Awas aja kalo gak vote!!
Aku ngambek nanti!!
Arshavin memejamkan matanya kala merasakan elusan lembut di kepalanya."Daddy, rambut Daddy beruban. Apa Daddy tidak ingin menikah lagi?" Tanya Gara.
"Heh" tegur Ziel.
Pria itu sudah di mansion ketika Sean pergi. Dia tidak tahu akan kedatangan Sean tadi.
"Kenapa? Apanya yang salah?" Tanya Gara dengan raut wajah bingung.
"Bukan begitu pertanyaannya Sea. Harusnya kamu bertanya pada kedua Abang mu itu. Kapan mereka akan menikah" ujar Arshavin.
Mendengar itu baik Ziel maupun Zoe justru memalingkan wajah mereka. Enggan menatap Arshavin maupun Gara.
"Kalo mereka, Gara udah tau jawabannya. Pasti gini, nikah soal gampang tapi masa muda gak bisa diulang. Iya kan?" Tanya Gara.
Mereka bertiga tertawa pelan mendengar ucapan Gara, seolah sudah hapal betul dengan kedua abangnya.
"Daddy, yang tadi itu-"
"Ekhem! Gar katanya Lo mau liat koleksi ikan temen gue" potong Zoe.
Gara menoleh menatap Zoe, memangnya kapan dia mengatakan hal itu. Namun dia penasaran juga.
Memang dasarnya anak polos ini mudah di bohongi. Bahkan teman Zoe tak memiliki peliharaan ikan.
"Oke! Tapi kalo ada yang bagus, Lo harus beliin ya"
"Iya-"
"Tidak, biar Daddy yang membelikannya" potong Arshavin.
Pria paruh baya itu kemudian duduk dan bersandar. "Aduh pinggang Daddy sakit sekali" keluhnya.
Ziel berdecih pelan melihat wajah melas Arshavin. Memang dasar tua bangka tukang caper. Pasti setelah ini, Gara akan bersimpati pada Daddy-nya.
"Caper banget jadi orang" gumam Ziel.
"Ganti pinggang dad" ujar Gara.
Ziel dan Zoe menahan tawa mendengar ucapan Gara. Sedangkan si pelaku dengan santainya memakan semangka.
"Tega sekali" gumam Arshavin.
"Mana gue mau liat koleksi ikannya" ujar Gara pada Zoe.
Zoe tergagap, dia meringis pelan merutuki kebodohannya. "Belum di kirim, nanti aja ya. Lagian udah malem juga, pasti mereka lagi sibuk" balas Zoe dengan ketar-ketir.
KAMU SEDANG MEMBACA
G A R A
RandomRumitnya takdir membuat Gara bingung, dari yang di buang oleh keluarga ayahnya. Sampai mereka mengemis bahkan bersujud di kakinya hanya untuk mendapatkan maaf darinya. "Bukankah Gara memang pembawa sial?" "Ck! Gue gak suka banget sama logika gue!" ...