29. Keajaiban

112 13 0
                                    

Aku sangat malu!

Harusnya aku tidak memakai baju itu kemarin! Aku membungkus tubuhku ke dalam selimut. Bagaimana bisa dia diam saja sejak awal? Anak lainnya juga diam tanpa mau memberitahuku. Dari jauh memang tidak terlihat tapi jika dari dekat, pakaianku akan terlihat! Aku menutup wajahku yang memerah menahan malu. Sejak kami pulang dari pantai, aku sama sekali tidak berniat untuk keluar dari dalam kamar.

Aku mempermalukan diriku sendiri.

"Serry! Aku membuat roti panggang! Apakah kau mau?" Teriak Cashel.

"Nanti!!!"

"Kau tidak mau keluar?"

"Nanti!!!"

"Apa kau malu padaku? Aku tidak sengaja sungguh! Kau juga baru sadar saat melihatmu! Jadi maafkan aku! Aku tidak mencari kesempatan dalam keadaan seperti itu! Kemarin kita semua bersenang-senang sampai tidak menyadarinya. Jadi..."

Brakkkk...

Aku membuka pintu lebar dan melihat Cashel yang berdiri di depanku. Tidak perlu dijelaskan! Aku juga paham! Hanya saja aku malu melihat Cashel! Apakah dia tidak mengerti sama sekali? Aku malu!!!

"Kau mau roti panggang?"

"Iya!" Aku berjalan lebih dulu dan mengambil roti panggang di meja.

Semua orang sudah pergi rupanya, aku terlalu malu untuk keluar sampai tidak sadar matahari sudah begitu tinggi. Pengumuman akhir akan berlangsung siang ini. Kami akan merayakannya saat malam nanti dengan makan malam bersama. Cashel akan mentraktir kami semua di restoran bintang lima. Katanya sekalian menghabiskan uang ayahnya untuk kami bersenang-senang.

"Mereka ada kelas?" Tanyaku menyantap roti yang memiliki rasa gosong di beberapa bagian.

"Tidak, mereka ingin merayakan hari ini bersama keluarga mereka lebih dulu. Ibu dan ayah mereka belum tahu tentang kita yang masuk ke dalam kompetisi robot itu! Kita masih bertahan di posisi 12 semalam. Hah... Kau mau melakukan apa hari ini?"

"Aku mau istirahat saja!"

"Kau masih marah padaku?"

"Aku tidak marah!" Aku meminum air dan beranjak untuk pergi.

Untuk apa aku marah pada Cashel?

Aku tidak marah sama sekali! Aku hanya kesal!

"Kau mau main game? Mari kita bertaruh, jika aku kalah, kau bisa menggunakan kartu ku selama seminggu. Jika aku menang, aku harus menuruti keinginanku selama seminggu!"

Menggunakan blackcard itu seminggu? Apa dia sungguhan akan melakukannya?

"Game apa?" Tanyaku.

"Game Fire Attack!"

"Deal!" Aku tersenyum dan pergi ke depan sofa.

Aku tahu game itu!

Lagipula jika kalah memangnya apa yang diinginkan Cashel padaku? Mungkin hanya memasak atau membersihkan rumah ini. Aku bersiap-siap begitu juga dengan Cashel yang menyiapkan game yang akan kami mainkan. Jadi siapa yang akan menang di antara kami?

"Kau siap?" Tanya Cashel memegangi  PS nya.

"Siap! Ayo, mulai!" Aku tersenyum dan segera memulai pertarungan kami di dalam game.

Ini hanya pertarungan satu lawan satu dengan kekuatan khusus karakter. Aku memilih karakter yang sering kumainkan. Ini hanyalah game jadul yang kumainkan dengan JR dulu. Aku selalu kalah dengannya tapi aku jadi tahu beberapa hal yang tidak disadari orang-orang.

Robotic In Love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang