Ada typo, tandai~
Satu tahun berlalu begitu cepat, tak ada hasil dari pencarian Gara selama itu.
Setelah mengalami koma selama dua Minggu, Gabriel melakukan pemulihan beberapa bulan. Cedera di tubuhnya begitu fatal, meskipun tidak terlalu parah menurutnya. Jevian juga sama, apalagi Reksa yang mengalami beberapa patah tulang.
Mereka telah kembali bekerja seperti biasanya. Namun tentunya ada banyak hal yang berbeda selama ini. Seperti kondisi mansion yang sepi, mereka yang kadang pulang kadang tidak.
Felly benar-benar bercerai dan hilang bak di telan bumi seperti perintah dari Setyo. Omong-omong Revandra juga melakukan pencarian yang tak pernah membuahkan hasil itu.
Aryo sendiri ia semakin suram setiap harinya. Bagaimana tidak! Istrinya tak pernah memberi kabar sedikitpun. Ia pernah berkunjung ke mansion keluarga Lina, namun ia malah di usir secara halus.
Kembali lagi pada situasi saat ini.
Gabriel tengah menatap serius layar di depannya. Ia sedang melihat desain bangunan untuk proyek selanjutnya.
Tok
Tok
Tok
"Masuk" ujarnya.
Seorang pria dengan pakaian yang begitu rapih masuk ke dalam ruangan milik Gabriel, itu sekretaris barunya.
"Tuan, ini laporan yang anda inginkan. Yang ini adalah data-data yang anda minta Minggu kemarin. Dan juga sebuah undangan" ujar pria itu menyodorkan dua map berisi dokumen dan satu surat undangan dengan desain yang mewah.
Warna hitam untuk background undangan itu dan warna emas untuk ukiran yang rumit di setiap sisi undangan.
"Grevanska?" Tanya Gabriel.
"Benar tuan, itulah sebabnya saya langsung membawanya kepada anda" jelas pria itu.
"Buka dan bacakan" ujar Gabriel kemudian mengambil salah satu map di hadapannya.
"Baik" balasnya.
"Kami segenap keluarga besar Grevanska mengundang anda dalam acara ulang tahun perusahaan dan publikasi putra kami" ujarnya membacakan inti dari undangan itu.
"Publikasi?" Gumam Gabriel.
"Benar tuan, bahkan saya mendengar rumor yang beredar bahwa putra mereka yang ini sangat spesial. Sampai-sampai Grevanska yang selalu ketat akan aturan pun, melonggarkannya untuk putra mereka" jelas sekretarisnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
G A R A
RandomRumitnya takdir membuat Gara bingung, dari yang di buang oleh keluarga ayahnya. Sampai mereka mengemis bahkan bersujud di kakinya hanya untuk mendapatkan maaf darinya. "Bukankah Gara memang pembawa sial?" "Ck! Gue gak suka banget sama logika gue!" ...