43. Ayah

142 19 0
                                        

Kami pergi dengan pesawat, lebih cepat untuk sampai ke tempat ayah berada. Cashel memegangi tanganku dan menyalurkan rasa hangat padaku. Aku menatap langit yang begitu mendung. Bahkan awan-awan ini tahu bahwa hatiku sedang buruk. Nenek. Bahkan aku belum memberikan rumah bagus untuk nenek. Bahkan aku belum membuat nenek bahagia. Nenek selalu berusaha keras untuk keluargaku. Ayah, aku. Tapi kami justru menyusahkannya selama ini. 

Aku mengusap mataku.

Mungkin kata maaf saja tidak bisa kukatakan kepada nenek. Aku terlalu bersalah padanya.

"Kita akan sampai sebentar lagi!"

"Apa kau tidak apa-apa pergi denganku?" Tanyaku.

"Apa yang kau takutkan Serry? Kau takut aku menyesal pergi denganmu? Aku lebih menyesal mengikuti kompetisi itu dan membiarkanmu pergi sendirian! Percayalah, aku tidak masalah untuk kalah."

"Bagaimana dengan mereka?"

"Mereka bisa mengurus diri mereka dengan baik! Tidak perlu khawatir!" Cashel menggenggam tanganku.

"Terima kasih! Terima kasih Cashel!"

"Iya! Jadi jangan memikirkan kompetisi itu! Pikirkan tentang dirimu lebih dulu, kita masih bisa mengikuti kompetisi itu tahun berikutnya! Masih banyak waktu untuk memenangkannya! Bahkan sampai tua nanti, kita bisa mengikutinya!"

"Tua? Mana mungkin aku mengikuti kompetisi itu sampai tua."

"Bisa! Kenapa tidak bisa?"

"Ck, memangnya aku akan terus bekerja bersamamu sampai tua?"

Mungkin saja aku bekerja di tempat lain atau aku memiliki perusahaanku sendiri di masa depan. Tidak ada yang tahu akan hal itu. Aku juga tidak akan mengikuti kompetisi ini saat tua nanti. Mungkin melihat saja dan menikmati generasi selanjutnya yang mengikuti kompetisi robot ini. Aku kan ingin menikmati masa tuaku dengan banyak uang!

"Iya! Sampai tua! Apakah kau tidak melihat isi kontrak kerjamu denganku?"

Isi kontrak?

"Hah?"

"Bukankah disana tertulis kau akan bekerja denganku sampai mati?"

"Hah?"

"Iya bahkan aku tidak menulis tahun kau bekerja, kau juga langsung menandatangani kontrak itu tanpa membacanya lagi. Jadi tidak masalah!"

Bohong!

Dia pasti bohong!

Mana mungkin ada hal seperti itu di kontrak kerja. Aku memang tidak membacanya tapi tidak mungkin. Apakah dia sengaja agar aku menjadi budaknya?

"Kalau tidak percaya! Lihat saja besok di kantor! Kita buktikan!" Cashel tersenyum.

"Kau pasti bercanda!"

"Aku serius!"

"Hah! Kau bercanda!"

"Lihat saja besok!"

Aku akan membuktikannya. Jika benar, maka aku tidak mungkin bisa keluar dari perusahaan Cashel. Sampai mati? Tidak mungkin!

🎮🎮🎮

Kami memerlukan banyak waktu datang ke tempat ini. Kami masih harus menggunakan kereta dan bis untuk sampai di desa terpencil ini. Hanya ada beberapa orang yang tinggal saja. Banyak orang yang mengerumuni satu rumah. Ada apa disana?

"Ibuku! Ibuku! Dimana ibuku! Kenapa kalian membawanya pergi? Ibuku! Dimana ibuku!" Teriak sebuah suara sampai terdengar dari luar.

Aku segera masuk dan menemukan ayah yang melemparkan banyak barang kemanapun. Ayah! Aku berlari dan memeluk ayah yang akan membanting televisi. Apakah nenek sudah dimakamkan? Apakah aku terlambat datang untuk melihat wajah terakhir nenek? Aku menangis dan memeluk ayah kencang.

Robotic In Love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang