Rasa kecewa

1.9K 65 1
                                    

Hari sudah sangat aat pulang kerumah, Serena mendapati rumahnya ramai oleh perdebatan kedua orang tuanya dan orang tua Zaki.
"Saya gak mau tahu, Natayla harus tinggal disini! Dia biar saya yang urus!" Alleta berbicara dengan nada tinggi membuat Serena tertegun mendengarnya.

Jika Natayla tinggal di sini, dia harus tinggal dimana? Dia tak ingin satu atap dengan Natayla, mungkin ini egois tapi Serena tak ingin menyakiti dirinya sendiri.
"Ma, kalo si Nana tinggal disini si Seren gimana?" terdengar suara Rialdi menentang keinginan Alleta, "papa setuju sama bang Anan, kita harus menjaga hatinya Seren, ma."
"Maksud papa, papa mau nelantarin Nana, gitu? Pa, Nana lagi hamil, dia harus ada yng menjaga!" kekeh Alleta.
"Kan ada si Zaki!!" Riadi masih kekeh pada pendiriannya.
"Maksud kamu, kamu mau liat adik kamu hidup cuman berdua sama Zaki tanpa orang tua yang membimbingnya, gitu?!"
"Ma.." tegur Alois saat mendengar Alleta berbicara dengan nada tinggi pada Rialdi. Saat itu juga kesadaran Alleta kembali, ia menatap anak sulungnya dengan mata yang sendu menandakan jika ia menyesal, namun tak ada kata maaf yang terucap dari bibir Alleta.

Mendengar perdebatan antara orang tuanya, Serena langsung berlari ke kamarnya yang letaknya cukup jauh dari ruang tamu tempat mereka berdebat.

Rialdi yang melihat Serena berlari, dengan segera ia langsung meninggalkan perdebatannya, ia berlari menyusul Serena.
"Seren!" Panggilnya saat berhasil menggenggam tangan sang adik, lantas ia peluk adiknya seerat yang ia bisa. Ia tahu adiknya terluka, ia tak ingin sang adik merasa jika dia sendirian.

"Gak papa Ren, lo punya gue. Maaf, gue belum bisa bujuk mama supaya si Nana gak tinggal disini, dia~"
"Bang.. gak papa, lagian si Nana butuh mama, dia kan lagi ha~"
"Cukup, Ser, cukup! Lo boleh mentingin ego lo, gue tau lo gak sebaik itu Ren, gue tau lo terluka lebih dari kita!" Rialdi tahu betul adiknya sangat menyayangi Natayla, maka dia mengizinkan Serena untuk mengeluarkan isi hatinya.

Setelah ia mengatakan hal itu, bukan sumpah serampah atau makian yang Rialdi dengar,  tapi tangisan sang adik yang sarat akan luka yang menjawabnya. Mendengar penuturan sang kakak, air mata Serena sudah tak bisa ia bendung lagi, ia menangis di pelukan sang kakak, namun tak ada makian ditangisnya kali ini, bahkan isakannya terendam dada Rialdi yang memeluknya.

Jika boleh Serena egois, dia tak ingin melihat Natayla lagi dalam hidupnya, dia tak ingin orang yang selama ini jadi panutannya tinggal seatap dengannya. Bolehkan ia membenci Natayla?

"Bang, boleh gak sih gue benci sama mba Nana?" setelah lima belas menit bungkam, akhirnya Serena mau berbicara.
"Engga sayang, apapun yang terjadi kamu gak boleh membenci kakak kamu." bukan suara Rialdi yang menjawab, melainkan suara lembut Alleta yang langsung memeluk kedua anaknya.

Serena membelalakan mata mendengar jawaban itu, ia yang berniat melepaskan pelukan Rialdi secara spontan kembali memeluk sang kakak yang masih setia padanya. Serena merasa hatinya hancur mendengar penuturan Alleta, ia tahu Natayla tertimpa musibah tapi disisi lain ia juga menjadi korban atas musibah yang menimpa sang kakak. Selain kehilangan kekasih ia juga kehilangan kakaknya yang sangat ia sayangi.

"Maaf sayang, maaf karna mama lebih condong ke mbak Nana, tapi mama lakuin itu buka berarti mama gak sayang sama kamu, mama gak mau mbak mu merasa sendiri, dia lagi mengandung sayang, dia butuh perhatian dari mama maupun papa." Alleta menjelaskan dengan perlahan pada Serena dengan maksud supaya anaknya tak menyalahi keputusan yang sudah ia lakukan. "Kalo dia tinggal sendiri, dia akan merasa dibuang, dia~"

"Mama terlalu berfikir gimana mbak Nana, mama gak tau posisi aku, aku juga terluka ma, aku juga ingin mama merhatiin  aku." Serena tak berniat memotong Alleta, namun ia benar-benar merasa muak saat Alleta terus menyampaikan kedaan Natayla.

Alleta terdiam mendengar penuturan Serena, ia benar-benar berada di posisi yang sulit, di satu sisi ia tak ingin Natayla merasa sendiri namun disisi lain ia tahu luka Serena lebih menganga lebar dibanding dirinya.

ObsesiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang