rumah baru, hidup baru!

1.3K 49 0
                                    

Alleta berlari kearah kamar Rialdi dengan maksud ingin menghentikan anaknya yang akan membawa pergi Serena. Namun sayang Rialdi sudah tak berada di dalam rumah membuat Alleta harus berlari keluar berharap mereka belum pergi jauh.

Saat Alleta sudah berada di luar ternyata Rialdi sudah tak ada disana membuat dirinya melihat keluar pagar dengan pandangan bersalah.

~~○◇○~~

Malam sudah makin larut, namun Rialdi terus memutar otak bagaimana caranya agar Serena bisa nyaman dengan lingkungan barunya. Ia melirik sang adik yang tertidur disampingnya, wajahnya tenang bagai kejadian tadi tak mengusik hatinya membuat Rialdi menghela nafasnya karna tak tega melihat adik kesayangannya bernasib seperti ini.

Rialdi membelokan mobilnya kearah jalanan yang tak terlalu ramai dan berhenti di kawasan apartemen yang cukup nyaman. Ia kembali menatap sang adik yang tidur cukup pulas, dengan hati-hati ia membangunkan Serena dan menyampaikan jika mereka sudah sampai dirumah baru si gadis.

Serena mengerjapkan matanya, berusaha beradaptasi dengan cahaya yang cukup terang dan menatap Rialdi seolah bertanya ada di mana mereka.

"Ini rumah baru lo. Dan gak usah khawatir, disini lo aman, gue jamin mama gak akan tau kalo lo ada disini," jelasnya singkat, "yu keluar."

Serena menurunkan kakinya yang berada di pangkuan Rialdi lantas memakai sandalnya dan keluar dari mobil, ia melihat sekeliling, dari luarnya saja Serena sudah merasa nyaman dengan lingkungan sekitar, ia menatap Rialdi yang baru saja keluar lantas tersenyum pada kakaknya itu, "emang lo punya koneksi di apartemen ini?" ledeknya dengan pandangan mengejek.

"Gue punya satu unit apartemen disini." Seringainya lantas melewati Serena yang mematung mendengar penuturan Rialdi.

"Ayo buruan masuk!" perintah Rialdi membuayarkan keterkejutan Serena.

"Anjing lo bang, punya apartemen gak bilang-bilang," Serena cemberut disamping Rialdi lantas memukul punggung sang kakak membuatnya mengaduh karna Serena tak main-main memukulnya.

"Apartemen ini hadiah dari papa karna gue udah bantuin dia selama lima bulan ngurus perusahaan," ada nada bangga sekaligus sombong saat Rialdi mengucapkan itu membuat Serena semakin sebal pada kakaknya itu, "kan ini gue bilang sama lo, bahkan gue ngasih izin buat lo tinggal di sini."

Serena hanya bisa menghela nafasnya pasrah mendengarkan Rialdi yang terus membanggakan diri sepanjang jalan kearah lobi hotel.

"Selamat malam, tuan Rialdi. Ada yang bisa saya bantu?" sapa resepsionis yang malam itu sedang berjaga.

"Saya minta kunci cadangan, satu lagi, ini adik saya saya, dia akan menempati apartemen saya, jadi saya menintipkan dia pada anda." nadanya terdengar kalem dan berbobot membuat Serena mengerutkan keningnya mendengar suara yang berubah dalam waktu singkat.

"Baik tuan," lantas resepsionis itu mengulurkan tanganya guna memberikan kunci cadangan yang diminta Rialdi, "halo nona, jika boleh tahu namanya siapa?"

Serena tersenyum menandang resepsionis cantik itu lantas menjabat tangannya, "Serena, Serena Alesha Kanaya." setelah berbincang-bincang sedikit, Rialdi memutuskan untuk pergi dari lobi dan memasuki lift untuk sampai ke unit miliknya.

Sepanjang perjalanan, Serena terus meneliti isi apartemen itu, ia tak tahu jika Rialdi akan mendapat hadiah semewah ini. Ada rasa sedikit iri yang menjalar hati gadis itu, "gak usah iri, harusnya lo jadiin ini sebagai motivasi." Rialdi mengerti apa yang Serena rasakan maka dengan cepat ia menghapus rasa iri yang mulai timbul pada sang adik.

ObsesiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang