12. Berhentilah

119 14 0
                                    

"Kau teringat hal itu lagi?"

"Arghttt..."

Aku memegangi jantungku berdebar-debar. Kenapa dia bisa disini? Apakah dia ingin mengintip toilet perempuan? Aku memandangi JR yang menyilangkan tangannya di depan dada.

"Tidak!" Aku menggelengkan kepala.

"Bohong! Kau baru saja menangis! Dasar cengeng!" Sindir JR.

"Kalau sudah tahu kenapa bertanya? Kenapa kau disini? Aku menungguku? Atau khawatir?" Tanyaku mengusap wajahku yang masih berair. Bukan karena air mata tapi air untuk membasuh wajahku.

"Aku hanya mendengar suara tangisan di dalam tadi..."

"Tunggu! Kau masuk ke dalam toilet?" Tanyaku penuh rasa terkejutan.

Apakah dia ingin mengintip seseorang?

"Bukan! Tapi suaramu sampai ke tempat ini!"

"Hah? Aku saja menutup mulutku, bagaimana kau mendengar suaraku? Kau pasti masuk ke dalam! Dasar mesum!" Aku berjalan lebih dulu meninggalkan JR.

Mana mungkin suaraku terdengar dari pintu luar? JR tidak mungkin bisa mendengarnya selain dia masuk dan mendengarnya langsung! Aku masuk ke dalam lift diikuti JR. Aku masih mencurigainya!

"Tapi suaramu sangat keras sampai orang-orang berlarian keluar seperti mendengar suara tangisan hantu!"

"Aku tidak seperti itu!"

"Iya kau seperti itu! Apakah kau tidak tahu bahwa gedung di tempat divisi pembuat dan pengembang robot berhantu? Mereka sering mendengar suara tangisan perempuan dan anak kecil!" Bisik JR.

Suara tangisan perempuan dan anak kecil?

"Apakah kau bercanda?" Tanyaku ketakutan.

"Tidak, tanyakan saja pada Kimi atau lainnya. Mereka juga mendengar hal yang sama!"

"JR! Jangan katakan lagi! Aku..."

Drrttt... Drrttt...

Lift terguncang hebat sampai aku harus berpegangan pada JR. Mataku menatap JR, apa yang terjadi?

Petttt... Petttt...

Lampu berkedip-kedip sampai pada akhirnya semuanya menjadi begitu gelap.

"JR? Kau disini?"

"Aku disini!"

Drrttt... Drrttt...

"Arghttt... JR!" Aku mencari tubuh JR.

Dia dimana? Aku mencari tubuh JR lagi dan memeganginya dengan begitu erat. Apa yang harus kulakukan? Aku takut! Terutama cerita hantu itu, aku menemukan tangan JR lagi dan memeluknya erat.

"JR ini kau kan?" Tanyaku.

Kenapa diam saja?

"JR! JR!"

"Sttt... Memangnya siapa lagi jika bukan aku! Di dalam lift ini hanya ada kita berdua!"

"Tapi bagaimana jika kau hantu!" Aku meraba tubuh JR dan menemukan kacamata.

Ini memang JR!

Drrttt... Drrttt...

Lift terguncang lagi sampai membuat kami jatuh bersama. Aku memeluk JR dengan tubuh gemetaran. Aku takut dalam situasi gelap ini.

Robotic In Love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang