sebuah peringatan

908 32 0
                                    

Kedua motor itu sudah memasuki perkebunan warga, jalanpun sudah sudah sedikit lebih besar bukan jalan setapak yang tak muat dua motor, namun karna belum memasuki wilayah penduduk jadi suasana masih sehening tadi, yang terdengar hanya suara jangkrik bersahutan dengan kodok disepanjang jalan seiras dengan anila yang berhembus begitu lembut, seolah memanjakan Serena yang jarang menghirup udara sesegar ini.

Namun disisi lain Serena merasa dingin, bukan sembarang dingin yang ia rasakan, tapi dingin yang benar-benar membuat bulu kuduknya berdiri. Karna merasa sedikit ketakutan akhirnya gadis itu mensejajarkan motornya dengan Ravin.

Ravin melirik Serena sekilas lalu kembali fokus pada jalanan yang sangat sepi dengan jantung yang berdebar cukup kencang. Jika boleh jujur sebenarnya Ravin akan lebih berani berhadapan dengan begal atau manusia jahat lainnya daripada harus berhadapan dengan suasana yang sangat dingin seperti ini, lebih spesifiknya ia tak ingin berhadapan dengan makhluk tak kasat mata yang selalu menampakan diri saat ia melewati jalanan itu. Ya, dia takut pada makhluk halus, bukan sekali dua kali makhluk itu selalu datang tanpa aba-aba membuat dirinya hilang kendali saat menjalankan motor dan berakhir mencium aspal yang dingin.

Ravin selalu berfikir jika makhluk itu manusia, mungkin saat ini dia sudah kapok dan tak pernah datang kembali kedaerah itu untuk menjahili Ravin, karna laki-laki itu akan memberikan pelajaran yang bisa membuatnya jera dan kapok, namun diakan makhuk halus jadi bagaimana bisa Ravin memberinya pelajaran?

"Ravin! Jangan bengong mulu, gue takut anjirr!" teriakan Serena berhasil membuat Ravin kembali tersadar dari lamunannya. Ia menatap gadis yang menatap lurus kedepan dan sesekali meliriknya untuk memastikan jika mereka tak terpisah.

Saat Ravin kembali memfokuskan otaknya kejalanan, tiba-tiba didepannya ada seorang wanita yang melintas, jalannya sangat cepat membuat laki-laki itu hilang fokus dan membanting motornya kearah kanan, membuat dirinya terjatuh bersamaan dengan teriakan Serena yang cukup memekakan telinga.

Ravin terlempar beberapa meter dari motor, lagi-lagi ia mencium aspal dingin yang membuatnya meringis karna tubuh memberikan sinyal nosiseptor pada otak jika ada beberapa bagian tubuh yang berdarah akibat terjatuh.

Serena yang melihat bagaimana Ravin membanting stir dan terlempar langsung membelokan motornya pada laki-laki malang itu, ia membuka helm full facenya dan berlari kearah Ravin, meninggalkan motor yang tergeletak begitu saja.

"Ravin! Ravin! Lo gakpapakan? Ada yang berdarah gak? Kepala lo aman?" sederet pertanyaan langsung Serena layangkan saat tangannya meraih kepala yang tergeletak dijalanan itu. Serena memangku kepala Ravin yang masih terbalut helm, banyak pertanyaan yang ia lontarkan membuat Ravin tak tahu harus menjawab yang mana dulu.

"Seren, gue gakpapa. Cuman lecet dikit." Ravin hanya memberikan jawaban yang membuat Serena terbelalak mendengarnya. Apa katanya? Baik-baik saja? Jelas-jelas Ravin terlempar beberapa meter dari motor dan saat ini masih tergeletak dijalanan, dia bilang baik-baik aja?! Hei~

'Cepat pergi, aku membuatnya celaka karna ingin menyelamatkanmu!'

Deg

Mata Serena membulat saat mendengar bisikan seorang wanita ditelinga kirinya. Suaranya sangat pelan, bahkan hampir berbisik dan suara itu...terdengar penuh peringatan membuat Serena mengerutkan keningnya cemas. Ingin rasanya ia melihat siapa sosok itu, namun tubuhnya membeku, tak bisa ia gerakan sedikitpun.

'Pergi sekarang juga jika kau tak ingin menyesal!'

Lagi, suara itu terdengar sangat jelas ditelinga membuat bulu kuduk Serena berdiri. Apa ini? Kenapa dia harus pergi? Pergi dari siapa? Ravin?

'Jauhi laki-laki biadab itu sekarang juga!'
'Aku memperingati mu sekarang karna aku tak ingin kau~'

"Seren, ayo jalan lagi." suara Ravin berhasil membuat nyawa Serena kembali dari dimensi asing yang ia sendiri tak tahu itu benar atau tidak. Serena langsung melihat kearah kiri untuk memastikan keraguannya. Tidak ada siapapun, membuat bulu kakinya semakin berdiri dan perasaan yang mulai gelisah.

ObsesiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang