Kilas XXI: "Sebuah Ancaman"

70 15 0
                                    

"Ze-Zent?!!"

Berkat pekikan penuh kejut dari Morey itulah. Jourel yang awalnya masih terkapar tak berdaya dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya pun, lantas sedikit menengadahkan kepalanya ke samping, hanya untuk dibuat sama terkejutnya, usai mendapati sosok Hazelle dalam penyamarannya sebagai Hazent benar-benar tertangkap oleh retina matanya.

Sungguh berbeda halnya dengan Jeane, yang setelah sempat merasa kaget, kini lebih memilih untuk memberikan sebuah senyum manis pada Hazelle, diiringi salah satu tangannya yang langsung meraih perisai di hadapannya dalam sekali gerakan.

"Begitu?" ucap Jeane membalas perkataan Hazelle sebelumnya. "Tapi 'kenakalan' adikmu ini sudah termasuk kejahatan di Lemuria, lho," lanjutnya sambil melempar-lempar perisai di tangannya seolah-olah sedang memainkan sebuah bola. "Dan sebagai penjaga Lemuria yang baik dan benar, sudah menjadi tanggung jawabku untuk menghabisinya, kan?"

"Nona Xan—"

"Termasuk dirimu," ungkap Jeane lagi dengan senyum yang lebih manis dari sebelumnya. "Karena terlalu berani menampakan diri untuk menggangguku."

"HENTIKAN!"

Itu merupakan teriakan penuh amarah dari Jourel, usai menyaksikan Jeane langsung melempar perisai di tangannya dengan kekuatan penuh kepada Hazelle, yang tentu saja tak mungkin bisa menghindari lemparan berkecepatan tinggi tersebut, di saat saudaranya itu masih menyamar sebagai Hazent.

Karenanya, Jourel nyaris saja membongkar penyamarannya sendiri sebagai rakyat Arkais untuk menyelamatkan Hazelle, andaikata pergerakannya itu tak didahului oleh sebuah kilatan anak panah bercahaya biru yang melesat sangat cepat di depan matanya, hingga akhirnya menabrak lemparan perisai dari Jeane sampai terpental ke sisi yang berlawanan, tepat sebelum perisai tersebut mengenai Hazelle.

TRANG!

"..."

"..."

"..."

"..."

"..."

"..."

"Ish, Senior Morey."

Diiringi helaan napas begitu lelah, Jeane lantas mengalihkan pandangannya pada Morey.

"Kenapa Senior suka seka—"

Seketika Jeane terdiam, saking tertegunnya akan sebuah pemandangan yang tak cukup mampu ia percayai dengan manik ambernya sendiri, berupa sosok Morey yang menatapnya sangat tajam, penuh sirat intimidasi yang membias begitu nyata dari manik obsidiannya.

Tentu saja Jeane tertegun.

Sebab.

Morey El Nerro.

Satu-satunya senior yang Jeane kenal begitu ramah nan lugu.

Satu-satunya senior yang Jeane kenal suka sekali tersenyum dan tertawa.

Satu-satunya senior yang Jeane kenal sebagai sosok berhati lembut, yang bahkan tidak tega melukai seekor semut sekalipun itu.

Kini benar-benar sedang mengarahkan ujung anak panah Iveros miliknya kepadanya.

Pada Jeane, yang masih saja tidak mampu mempercayai apa yang ia lihat saat ini, terlebih ketika mendengar Morey mulai berkata...

"Xander."

...dengan nada bariton miliknya yang terdengar begitu rendah, diiringi ekspresi dingin yang terlukis jelas di wajahnya.

"Seujung jari pun kau berani melukai Hazent," ucap Morey lagi seraya meremat tali busurnya sangat kuat. "Aku tidak akan segan-segan membunuhmu."

"..."

Soul: Atlantis & LemuriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang