38. Jatuh Cinta

132 15 1
                                    

Cashel menyukaiku?

Bagaimana dia bisa jatuh cinta padaku? Aku hanya wanita pengganggu, cengeng, dan lemah ini. Kenapa dia bisa menyukaiku? Aku sudah memikirkan banyak alasannya tapi tidak ada. Memangnya apa yang dia lihat dariku?

Apa?

"Aku mau makan apa? Aku akan membelikannya!" Cashel datang dan menyentuh bahuku.

"Yang biasa kalian makan! Disana makanannya enak!"

"Kau mau susu coklat lagi?"

"Susu coklatku masih sangat banyak! Kau juga membelinya semalam! Jika kau membelinya lagi tempat itu bisa menjadi kulkas susu coklat!"

"Benarkah? Bukankah itu bagus untuk membuat kulkas susu coklat. Kau tidak perlu memikirkan susu coklat itu sebulan ini!" Cashel bersandar pada sofa dan melihatku yang duduk.

"Terlalu banyak Cashel! Kau kira aku hanya menyukai susu coklat?"

Aku hanya terpaksa meminum susu coklat dan roti karena uangku tidak sebanyak itu membeli makanan. Bukan karena aku menyukainya!

"Apa yang kau suka?" Cashel merapikan rambutku.

"Aku suka susu strawberry, melon, pisang, semuanya aku menyukainya!"

"Pantas saja kau terus bertambah besar!" Cashel tersenyum aneh padaku.

Apa yang dia lihat sekarang? Aku berbalik dan mencubit perutnya sekuat tenaga. Dia memang lebih brengsek dari JR! Aku mengakuinya!

"Auhhh... Apa ini cubitan kasih sayang darimu?" Tanya Cashel mengusap perutnya.

"Dasar! Kau memang brengsek! Pergi sana!" Aku memukul tubuh Cashel dengan bantal.

"Aku sudah mengatakannya! Mungkin aku akan menjadi pria lebih brengsek lagi! Kenapa kau terus memukulku?" Teriak Cashel berlari keluar.

"Pikiranmu kotor! Sekarang aku hanya bisa percaya kepada Orland. Kau sangat bajingan!" Aku terus memukul tubuh Cashel dengan bantal.

Aku harus berhati-hati menghadapi pria ini. Mungkin saja dia akan bertindak lebih gila lagi sampai jantungku akan terus melompat dari tubuhku. Aku mengejar Cashel sampai keluar dari teras rumah. Dia terus berlari dan menjulurkan lidahnya padaku. Sialan!

Aku lebih tua dua tahun darinya!

Dia tidak memiliki sopan santun!

"Hey! Berhenti kau!" Teriakku.

"Wlekkk... Dasar lambat!" Ejek Cashel.

"Apa? Apa katakan lagi? Awas saja!  Kemarin kau!" Teriakku marah.

Cashel tiba-tiba berhenti dan berbalik melihatku. Dia tersenyum aneh dan berjalan begitu cepat atau bahkan berlari. Aku mundur dan berlari sangat cepat dari kejaran iblis Cashel. Harusnya aku tidak mengejarnya!

"Arghttt..."

"Kau tertangkap!" Cashel berhasil menangkapku.

"Lepaskan aku! Pergi dariku!" Teriakku keras.

Dimana tiga kembar itu berada? Harusnya mereka membantuku keluar dari kejahatan Cashel. Aku terus meronta sampai seseorang menyentuh pipiku.

Cupp...

"Aku akan membelikan banyak susu nanti! Masuklah ke dalam dan kunci pintu. Aku melihat Jasper di mobilnya!" Bisik Cashel.

"Jangan berbohong! Kau baru saja mencium pipiku!" Aku meronta-ronta lagi.

"Tidak! Dia memang disini! Kau lihat mobil putih itu? Bukankah orang di dalam sana tidak asing?"

Aku melihat mobil putih yang terparkir cukup jauh dari tempat kami. Sepertinya aku kenal mobil itu juga karena seseorang sedang berada disana. Rambut putihnya secara jelas terlihat. Untuk apa JR berada di tempat ini? Aku menahan napas, apakah dia sudah tahu tempat kami bekerja?

Robotic In Love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang