Kilas CXXVI: "Sebuah Awal"

69 8 15
                                    

Bukannya merasa gentar, Jeane justru menyeringai kecil setelah menemukan bila cara yang ia gunakan itu sangat ampuh untuk membuat Morey muncul dari persembunyiannya. Meski itu harus mengorbankan pergelangan tangannya yang sedikit nyeri oleh karena genggaman Morey lumayan erat.

Padahal, Jeane tidak ada niatan untuk melukai Hazelle. Tapi sepertinya pancingan Jeane juga efektif untuk membuat Morey menjadi sangat siaga demi melindungi orang yang ia cintai tersebut.

Hah...

Dasar bucin.

"Apa maksudmu menggenggam tangan gadis lain di depan mata kekasihmu sendiri, Senior Morey?"

Terkesiap. Morey yang terjebak oleh permainan kata dari Jeane barusan seketika melepas genggamannya. Hanya untuk membuat Jeane terkekeh penuh kemenangan, diiringi refleks dari jemari Hazelle yang langsung memijat keningnya sendiri sangat pening.

Betapa tidak?

Ternyata mau seliar dan sepanas apapun Morey di atas ranjang, yang namanya seekor bayi singa sepertinya tetap saja akan bersikap lugu jika sudah berhubungan dengan urusan dikerjai.

Astaga.

Pantas saja para Dreamis Lemuria suka sekali menjadikannya bulan-bulanan untuk digodai.

Meski reaksinya menggemaskan, tapi ya kalau semua itu muncul di waktu yang tidak tepat—

"Baiklah, cukup main-mainnya," ucap Jeane seraya menghadap secara tegas pada Morey. "Berhenti berbuat onar. Pulang denganku sekarang atau Senior hanya akan membuat Ketua Theone dan yang lainnya semakin mengkhawatirkan Senior."

"..."

Perkataan Jeane barusan terlalu berterus terang penuh dengan fakta hingga berhasil membuat Morey terdiam seketika.

Bagaimana pun, ketika kegelisahan hatinya membuat Morey segera ingin menemui Hazelle. Morey akui bila itu merupakan tindakan yang sedikit gegabah, karena tidak mempertimbangkan perasaan orang-orang di sekitarnya yang akan terdampak oleh tindakan nekatnya itu.

Kini, ketika Jeane seorang diri sampai menyusulnya untuk menyeretnya pulang. Morey lantas tersadar bila ini memang bukan waktu baginya untuk tetap bertindak kekanak-kanakan dengan menuruti seluruh kata hatinya.

Maka dari itu.

Morey yang sebenarnya sangat enggan untuk pergi karena masih ada yang ingin ia bicarakan dengan Hazelle—yang rencananya akan ia utarakan sehabis pergumulan ranjang mereka, tadi. Kini hanya bisa menatap begitu memelas pada Hazelle dengan ekspresi merajuk, karena tidak bisa mengelak kalau dirinya memang harus kembali pulang bersama Jeane.

Hazelle sendiri menanggapinya dengan tawa geli.

"Kita masih punya banyak waktu," ucap Hazelle pada Morey diiringi anggukan kecil. "Beristirahatlah yang cukup."

Morey tak kuasa untuk mengerucutkan bibirnya semakin merajuk.

"Zent—"

"Jangan merepotkan Nona Xander lagi," lanjut Hazelle di tengah senyum gelinya. "Jadilah 'murid' yang baik dan benar untuknya jika kau ingin membuktikannya padaku sesuai janjimu."

"..."

Tak lagi merajuk, Morey justru menanggapi ucapan Hazelle tersebut dengan senyuman.

"Aku akan," balas Morey seraya menganggukan kepalanya penuh kepastian.

Dibalas pula oleh senyum tak kalah manis dari Hazelle. Jeane yang lumayan jengah dengan tingkah Morey dan Hazelle yang malah mempertontonkan kebucinan mereka secara ugal-ugalan di depan matanya pun, lantas memutar kedua bola matanya bosan seraya berjalan menghampiri Jourel yang masih terdiam kebingungan di dekat jendela.

Soul: Atlantis & LemuriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang