45

3.8K 281 14
                                    

HERAN BANGET GUE

HERAN+SEBEL JUGA SIH.
KOK BISA YA ORANG-ORANG TIBA-TIBA NGAJAK VC. YA IYA SIH KITA TUH TEMEN, TAPI YA GAK GITU JUGA. GAK SEMUA ORANG MAU DI AJAK VC APALAGI TIBA-TIBA NGECHAT CUMA MAU NGAJAK VC. GAK TAU DAH GUE SEBEL BANGET.

OKE BYE!

HAPPY READING LUVV!

"Apa Daddy pindah mansion?" Tanya Sean.

Ia bingung karena Arshavin tidak membawanya ke mansion yang terakhir kali ia kunjungi. Melainkan ke mansion yang lebih jauh.

"Tidak" jawab Arshavin.

"Lalu kenapa ke mansion ini?" Tanya Sean lagi.

Arshavin tak menjawab, dia turun dari mobilnya kemudian menghampiri penjaga. Mereka mengobrol, meninggalkan Sean yang masih mengamati sekitarnya.

Mansion yang ini memang sama mewahnya dengan mansion yang terakhir kali ia kunjungi. Tetapi terlihat tidak hidup, seperti mansion yang itu.

Mungkin karena perpaduan warna gelapnya yang membuat mansion ini terlihat suram. Ia berjalan mendekati Arshavin yang masih mengobrol dengan penjaga mansion.

"Dad" panggilnya.

"Urus semua yang ku minta" ujar Arshavin.

Penjaga itu mengangguk dan membungkuk sejenak sebelum kemudian pergi. Dan Arshavin menatap Sean.

"Ada apa?" Tanyanya.

"Kenapa Daddy membawaku ke mansion ini? Bukan ke mansion yang satu lagi?" Tanya Sean.

Arshavin membalikkan badannya kemudian berjalan masuk, diikuti oleh Sean.

"Apa Daddy pernah memberikanmu pilihan?" Tanya Arshavin.

Sean mengernyit, lalu kemudian menggeleng pelan.

"Bukan kah kau meminta untuk tinggal di mansion Daddy, bukan tinggal bersama Daddy? Apa yang salah dengan itu? Daddy memiliki banyak mansion yang tak terpakai" jelas Arshavin.

Sean menghentikan langkahnya, ia menatap punggung Arshavin. Dia tak menyangka Arshavin akan memperlakukannya seperti ini.

"Apa Daddy tak menyayangi ku lagi, hingga membiarkan ku tinggal sendirian di sini?" Tanyanya.

Arshavin duduk di sofa dengan tenang. Dia menatap putranya yang terlihat begitu kecewa.

"Pernahkah Daddy berkata seperti itu? Bahkan setelah semua yang kamu lakukan terhadap Daddy, Daddy masih tetap menyayangimu. Daddy menuruti permintaan mu. Lalu apa yang salah dengan itu?" Ujar Arshavin.

Suara tenangnya itu sangat menusuk bagi Sean. Pria muda itu ikut duduk berhadapan dengan Arshavin.

"Aku pikir-"

"Kau pikir kau bisa mendapatkan semuanya bukan?" Tanya Arshavin.

"Sean, Daddy tidak naif. Membawa mu ke mansion utama sama saja dengan menghancurkan apa yang selama ini Daddy jaga. Bukan berarti Daddy tak menyayangimu. Daddy melakukan ini, karena Daddy menyayangi semua anak-anak Daddy" lanjutnya.

Sean tak bisa berkata-kata lagi, dia menatap Arshavin dengan mata yang berkaca-kaca dan tangan yang terkepal. Hanya saja kata-kata Arshavin terlalu menusuk.

"Sean, Daddy mungkin sudah tidak bisa mengubah sifat mu itu. Tetapi Daddy juga tidak bisa membiarkan mu terus berkeliaran dengan sifatmu itu. Daddy tidak ingin kamu merugikan banyak orang lagi" ujar Arshavin.

G A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang