42. Berita Baik dan Buruk

96 13 1
                                    

"Apakah kita bisa masuk?" Tanyaku was-was.

Kami hanya perlu menunggu hasilnya malam ini. Aku tidak memikirkan kami akan berada di tempat berapa, asalkan kami bisa masuk ke dalam 40 besar itu. Aku akan sangat senang. Robot milik perusahaan lain juga begitu hebat dan aku sangat menyukai robot dari G.S.W. Jika bisa aku ingin masuk ke dalam robot itu.

"Tentu saja! Kita pasti bisa masuk ke 40 besar Nona Serry!" Will tersenyum ramah padaku.

"Kita pasti masuk! Trevon juga sangat menyukai robot itu, dua lainnya juga memberikan komentar positif kepada robot kita. Mungkin memang tidak lebih hebat dari milik perusahaan lainnya tapi sangat jelas kita berada di atas LK!" Cashel melihat arah JR yang sejak tadi menatap kami berlima.

Aku merasa dia marah!

Tapi untuk apa?

"Aku penasaran untuk babak selanjutnya! Tema apa yang akan mereka berikan untuk kita?" Tanya Noam.

"Mungkin robot yang menyeramkan!" Usul Kenal yang sama sekali tidak menyenangkan.

Apa robot yang membuat semua orang ketakutan?

"Baiklah! Setelah berdiskusi panjang dan menentukan nilai untuk semua perusahaan. Kami telah menentukan 40 besar perusahaan yang akan melaju ke babak selanjutnya! Ini dia perusahaan-perusahaan itu!"

Layar berubah menjadi deretan nama perusahaan. Aku maju cukup dekat dan mencari nama perusahaan kami. Tidak ada di bagian bawah, tengah, lalu atas. Dimana? Dimana nama kami? Kenapa tidak ada? Aku terus mencarinya sampai menemukan nama kami di bawah nama G.S.W.

Kami nomer 2?

Sungguhan nomer 2?

Aku berbalik dan melihat mereka yang tengah menatap layar dengan senyuman yang mengembang. Kami berhasil! Kami masuk ke babak selanjutnya! Aku berlari dan memeluk Cashel. Kami akan membuat robot lainnya! Aku sangat senang!

"Kita berhasil!" Teriakku senang.

"Kita berhasil, terima kasih!" Cashel memelukku erat.

"Kita nomer 2!" Seru Noam memeluk kami.

"Hiskkk... Tidak sia-sia kita mengambil banyak rambut sintesis itu!" Will memeluk kami juga dengan Kenal yang sejak tadi menangis tanpa henti.

Aku sangat senang sampai rasanya aku ingin segera membuat robot lainnya. Aku tidak mengecewakan mereka!

Aku...

Tringgg...

Handphoneku berdering keras, aku melihat nama ayah di layar. Ayah meneleponku? Ada apa?

"Hallo! Ayah! Ayah tahu, kami mendapatkan nomer 2. Kami bisa mengikuti kompetisi robot berikutnya! Ayah harus lihat tv!" Teriakanku di tengah-tengah orang yang sedang bersuka cita.

"Serry! Hiskkk... Ibuku..."

"Ayah? Ada apa? Kenapa ayah menangis?"

Ada apa ini? Kenapa ayah menangis dan menyebut nenek?

"Ibuku... Hiskk... Ibuku meninggal Serry! Hiskkk..."

Apa?

Nenek?

Nenek meninggal?

Tubuhku begitu lemas sampai mataku tidak bisa lagi melihat apapun juga.

Nenekku? Meninggal?

🎮🎮🎮

"Serry! Bangun?"

Tepukan kecil mendarat dipipiku, aku mengerjap dan melihat wajah Cashel dan tiga orang yang tengah mengerubungiku.

"Cashel?"

"Kau kenapa? Kenapa kau tiba-tiba pingsan?" Tanya Cashel yang begitu khawatir.

Aku mengambil handphone dan melihat nama ayah yang menghubungiku berkali-kali. Aku harus pulang sekarang! Ayahku membutuhkanku! Ayah pasti takut disana saat nenek meninggal. Aku mencengkram baju Cashel dan menangis. Aku pasti tidak bisa membantu mereka.

"Hsikkk... Maafkan aku! Aku tidak bisa membantu kalian! Hiskkk..."

"Ada apa Nona Serry? Apakah kau baik-baik saja?" Tanya Will.

"Nenekku! Nenekku meninggal! Hiskkk... Aku harus pulang, ayahku membutuhkanku! Maafkan aku! Aku tidak bisa membantu kalian lagi! Aku harus pulang! Hiskkk..." Aku bangkit dan mengusap mataku.

"Nenekmu meninggal dunia? Kalau begitu ayo pergi kesana!" Cashel memegangi tanganku.

"Jangan! Kalian harus disini! Aku tidak ingin membuat kalian kalah! Aku saja yang pulang! Hiskk... Aku harus pulang sekarang! Maafkan aku Cashel, Will, Noam, Kenal, aku tidak bisa membantu kalian! Maafkan aku!" Aku berlari dan menuju taksi.

Ayah! Nenek!

Maafkan aku! Bahkan aku tidak menemui nenek saat nenek sakit. Aku adalah cucu yang jahat! Aku menangis di dalam taksi dan memegangi dadaku yang berdetak cepat. Harusnya aku menemui mereka, harusnya aku mengunjungi nenek dan ayah.

"Hiskk... Hiskkk..."

🎮🎮🎮

Uangku pasti cukup jika hanya pergi ke rumah. Aku akan merawat ayah disana saja. Tapi aku meninggalkan mereka. Aku melihat rumah ini dan mengusap mataku. Aku benar-benar meminta maaf.

"Hiskk..."

"Serry!" Teriak sebuah suara menghentikanku.

"Cashel?"

Kenapa dia disini?

"Tunggu aku! Ayo pergi bersama!"

"Tapi kompetisinya!" Bukankah mereka harus tahu untuk babak selanjutnya? Mereka harus membuat robot!

"Jangan membicarakannya! Tunggu aku! Kenapa kau ingin pergi sendiri disaat kondisimu seperti ini? Apakah kau ingin membuatku khawatir?" Tanya Cashel mencengkram bahuku.

"Hiskkk... Aku tidak ingin kalian kalah!"

"Lalu kau? Kau adalah kelompokku! Bagaimana bisa aku membuat robot disaat aku sedang mengalami kesedihan seperti ini? Hah? Kau pikir aku apa? Aku ketua kelompok! Aku pemilik perusahaan ini! Mana mungkin aku bisa tetap diam disaat kau sedang kehilangan seseorang yang berharga untukmu?"

"Tapi... Bukankah kalian ingin menang? Hiskk... Aku tidak ingin menghentikan kalian! Aku tidak ingin mengganggu kalian dengan keadaanku! Tolong! Jangan seperti ini! Kau akan menyesalinya! Hiskkk..."

Tidak mungkin aku hanya pergi satu atau dua hari saja. Rumah nenek berada di desa yang jauh, bahkan satu hari aku baru sampai disana. Juga ayah sedang tidak baik-baik saja. Bagaimana mungkin aku membiarkan mereka pergi? Mereka akan kalah! Mereka akan menyesal! Aku menggelengkan kepalaku kepada Cashel. Aku tidak ingin mereka membenciku!

"Hiskkk..."

"Apakah menurutmu kompetisi itu lebih penting dari anggota kelompokku yang sedang tertimpa musibah? Apakah menurutmu aku orang seperti itu? Tenanglah Serry! Kami tidak apa-apa. Masih ada tahun-tahun berikutnya untuk kami bisa menang. Lagipula ada tiga kembar itu yang akan mengurusnya. Jadi pergilah denganku dan kita sama-sama pergi ke tempat itu. Aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian. Kumohon, jangan membuatku semakin sedih." Cashel mengusap kedua pipiku.

"Hiskkk..."

Aku memeluk Cashel dan menangis sejadi-jadinya.

Mana mungkin aku bisa menolaknya? Aku memeluknya begitu erat, kupikir aku sudah benar-benar sudah menyandarkan hidupku kepadanya. Kepada laki-laki ini!

"Kita pergi! Aku akan tetap ada disampingmu!"

🎮🎮🎮

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Robotic In Love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang