Happy reading everyone 🤍
Awas typo!Vote dulu gak sih!
Kembali bersekolah, itu artinya Gara sudah bebas beraktivitas sekarang. Saat ini, remaja laki-laki itu tengah duduk di dalam mobil ketika matanya melihat siluet seseorang yang dikenalnya. Gara memilih diam dulu.
"Turun, bel akan segera berbunyi" ujar Ziel yang mengantarkannya pagi ini.
Gara menoleh menatap Ziel. "Bentar lagi, masih kangen sama bang Ziel" alibinya.
Ziel sendiri hanya tersenyum tipis, dia tidak bodoh untuk menyadari bahwa Gara tengah memperhatikan mobil di depan mereka. Dimana ada seorang remaja laki-laki yang tengah berpamitan kepada kakaknya.
Terlihat manis sekali hubungan kakak beradik itu. Tapi masalahnya adalah dua orang itu adalah dua orang yang dikenal oleh Gara.
"Kamu iri?" Tanya Ziel yang membuat Gara tersentak.
"Mana ada" jawab Gara, tapi dari nadanya terdengar tak suka.
"Sini biar abang cium juga kalo kamu iri" ejek Ziel.
Gara mendengus, ternyata Ziel bisa menyebalkan juga. "Gak ya! Gara udah gede gak usah di cium-cium lagi, idih" ujarnya yang membuat Ziel tertawa.
"Ya udah sana turun, keburu bel. Sana tuh, bareng uncle Ail" balas Ziel yang melihat Aillard tengah bersandar pada mobilnya sembari membenarkan kemejanya.
"Oke deh" sahut Gara kemudian keluar dari mobil.
Tapi sebelum menutup pintu, Gara menatap Ziel dengan senyuman manisnya. "Semangat kerjanya bang, biar ke beli Supra yang Gara minta hehe."
Setelah mengatakan itu dia menutup pintu sedangkan Ziel menggeleng pelan sembari terkekeh. Ada-ada saja Gara ini.
Keluarnya Gara membuat dua orang di depannya buru-buru melepaskan pelukan dan yang satunya masuk ke dalam. Gara berpura-pura tak melihat dan langsung berlari menghampiri Aillard.
"Uncle!!" Panggil Gara pada Aillard yang sibuk tebar pesona.
"Hallo anak tampan..." Gara tersenyum manis mendengar hal itu.
".... tapi masih tampan uncle" lanjutnya yang membuat Gara melunturkan senyumnya dan Aillard tertawa.
"Fak yu" kata Gara yang membuat Aillard meredakan tawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
G A R A
RandomRumitnya takdir membuat Gara bingung, dari yang di buang oleh keluarga ayahnya. Sampai mereka mengemis bahkan bersujud di kakinya hanya untuk mendapatkan maaf darinya. "Bukankah Gara memang pembawa sial?" "Ck! Gue gak suka banget sama logika gue!" ...