39. Lagi?

113 14 0
                                    

"Serry? Hallo? Ada apa?"

Aku menahan napas saat Cashel menerjang tubuhku. Mataku membulat saat dia mencengkram kedua tanganku dan membuatku terjatuh ke tempat tidur. Suara ibunya terus terdengar jelas tapi aku malah mendengar suara lainnya yang jauh lebih keras. Cashel menatapku tajam sampai rasanya aku sangat takut untuk melihat wajahnya.

"Apa yang ingin kau katakan kepada ibuku?" Tanya Cashel mengambil handphoneku yang jatuh.

"Lepaskan tanganku!" Aku mencoba melepaskan diri tapi tangan Cashel begitu besar untuk menekan kedua tanganku ke atas.

Cashel tersenyum dan mematikan sambungan. Dia melemparkan handphoneku asal sampai bunyi nyaring terdengar. Jika handphoneku rusak, aku akan menggunakan blackcardnya untuk membeli handphone baru. Cashel menyingkirkan rambut dari wajahku dan tersenyum dengan begitu mengerikan. Itu mengerikan untukku. Terutama karena aku tidak bisa bergerak darinya. Bahkan kakiku juga terkunci. Ini tidak baik untukku!

"Cashel?"

"Hmm?"

"Aku menyerah! Jadi lepaskan aku!"

"Semudah itu? Kenapa kau bisa berpikir aku melepaskanmu semudah ini? Bahkan kau bermain-main dengan ibuku juga! Apa kata ibuku tadi? Kau menikah dengan Orland? Yah, bukankah ibu memintamu menjadi menantu. Jika laki-laki mencintai orang lain. Tentu aku yang bisa menikahimu! Jadi tidak masalah jika aku melakukan sesuatu padamu seperti apa yang ingin kau beritahukan kepada ibuku!" Cashel mengusap lembut wajahku.

Aku akan mati!

"Aku hanya bercanda!"

"Bercanda? Itu tidak lucu! Aku rasa tidak ada kata bercanda di pembicaraan kalian tadi. Kau salah memilih lawan bermain, Serry!"

"Aku menyerah! Aku menyerah! Maafkan aku! Aku minta maaf! Aku tidak akan melakukannya lagi! Jadi berhenti! Berhenti sebelum ak..."

Sapuan mendarat di bibirku, Cashel menciumku begitu lembut. Sangat lembut tanpa sebuah paksaan. Aku merasakan tanganku terlepas dan tangan Cashel mendarat kedua pipiku. Dia terus menciumku di posisi seperti ini. Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi aku justru terdiam menerima ciuman Cashel. Rasanya begitu berbeda dari terakhir dia menciumku. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan selain mengalungkan tanganku ke bahunya.

Cashel mengangkat tubuhku dan menciumku lagi di atas pengakuannya. Dia dengan berani mengusap punggungku dan membuatku merasakan perasaan aneh di tubuhku.

Rasanya ini sangat aneh!

"Bolehkah?" Tanya Cashel di sela-sela ciuman kami.

Aku menatap wajah Cashel. Bahkan aku tidak tahu apa maksudnya ini.

"Boleh apa?" Tanyaku.

"Hmm?"

"Hey! Kenapa kau menciumku lagi! Dasar mesum! Pergi sana dari kamarku! Dasar bajingan!" Aku mendorong tubuh Cashel tapi Cashel menahanku dan memelukku begitu erat.

Beraninya dia melakukannya lagi padaku!

Aku terdiam seketika dan menatap wajah Cashel yang memerah.

"Cashel?"

"Sttt... Diam saja!"

"Tapi..."

"Diamlah!"

"Tapi itu..."

"Seperti ini saja!" Cashel memelukku dan menunduk dengan wajah teramat merah.

Aku diam tanpa bertanya lagi. Mulai saat ini aku tidak akan bermain seperti tadi kepada Cashel!

Robotic In Love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang