58. Rahasia

103 15 0
                                    

"Ughhh..."

Aku membuka mata dan berjalan turun ke bawah. Kenapa ada ribut-ribut di bawah? Aku sudah lelah semalam membawa tiga tubuh orang yang tidak berdaya setelah banyak minum di pesta. Mereka bertiga ditemukan meminum banyak anggur dan menari seperti orang bodoh. Aku sangat malu membawa mereka pergi. Aku mengusap mataku dan membuka pintu yang sejak tadi berbunyi keras.

Siapa yang datang?

"Ayah?"

"Dimana mereka?" Tanya ayah memeriksa rumah.

"Mereka tidur! Semalam kami pulang malam. Ada apa? Dimana ibu?" Tanyaku.

"Di luar! Ayah hanya ingin mengembalikan Kitty, ayah tidak membutuhkannya!"

Tidak membutuhkan Kitty?

"Kenapa?"

"Ayah sudah bersama ibumu, untuk apa lagi! Aku pergi! Apakah kau sudah membuat robot untuk babak terakhir? Ayah akan pergi ke luar kota beberapa hari dengan ibumu! Bersemangatlah membuat robot!" Ayah menepuk kepalaku.

Apa? Apa yang ayah katakan tadi? Ayah pergi dan masuk ke dalam mobil hitam mahal. Disana ibu tersenyum menyambut kedatangan ayah. Apa yang mereka berdua lakukan? Kenapa mereka akan pergi ke luar kota tanpaku? Aku juga ingin pergi bersama mereka!

"Ayah! Ibu!" Teriakku tapi mobil mereka melaju sangat cepat.

Apa-apaan ini?

Apakah mereka sudah menikah lagi tanpa sepengetahuanku? Ibu kan artis terkenal dia pasti memilih menikah diam-diam dari awak media! Wah, sudah pasti! Mereka pergi honeymoon!

Curang!

Mereka tidak memberitahuku!

Menyebalkan!

🎮🎮🎮

"Ada apa?" Tanya Cashel memelukku.

"Sepertinya ayah dan ibu sudah menikah diam-diam! Mereka pergi honeymoon!"

"Pfttt... Pasti ibumu memaksa ayahmu menikah! Tidak mungkin ayahmu yang memaksanya! Kalau begitu kau harus senang tahu akan hal itu! Kenapa kau kesal?"

Bagaimana tidak kesal?

Harusnya aku juga diundang saat mereka menikah lagi! Bukan seperti ini! Aku senang jika memiliki adik lagi tapi aku juga harus tahu bagaimana ayah dan ibu menikah! Aku memainkan game dan mengalahkan Cashel lagi. Permainan ini membosankan jika aku terus menang!

"Kenapa kau sangat ahli?" Tanya Cashel mengatur ulang game ini.

"Salahmu! Kenapa sangat payah bermain?"

"Payah! Oh, baiklah! Kita akan buktikan siapa yang akan menang! Awas saja jika kau kalah!" Cashel mencubit pipiku.

Memangnya dia akan menang melawanku? Aku tersenyum dan memainkannya sekuat tenaga. Cashel menggeram marah dan membalas seranganku. Dia itu tidak tahu apa-apa soal game buatannya sendiri. Kenapa dulu dia membuat game seperti ini?

"Kau suka membuat game Cashel?" Tanyaku berhasil mengalahkannya lagi.

"Agrhtt... Kalah! Iya! Sebenarnya aku lebih suka membuat game daripada robot. Aku hanya tahu cara membuat robot untuk kesenangan anak-anak! Hentikan! Aku tidak mau bermain lagi!" Cashel melemparkan PS nya kesal.

"Kenapa tidak buat game lagi?"

"Aku belum ada waktu! Aku sibuk mengurus robot dan kompetisi! Setelah kompetisi ini mungkin aku akan membuat game tentang robot masa depan yang menyerang manusia!"

Robotic In Love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang