14. Acara Terburuk

111 13 1
                                    

"Ayah! Ayah tenang! Tarik napas dan keluarkan, tidak apa-apa. Nenek akan baik-baik saja! Aku sudah membayar biaya rumah sakit nenek, mereka akan menanganinya dengan baik! Ayah sekarang istirahat dan minum obat!" Pintaku.

"Ta-pi, i-bu! Ibu bagaimana? Dia ber-darah! Darah!"

Ayah berteriak kencang sampai aku harus menjauh dari handphone. Biaya rumah sakit nenek juga tidak kalah besar. Aku mengeluarkan seluruh uangku di tabungan. Terutama karena kondisi nenek yang sudah tua dan benturan dikepalanya. Rumah sakit juga harus menangani ayah yang memiliki rasa panik berlebih. Aku tidak bisa berbuat apapun selain berdoa agar mereka baik-baik saja di rumah.

Karena dengan begitu aku akan lebih kuat di tempat ini! Gajiku juga akan keluar sebentar lagi! Aku harus bertahan untuk tetap disini.

"Ayah! Nenek sedang tidur saja! Besok nenek pasti sehat lagi! Ayah sudah makan?" Tanyaku hati-hati.

"Makan? Sudah, ayah sudah makan! Serry, sudah makan?"

"Sudah! Aku memakan daging dan sayuran agar tetap sehat! Ayah juga harus memakan sayuran!"

"Ayah makan sayur!"

"Tapi pasti sayuran hijau ayah buang! Ayah tidak boleh membuang makanan!" Peringatanku.

Semenjak ayah bercerai, ayah jadi anak kecil kembali. Mentalnya terganggu bukan hanya kasus perceraian juga tapi masalah besar yang membuat ayah dan ibu memilih berpisah. Dulu ayah adalah seorang pembuat robot hebat! Bahkan dia terkenal dulu sampai bisa menikah dengan ibu yang sangat cantik. Tapi suatu hari, ketika aku lulus dari SD.

Peristiwa itu terjadi!

Ayah ditipu oleh temannya, temannya menjual semua ide ayah kepada pihak lain dan membuat satu robot besar yang akan diproduksi mengalami kegagalan. Pihak perusahaan ayah meminta banyak ganti rugi sampai ayah cemas bukan main. Jumlahnya bukan main-main! Bahkan royalti ayah juga tidak bisa menutupinya. Pada akhirnya semua barang kami dijual. Ibu marah besar kepada ayah yang terlalu mempercayai temannya. Ayah begitu polos sampai tertipu seperti itu. Ayah juga tidak bisa melaporkannya karena minim bukti. Ibu memilih untuk meninggalkan rumah dan juga aku! Walaupun aku menangis sekalipun, ibu tidak memperdulikannya. Dia tetap pergi begitu saja. Saat itulah aku benci kartun hantu anak-anak itu!

Semenjak hari itu ayah berubah menjadi seorang anak kecil kembali. Dia sangat manja kepada nenek, selama hidup di desa aku akan membantu nenek mengurus kebun dan ladang. Belajar setiap malam dan membuat nenek tidak perlu bekerja keras untuk biaya sekolahku. Aku mencari beasiswa! Asalkan bisa meringankan beban nenek, aku akan melakukannya. Mencari beasiswa ke berbagai tempat! Aku akan mengurusnya bersama guruku.

Aku cukup senang bisa membuat nenek tidak perlu memikirkan biaya pendidikanku! Dulu nenek sudah bekerja keras membiayai ayah tapi aku tidak ingin nenek bekerja keras untukku. Sering kali nenek akan mengeluh dan aku memijat punggungnya sampai rasa sakit nenek menghilang. Tapi walaupun kami seperti itu, hari-hari disana sangat menyenangkan!

"Hiskkkk..."

"Serry? Kau kenapa?"

"Ti-dak, tidak apa-apa ayah! Ayah, ayah sekarang tidur. Ini sudah sangat malam! Aku juga mengantuk!"

"Baiklah! Selamat malam, Serry!"

Aku menutup panggilan dan menangis. Ini demi ayah dan nenek! Aku bekerja keras demi mereka!

"Hiskkk..."

"Ternyata kau! Kukira aku mendengar suara hantu perempuan menangis!"

Siapa? Aku buru-buru mengusap wajahku yang berair. Untuk apa JR ke tempat ini? Aku hanya ingin mencari udara segar dan meminta izin untuk pergi kepada Kimi.

Robotic In Love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang