20

9.3K 592 22
                                    

Typonya ada~

Sudah satu jam lamanya Gara terjebak di tengah pesta yang sama sekali tidak menarik. Rasanya ingin pulang dan tidur saja di kamar. Remaja itu bahkan menahan untuk tidak menguap sedari tadi.

"Tau gini tadi gak usah ikut, tapi gak dapet ikan hias dong" gerutunya dalam hati.

Ia melihat pria di samping Daddy-nya yang sedari tadi mengoceh tak henti-hentinya. Sedangkan Arshavin hanya menanggapinya dengan beberapa kata saja. Arshavin sebenarnya tau Gara sudah lelah namun ia diam saja.

Gara sendiri ingin sekali menimpuk orang-orang yang mengoceh tak henti-hentinya. Ia tak suka kebisingan, apalagi jika sedang mengantuk seperti ini. Gara bangkit dari duduknya, ia akan membasuh wajahnya saja untuk menghilangkan rasa kantuknya.

"Daddy, Gara ke toilet dulu" ujarnya pada Arshavin yang di balas Anggukan.

Setelah Gara sedikit jauh darinya, ia melirik asistennya yang tengah berbicara dengan seseorang. Karena memang sudah hafal dengan gerak-gerik yang Arshavin lakukan selama ini, asistennya langsung paham dan mengikuti Gara ke toilet.

Gara masuk kedalam toilet yang sepi itu, ia membasuh wajahnya. Setelah mematikan keran, seseorang menyodorkan tissue padanya. Gara menoleh menatap orang yang menyodorkan tissue itu.

"Apa Daddy yang menyuruh paman?" Tanya Gara pada asisten daddy-nya.

"Ya tuan muda" jawab pria itu.

Gara mengangguk kemudian menerima tissue itu. Setelah selesai ia keluar bersama dengan asisten Daddy-nya. Mereka kembali ke dalam pesta yang ternyata telah memulai acara inti.

Dua jam lamanya Gara kembali terjebak dalam pesta yang membosankan itu. Akhirnya ia berhasil membawa Arshavin keluar dan mengajaknya pulang.

"Hah... Akhirnya, dunia aku kembali" ujarnya dengan merentangkan tangannya.

Arshavin menggeleng pelan melihat tingkah random putra bungsunya itu. Namun tak lama kemudian tatapannya menajam ketika seseorang hendak meraih tangan Gara. Dengan cepat Arshavin menarik Gara ke dalam pelukannya.

"Kenapa anda menariknya tuan Grevanska, saya hanya ingin memegang tangan putra saya. Apa itu salah?" Ujar seseorang di hadapan Arshavin.

Tubuh Gara tersentak kecil ketika mendengar suara seseorang yang dibencinya. Ia mengeratkan genggaman tangannya pada jas Arshavin.

"Putra anda? Tuan Aksara, apakah anda tidak hadir saat pengenalan putraku?" Tanya Arshavin dengan nada dingin dan sarkastiknya.

Gabriel, pria yang hendak memegang tangan Gara tadi kini melirik Gara yang berada di dalam pelukan Arshavin.

"Ku rasa tidak" jawabnya dengan nada mengejek.

"Lagi pula, sekalipun dia keluar dan mengganti marganya. Dia tetaplah seorang Aksara, darah yang mengalir di tubuhnya merupakan darah Aksara" lanjutnya.

G A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang