Typo dimana-mana~
Sore ini Gara tengah duduk di bangku taman belakang mansion. Ia sendirian sedari pulang sekolah. Daddy dan kedua abangnya masih bekerja, mungkin dalam waktu satu jam lagi mereka akan pulang.
Ia merasa de Javu ketika melihat matahari yang hampir tenggelam. Helaan nafas di keluarkan nya lagi, ia telah merasa lelah pada saat ia belum memulai apa-apa.
"El!!!!" Teriakan menggelegar yang berasal dari dalam mansion itu membuat Gara tersentak kecil.
Ia menoleh ke belakang ketika mendengar adanya langkah kaki yang mendekat. Gara melihat aunty nya tengah berjalan dengan senyuman cerah yang terpatri di wajah perempuan itu.
"El, aunty kangen" ujar Lessia kemudian memeluk erat keponakannya itu.
Gara membalas pelukan perempuan itu meskipun sedikit sesak. "Aunty mau bunuh Gara?" Tanyanya.
"Hah?" Beo Lessia kemudian melepaskan pelukannya dan menatap Gara yang tengah mengambil nafas.
Lessia cengengesan melihat tatapan tajam Gara. Ia kemudian menyodorkan satu paper bag berukuran besar pada Gara.
"Apa ini?" Tanya Gara.
"Buka saja" jawab Lessia, kemudian ikut duduk di samping Gara.
"Wah" ucap Gara ketika melihat dua kotak panjang yang berisi strawberry cake kesukaannya. Ia menatap Lessia kemudian tersenyum manis.
"Suka?" Tanya Lessia.
"Eung! Terimakasih aunty" ucapnya kemudian mengeluarkan satu kotak strawberry cake.
"Ambilkan sendok" ujar Lessia, pada bodyguard yang berada di sampingnya.
Dengan cepat bodyguard itu mengambilkan sendok seperti yang diperintahkan oleh nona mudanya.
"Aunty, makasih ya" ucap Gara lagi.
"Iya, sudahlah. Makan itu" balas Lessia kemudian menyodorkan sendok pada Gara.
Gara memakan strawberry cake dengan diam. Sedangkan Lessia memandangi Gara saja, toh dirinya tidak suka dengan makanan manis. Apalagi sejenis cake ia tak menyukainya, sangat berbeda dengan Gara yang suka makanan manis.
"Aunty, tumben sekali datang ke mansion" ujar Gara.
Biasanya Lessia akan datang jika dirinya mengambil cuti saja. Itupun sangat jarang, bahkan dapat di hitung dengan jari.
"Kangen sama El" balas Lessia.
Gara mengangguk saja, tadi juga aunty nya itu mengatakan hal yang sama. Sepertinya ada sesuatu yang tak perlu di ketahui oleh Gara.
"El" panggil Lessia.
Gara menoleh menatap Lessia yang sepertinya tengah ragu. Lessia sendiri jadi gugup, bahkan kalimat yang berada di otaknya pun seolah tertumpuk lagi oleh kalimat-kalimat lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
G A R A
RandomRumitnya takdir membuat Gara bingung, dari yang di buang oleh keluarga ayahnya. Sampai mereka mengemis bahkan bersujud di kakinya hanya untuk mendapatkan maaf darinya. "Bukankah Gara memang pembawa sial?" "Ck! Gue gak suka banget sama logika gue!" ...