1. Katakan Iya

469 22 0
                                    

"Cantik!"

Aku membuat kotak makan yang sangat cantik untuknya hari ini. Apakah dia sudah bangun? Katanya dia akan pergi ke kampus hari ini, aku sudah menunggu saat-saat dia akan keluar dari pintu itu. Aku merapikan rambutku dan melihat penampilanku sendiri.

Dia pasti melihatku!

Sudah pasti!

Pintu terbuka pelan, seorang laki-laki keluar dengan memakai hoodie hitam. Dia membenarkan letak kacamatanya lagi dan menutup pintu tanpa melihat keberadaanku disini. Apakah wanita cantik sepertiku tidak dilihatnya?

"Pagi! Apakah tidurmu nyenyak?" Tanyaku mengandeng tangannya.

"Lepas!"

"Hey! Mari pergi bersama! Aku sudah menyiapkan bekal untukmu! Kita bisa memakannya seperti dulu, bagaimana?" Tanyaku memperlihatkan kotak makan super cantik dan enak padanya.

"Lepas!"

"Kenapa? Aku hanya ingin pergi bersamamu!"

Dia berhenti berjalan dan menarik tanganku untuk lepas dari lengannya.

"Kampus kita berbeda, pergilah sendiri dan jangan menggangguku!"

"Tapi arah kampus kita sama! Kampus kita juga saling berhadapan! Ayolah, kenapa kau terus menolak untuk pergi denganku? Dulu saja kau selalu senang berangkat dan pulang bersama denganku! Kita akan lulus sebentar lagi, jadi jangan menyia-nyiakan kesempatan ini untuk pergi bersama!"

Apakah dia lupa saat kami menjadi mahasiswa baru? Pertama kali aku datang ke kota ini, aku bertemu dengannya karena kami adalah tetangga. Awalnya aku tidak tahu keberadaannya karena dia selalu berada di dalam rumahnya 24 jam! Tapi insiden itu terjadi!

"Agrhtt..." Aku terjatuh dan melihat kakiku yang terluka.

Harusnya aku membenarkan kacamataku tapi aku malah tetap memakainya! Aku tidak bisa melihat bahwa aku jatuh dari tangga. Bagaimana ini? Kacamataku rusak parah! Aku menahan isakan dan tangis. Kenapa tidak ada yang mau menolongku?

"Kau kenapa?" Tanya seseorang berlutut di depanku.

"Hah?"

"Bukankah kau tetangga samping rumahku? Kau mau pulang?" Tanyanya.

"Hah?"

"Ayo, naik! Aku akan membereskan barangmu dulu!"

"Hah?"

"Kenapa? Ayo!" Dia membereskan barangku dan memunggungiku.

Apakah aku harus naik ke atas punggungnya? Aku menatap laki-laki yang tampilan sama denganku. Memakai hoodie, tas besar, serta kacamata walau milikku telah hancur berkeping-keping. Dia menepuk pundaknya untukku segera naik. Aku tidak tahu jika dia begitu baik! Apakah ini cinta?

Jantungku!

Deggg... Deggg...

Aku naik ke atas punggungnya dan menghirup aroma pria ini. Dia sangat harum! Bagaimana aku tidak tahu ada laki-laki super baik di samping rumahku? Bagaimana dia tahu jika aku tetangganya? Apakah dia diam-diam melihatku?

"Hemm... Terima kasih telah menolongku!" Dia mengantarkan sampai ke depan pintu rumah. Aku tidak terlalu banyak bicara dengannya. Aku sangat gugup dan harus menjaga jantungku agar tetap aman darinya.

"Bagaimana dengan kakimu? Apakah masih sakit?" Tanyanya.

"Hmm..." Aku mengangguk kaku.

"Sepertinya keseleo! Aku akan membawa obat, kau tunggu sebentar!" Aku berlari dan masuk ke dalam rumahnya.

Robotic In Love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang