rumah kedua

866 31 0
                                    

Matahari masih belum menampakan dirinya, entah kenapa hari ini langit selalu terlihat murung. Sekarang jam istirahat kedua, Serena tak keluar dari kelas yang ia lakukan hanya meletakan kepalanya diatas meja dengan tumpukan buku yang belum ia bereskan.

"Woy! Ngelamun aja lo, lagi mikirin apasih?" teriakan itu berhasil membuat Serena terkejut dan menegakan tubuhnya, matanya melihat kedepan melihat siapa yang berani mengagetkannya. Terlihat Olivia yang memakai hoodie kebesaran memamerkan lesung pipinya membuat Serena menghela nafas kesal.

"Ck Liv, gak ada kerjaan banget sih lo!" suara Serena tak kalah tinggi dari Olivia membuat beberapa orang meliriknya heran, karna pasalnya Serena terkenal dengan dirinya yang kalem dan tak banyak tingkah, "sana lo, gue gak mau temenan sama biang onar kaya lo!" lagi-lagi Serena mengusir Olivia membuat gadis itu ingin lebih menjahili Serena.

"Liv! Cepet ke rumah sakit!" dari pintu Lucy berteriak, wajahnya pucat nafasnya tak karuan, entah apa yang terjadi sampai wajah sadisnya dihiasi oleh rasa khawatir yang sangat kentara.

Olivia tak bertanya apapun ekspresi terkejut terlihat jelas diwajahnya, setelahnya ia berlari keluar kelas untuk mengikuti Lucy yang sudah berlari.

Serena tak begitu peduli dengan apa yang terjadi pada Alana, toh ia tak begitu mengenal gadis itu. Ponselnya bergetar beberapa kali membuat Serena meronggoh ponsel pintarnya dan tertera nama 'mama' dilayar.

Mama

Sayang, pulang ya. Maafkan mama udah berteriak sama kamu.
Pulang ya sayang. Papa nungguin kepulangan kmu🥺

Panggilan suara tak terjawab 09.45

Sayangg maapin mama, mama khilaf udh teriak sama kamu.
Pulang ya, sayang. Mama nungguin kamu dirumah.

Panggilan suara tak terjawab 10.00

Pulang ya sayang. Mama bakal masak makanan kesukaan kamu.
I love you, cantiknya mama❤

Serena memutar bola matanya malas, entahlah, ia akan berpikir ulang untuk kembali kerumah. Bukan tanpa alasan, ia tak ingin melihat Natayla begitu dipedulikan oleh Alleta sementara dirinya dibiarkan seolah manekin yang hanya menghiasi isi rumah.

Serena bergulir ke balon chat lain dan matanya tertuju pada satu nama.

Ravin

Ser, pulang sekolah nanti gue jemput.
Kita main.

Serena tersenyum melihat pesan singkat itu, dengan segera jarinya menari diatas layar, membalas chat orang yang mulai mencuri perhatiannya.

~~☆♤☆~~

Tak terasa matahari sudah berada di arah barat, Serena baru saja keluar dari kelas dan tanpa menunggu waktu lagi ia langsung berlari kearah parkiran.

Vivy tak langsung pulang kerumah karna ia harus mengurus sedikit kegiatan sekolah, maklum dirinya adalah anggota osis jadi sudah menjadi kewajibannya untuk ikut andil menata kegiatan sekolah.

Tanpa menunggu waktu, Serena langsung memakai helmnya dan keluar dari area sekolah. Didepan gerbang Ravin sudah menunggunya dengan membawa motor Aprilia RSV4 membuat Serena menganga melihat motor itu.

"Anjir, lo punya motor gini ngepet dimana?" Teriaknya takjub melihat motor yang dikendarai Ravin.

Laki-laki itu tersenyum bangga mendengar suara Serena yang terdengar begitu nyaring ditelinganya, ia melihat mata si gadis yang melotot tak percaya, "gak usah lebay, lo juga pake motor ducati v4s, Ser!" Ravin segera menanggapi ucapan Serena membuat gadis itu memamerkan giginya, meski tak terlihat tapi Ravin tahu jika Serena sedang menyengir dibalik helm full facenya.

ObsesiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang