rahang Raden.

"Seharusnya kamu itu sadar diri bodoh! Kamu itu hanya anak sialan yang lahir di keluarga bodohmu itu! Bahkan sekarang sudah bertahun-tahun kamu keluar dari keluarga itu, apa mereka mencari kamu? Tentunya tidak, mereka membuang kamu dengan cuma-cuma."

"Darah segar ini, darah yang sama dengan milik Affan, itu alasannya saya suka dengan darah mu," orang itu mengusap darah yang keluar dari kepala Raden menggunakan jari telunjuknya, setelah itu dia pun menjilat darah Raden tanpa ada rasa jijik sama sekali.

"Lo udah tau kalo gue itu anak sialan bukan? Bahkan di buang sama keluarganya sendiri tapi kenapa Lo masih ngincar gue hah?" Ujar Raden.

"Karena cuma kamu yang bisa berkeliaran di luar tanpa pengawasan orang bodoh itu! Jadi saya sangat mudah untuk menghabisi salah satu anggota keluarga sialan itu!"

"Tidak semudah itu bodoh!" Orang itu pun seketika membalikan badannya melihat siapa yang datang.

Kesialan yang berturut-turut, keluar dari kandang harimau masuk kandang buaya. Ya iyalah yang pantas untuk Raden saat ini. Dia adalah pemilik sekolah tempat di mana Raden menuntut ilmu.

"Dia milik ku dan aku yang menemukannya lebih dulu!" Ucap pemilik sekolah.

"Siapa kamu?!"

"Aku hanya manusia yang memiliki dendam yang besar kepada Affan yang telah membunuh anak ku dulu," ucap pemilik sekolah itu.

"Wahh.. sungguh menakjubkan sekali, kita punya dendam yang sama bukan? Dan Affan itu mempunyai tiga anak bagaimana jika kamu mengambilnya yang lain Saja hah?" Ucapnya.

"Saya menginginkannya."

"Maaf tuan, tapi sangat di sayangkan sekali, dia sudah jadi milik saya," ucapnya.

"Kalo begitu saya akan mengambilnya," pemilik sekolah itu menodongkan pistol.

"Santai dulu tuan, saya sudah berbicara sopan kepada anda, turunkan senjata mu dulu."

"Saya punya misi, bagaimana jika kita membelah nya menjadi dua? Saya menginginkan kepalanya dan anda kakinya bagaimana?" Tawar orang itu.

"Saya menginginkan yang utuh."

"Sangat di sayangkan penawaran saya hanya satu kali dan saya tidak akan membiarkan anda keluar dari rumah saya," orang itu juga menodongkan pistol.

Dor
Dor

Tembakan orang itu melenceng dan tembakan pemilik sekolah itu tepat sasaran mengenai kepala dia.

"Pertemuan yang singkat," ucap pemilik sekolah itu.

Raden memejamkan matanya dengan erat, dia merasa takut dengan suara senjata yang menggelegar itu.

"Bawa dia," ucap pemilik sekolah itu kepada bawahannya.
_________

Raden di bawa ke rumah dia, di sana Raden di bawa ke salah satu kamar dan lukanya di obati, bahkan dia memberikan Raden makanan. Di dalam hati Raden hanya berharap dia tidak melakukan hal yang aneh kepadanya.

Malam ini Raden di perintahkan untuk istirahat dan Raden pun hanya mengikutinya, untuk kali ini dia akan menurut dan tidak memberontak, semoga saja nanti setelah bangun dari tidur ada yang menolongnya, mengeluarkan Raden dari mereka semua.

Semalaman Raden tidak benar-benar tertidur, mengantuk sih tapi Raden takut jika mereka masuk ke kamarnya dan melakukan hal yang di luar dugaannya. Hingga pagi pun Raden masih terjadi.

Clek

"Bangun!" Pemilik sekolah datang lalu menarik tangan Raden dengan kasar, nah kan apa kata Raden pun dia sekarang berada di kandang macan jadi mana ada dia selamat.

Raden di bawa ke kamar mandi dan di sana pemilik sekolah itu mengguyur tubuh Raden dengan air dingin, menamparnya beberapa kali hingga pipi Raden terlihat bengkak dan terlihat memar.

"Keluarin gue sekarang juga!" Teriak Raden di hadapannya.

"Saya sudah membawa kamu dari orang itu, seharusnya kamu itu berterimakasih sama saya sialan!" Dia mendorong kepala Raden hingga belakang kepala Raden membentur tembok.

"GUE GAK MINTA LO KELUARIN GUE ANJING!"

"TUTUP MULUT BUSUKMU ITU BAJUNGAN!"

"APA?! LO KIRA GUE TAKUT SAMA LO HAH?! GUE UDAH MUAK YA SAMA KALIAN SEMUA! GUE ITU GAK TAU APA-APA TENTANG KELUARGA GUE SENDIRI! GUE GAK TAU MASALAH KALIAN ITU APA, TIBA-TIBA KALIAN TERUS MEMPEREBUTKAN GUE BUAT KALIAN BUNUH!"

"KARENA CUMA KAMU YANG BISA KITA BUNUH BODOH!"

"TAPI GUE GAK TAU APA-APA! GUE GAK ADA HUBUNGANNYA SAMA MASALAH KALIAN! BAHKAN GUE UDAH DI CORET DARI KARTU KELUARGA GUE SENDIRI!"

"Hahaha bodoh! Bodoh! BODOH! keluarga kamu itu memang bodoh, bertahun-tahun lamanya mereka masih mempercayai mitos itu?" Ucap dia.

"Mereka membuang kamu karena mitos itu? Hahaha manusia bodoh!"

Bughh

Bughh

Bughh

Bughh

Dia memukul wajah Raden dengan keras beberapa kali, memukul perut Raden hingga Raden terbatuk dan memuntahkan cairan yang berwarna merah pekat itu, entah yang ke seberapa kalinya Raden memuntahkan cairan menjijikan itu selama dia di sekap oleh mereka. Tubuh Raden sudah lemas tidak berdaya dia meluruhkan tubuhnya ke bawah.

Apakah dia harus benar-benar pasrah sekarang? Apa akhir hidup Raden harus seperti ini?

Raden tidak pernah membayangkan bagaimana nanti jika dia benar-benar mati di tangan dia, masih mending dia menguburkan jasadnya kalo dia membuang jasad Raden ke kandang hewan buas bagaimana.

"Gue mohon keluarin gue dari sini, gue gak ada masalah sama kalian, gue keluar dari rumah itu cuma mau hidup tenang, gue gak mau disiksa terus sama mereka, gue juga manusia yang bisa merasakan sakit ketika d pukul gue bukan hewan, gue mohon keluarin gue dari sini, dan jangan ganggu gue, biarin gue hidup tenang."












____________________________________

RADEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang