Selesai sarapan ketiganya melakukan tugas masing-masing, Serena mencuci piring sementara Rialdi dan Vivy pergi membawa baju Serena ke rumah.
Sebenarnya ada yang ingin Vivy bicarakan dengan sang pacar, namun dirinya tak yakin jika Rialdi berpikir hal yang sama dengannya. Maka ia tetap bungkam karna tak ingin berbeda pendapat dan berakhir mereka bertengkar seperti yang terjadi dengan Serena kemarin.
Vivy sudah tahu kenapa Serena keluar dari rumah dari penjelasan singkat Rialdi, ia tak menyangka Alleta setega itu pada Serena. Ia tahu keluarga itu sedang tak baik-baik saja, tapi pikirannya masih tak bisa memproses apa yang Alleta lakukan pada Serena.
"Malah bengong, yu turun." ajak Rialdi saat melihat Vivy hanya diam tak bergerak saat mereka sudah berada di depan rumah besar.
Seketika jiwa Vivy kembali pada raganya, ia segera membuka pintu mobil dan keluar mengikuti Rialdi. Keduanya berjalan memasuki rumah, rumah itu sepi, tak ada tanda tanda kehidupan disana membuat keduanya saling tatap dan tanpa membuang waktu lagi, Rialdi segera berjalan kearah kamar sang adik diikuti Vivy dibelakangnya.
"Kamu beresin bukunya, biar aku yang beresin baju dia," saran Vivy segera berjalan ke arah lemari berwarna coklat susu. Rialdi menuruti saran sang kekasih, dirinya pergi kejejeran buku yang membentang dari ujung kamar keujung kamar lain. Rialdi terlihat bingung bagaimana caranya membawa semua buku sang adik yang jumlahnya ratusan itu.
"Bawa aja buku yang sampulnya masih bagus, nanti aku sortir lagi." Vivy benar-benar pengertian, dengan segera Rialdi mencari buku yang diucapkan oleh kekasihnya. Namun sekali lagi dirinya harus terdiam saat melihat semua buku dengan sampul yang masih bagus, ia menghela nafas mencoba memilih buku yang akan dibawa ke apartemen.
Keduanya sibuk dengan urusan masing-masing sampai tak menyadari kehadiran Natayla yang berada diambang pintu memperhatikan kegiatan mereka.
"Bang, barang-barang si Seren mau di bawa kemana?" memang pada dasarnya, Natayla tak suka jika satu ruangan sepi padahal ada orang disana, maka dengan nada lembut ia bertanya pada sang kakak membuat Rialdi menoleh padanya yang sedang mengusap perut yang belum terlihat jelas itu.
"Si Seren gak bakal tinggal disini lagi," singkat tapi berhasil membuat mata Natayla membola. Apa katanya? Serena gak bakal tinggal disini lagi? Kenapa? Kemana adiknya? Dan..
"Jangan terlalu banyak mikir, gue gak mau kandungan lo kenapa-napa," suara Rialdi membuat otaknya berhenti bertanya, ia menatap sang kakak berusaha mencari tahu apa yang membuat Serena pergi dari rumah.
"Dia diusir sama mama Alleta," kali ini Vivy yang bersuara namun wajahnya tak ia palingkan dari tumpukan baju sahabatnya, "kalo lo mau nanya kenapa, karna dia juga pengen diperhatiin kaya lo, tapi mama Alleta malah marah dan ngusir dia!" nadanya sedikit naik di akhir kalimat menandakan jika ia masih tak terima dengan kejadian yang menimpa Serena. Biar bagaimanapun Vivy masih marah pada Natayla. Ia tahu dirinya bukan siapa siapa di keluarga ini, tapi jika itu berhubungan dengan Serena, ia tak akan segan pada apapun.
"Vy." tegur Rialdi membuat Vivy sedikit mendelikan matanya pada sang pacar.
"Na, mending lo jangan disini, gue gak mau si Vivy emosi liat lo." usir Rialdi lembut, ia tak ingin terjadi perdebatan antara Natayla dan Vivy, mau bagaimanapun Natayla sedang mengandung, ia tak ingin adiknya itu stress dan berakhir buruk pada kandungannya.
Natayla menatap Vivy yang memunggunginya dengan mata sinis, ia tak mengerti kenapa Vivy membencinya padahal yang ia rebut kekasih Serena, bukan Vivy.
Tanpa menunggu waktu lagi Natayla pergi dari kamar Serena meninggalkan suasana yang sangat canggung, entah kenapa tiba-tiba udara dikamar itu berubah menjadi dingin dan pengap, Rialdi tahu suasana hati Vivy sudah buruk terbukti dari bagaimana ia tak menjawab semua pertanyaan yang dirinya lontarkan membuat laki-laki itu diam dan tak membuka mulutnya lagi sampai Vivy datang padanya dan menyortir buku yang akan mereka bawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi
Teen Fiction(Belum diresvisi yaa^_^) harap maklum kalo ada typo atau penempatan tanda baca yang kurang tepat:) "Ser, aku mau kita udahan," "Kakak kamu hamil anak aku, Ser," "Maaf." Serena mematung mendengar itu, ia tak menyangka Natayla tega menikamnya dari be...