Typo awas~
Sesuai saran seorang Aksa, kini Gara tengah duduk diam di ruang tengah. Bersama Ziel dan Arshavin, tadinya ia duduk di samping kanan Ziel namun Arshavin datang dan duduk disampingnya juga. Gara tentu saja bangkit dan pindah ke samping kiri Ziel, dan kini ia tengah memeluk lengan abangnya itu.
Memangnya apa yang disarankan oleh Aksa?
Aksa bilang, dia harus menghindari daddy-nya dan kalau bisa malah sampai berhari-hari kata Aksa. Gara sih mengikutinya saja, dan ya itu berhasil di lakukannya.
Arshavin sendiri bingung karena tak biasanya Gara menghindarinya seperti ini. Paling mentok juga pasti mendiaminya, tidak sampai menghindarinya.
Ziel sih bodo amat dengan masalah yang dimiliki Daddy dan adiknya. Yang penting dirinya tak terkena imbas kemarahan Gara.
Gara menonton Ejen Ali episode 1 season 2, yang belum selesai di tontonnya kemarin. Ziel ikut menonton saja, walaupun ia tak mengerti. Arshavin sibuk menatap Gara dan sibuk dengan pikirannya. Ia tengah memikirkan bagaimana caranya membujuk Gara.
"Gara" panggil Arshavin.
Namun Gara tak bergeming, ia tetap menatap layar di depannya. Arshavin menghela nafas pelan kemudian bangkit dan pergi. Gara tersenyum kecil setelah melihat kepergian Arshavin. Seru juga mendiami dan menghindari Arshavin menurutnya.
"Kenapa menghindari Daddy?" Tanya Ziel kemudian merangkul pundak Gara.
Gara menyenderkan kepalanya pada dada bidang milik abangnya. Ia mendongak menatap wajah tampan Ziel dengan senyuman kecilnya.
"Daddy kan janji mau beliin Gara ikan hias. Nah terus Daddy beliin sih, tapi ikannya malah di kasih buat Nick. Padahal kan itu ikan Gara, ya Gara marahlah" jelas Gara.
"Terus ya bang, masa tadi pagi Daddy bilang sama Gara katanya Gara berangkat sama Steve aja soalnya Daddy sibuk. Gara percaya lah sama omongan Daddy, eh gak lama malah Nick dateng sama uncle Ev. Dia bilang Daddy janji mau nganterin dia ke sekolah barunya, makin marahlah Gara" lanjutnya dengan nada yang meninggi di akhir.
"Iya sih Gara tau, Gara cuma anak pungut-"
"Siapa yang mengatakannya?!" Tanya Ziel dengan nada tak suka.
Gara tersentak kecil mendengar suara Ziel, kemudian ia duduk dengan tegak. Ziel tak suka ketika Gara mengatakan dirinya sendiri anak pungut, nyatanya baik Ziel, daddy-nya ataupun Zoe tak pernah menganggapnya begitu.
"Gara sendiri kan tadi" jawab Gara.
"Jangan ulangi lagi" ujar Ziel kemudian memeluk Gara dari samping dan membenamkan wajahnya di ceruk leher Gara.
"Jangan mengatakan hal seperti itu lagi El, El dan Nick itu berbeda" lanjutnya.
Ziel menghirup banyak-banyak aroma mint bercampur manis yang berasal dari Gara. Ia semakin memeluk Gara yang membuat anak itu merasa sesak. Gara menepuk bahu Ziel dan membuat Ziel melepaskan pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
G A R A
RandomRumitnya takdir membuat Gara bingung, dari yang di buang oleh keluarga ayahnya. Sampai mereka mengemis bahkan bersujud di kakinya hanya untuk mendapatkan maaf darinya. "Bukankah Gara memang pembawa sial?" "Ck! Gue gak suka banget sama logika gue!" ...