24

7.9K 516 10
                                    

Awas typo~

Pagi ini Gara berencana untuk melewati sarapannya jadi dia sudah menyiapkan seribu satu alasan untuk hal itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini Gara berencana untuk melewati sarapannya jadi dia sudah menyiapkan seribu satu alasan untuk hal itu. Ia masih marah dengan Arshavin dan juga Zoe, jadi sebisa mungkin ia akan menghindari mereka.

Ia keluar dari kamarnya dengan penuh semangat. Meskipun wajahnya sedatar triplek. Di dalam lift dia sudah bersiap-siap, bahkan mencoba mengingat kata-kata yang telah di susunnya tadi.

Saat pintu lift terbuka, ia keluar kemudian langsung berjalan hendak melewati ruang makan. Namun langkahnya berhenti kala melihat Zoe yang tengah memeluk lengan Ziel.

Gara yang memang iri pun menggagalkan rencana untuk melewatkan sarapannya. Biarlah rencananya gagal kali ini, asal Abang Ziel-nya tak bersama Zoe. Ia menghampiri mereka dan duduk di sebelah kiri Ziel.

"Selamat pagi" ujar Gara tanpa menoleh sedikitpun.

Ziel menatap Gara yang kini tengah menyendok serealnya. Ia mengusap kepala Gara yang membuat Gara menoleh padanya.

"Pagi El" balasnya.

"Ngapain di bales sih bang" sewot Zoe, kemudian kembali memakan sandwichnya.

"Terserah bang Ziel lah, emang Lo siapa ngatur-ngatur segala" balas Gara.

"Lagian, Abang kok mau-maunya sih di tempelin jin" lanjutnya.

"Ngatain gue lo?" Tanya Zoe.

"Iya! Kenapa?" Balas Gara.

Arshavin yang melihat perdebatan itu hendak melerainya. Namun tatapan Gara membuatnya menelan kembali kata-katanya. Ia takut salah kata yang malah membuat Gara semakin menghindarinya nanti.

Ziel yang berada di antara mereka pun ingin sekali menutup telinganya. Ucapan-ucapan yang mereka keluarkan sungguh mengganggunya.

"Ga terima Lo? Emang siapa Lo?" Lanjut Gara.

"Gue? adeknya lah" ujar Zoe.

"Ya elah, gue juga adeknya kali" balas Gara tak mau kalah.

"Halah baru lahir kemaren juga, gue lebih lama" ujar Zoe.

"Berarti Lo tua dong" balas Gara.

"Lo ngatain gue tua?" Tanya Zoe yang tak terima dikatain tua.

"Iya kenapa, gak terima Lo?" Ujar Gara.

"Sini maju Lo" tantang Zoe.

"Siapa takut, sini- uhuk" perkataan Gara terpotong karena tersedak.

Ziel, Zoe dan Arshavin reflek menyodorkan minum padanya. Namun dia justru mengambil miliknya dan menegaknya hingga tandas. Ziel mengusap tengkuk Gara dengan pelan. Sedangkan Zoe sudah berpindah tempat, bahkan pria itu kini mengeluarkan stetoskopnya.

Bagaimanapun juga ia menyayangi Gara lebih dari apapun. Kalau Gara mati karena tersedak, nanti dia tak punya teman berdebat lagi. Hidupnya tak akan seru lagi.

G A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang