44

1.5K 142 11
                                    

YO! WHAT'S UP BRO!
AKU KEMBALI
HAHAHA HAHAHA

Matahari terbit menampakkan cahaya jingga begitu indah. Udara dingin di sekitar semakin berkurang. Namun hal itu tak menurunkan sedikit pun kekhawatiran Arshavin.

"Gar dimana kamu? Maafkan Daddy" lirih Arshavin.

Ia menyandarkan tubuhnya pada mobil. Sungguh frustasi mencari Gara sendirian. Para bawahannya belum menemukan jejak Gara sedikit pun.

Rasanya dia ingin menangis saja, memikirkan keadaan Gara saat ini. Apakah putranya itu baik-baik saja?

"Daddy harap kamu baik-baik saja, maafkan Daddy" gumamnya.

V O T E !

"Gara gak masuk lagi? Sibuk banget kayaknya dia" ujar Aksa.

Reka mengangkat bahunya, dan Denand hanya diam. Kelas semakin bising karena satu persatu dari mereka mulai berdatangan.

"Eh gue liat kemaren dia ngobrol sama orang asing" ujar Denand.

"Maksud Lo?" Tanya Aksa.

"Pas gue keluar gerbang, gue liat Gara lagi berdiri deket gang. Terus tiba-tiba ada yang nyamperin dia, gak tau siapa. Tapi mukanya kayak gak asing sih" jelas Denand.

"Terus gimana kelanjutannya?" Tanya Reka.

Denand terdiam, membuat keduanya semakin penasaran. "Gak tau, gue langsung pulang. Soalnya di tungguin juga, tadinya mau gue samperin tapi gue inget ada janji sama tetangga gue" ujarnya.

"Alah, gegayaan punya janji sama tetangga. Punya tetangga juga enggak, rumah Lo kan di apit rumah kosong" ejek Reka.

Ya memang benar sih, rumah Denand ini berada di tengah-tengah antara rumah kosong. Ada tetangga pun, cukup jauh dari rumahnya.

"Tetangga dari rumah lama" ujar Denand.

Aksa terdiam, tampak berpikir. Entah mengapa perasaanya mengatakan bahwa ada sesuatu yang terjadi pada Gara.

"Gimana kalo pulang sekolah kita ke rumah Gara aja?" Tanyanya.

"Gue gak bisa, gue ada les tambahan" ujar Reka.

"Gue juga gak bisa, ada latihan basket buat pertandingan bulan depan" ujar Denand.

Aksa menghela nafas, mereka ini memang anak-anak yang sibuk. Ya, sibuk memforsir diri agar menjadi kebanggaan orang tua mereka.

"Ya udah deh, gue sendiri aja" putusnya.

V O T E !

Gabriel berkali-kali menghela nafas sembari mondar-mandir. Lalu dia menatap putra sulungnya.

Setelah sekian lama akhirnya, mereka bertemu kembali. Sebenarnya Gabriel yang mencari Heksa.

"Apa benar bukan ulah mu?" Tanyanya.

Heksa menggeleng, siapa sangka Gabriel akan menemuinya dan menanyakan hal yang tak terduga. Gabriel pikir, ia lah dalang di balik penculikan Gara.

G A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang