Kilas XV: "Sebuah Kekuatan"

77 16 0
                                    

"Memangnya kau yakin akan menolaknya?! Meski ada suatu hal di gelang ini yang belum aku beritahukan padamu?!"

"E-Eh? A-Apa?"

Sembari kembali menatap Hazelle secara seksama, kali ini Morey sama sekali tidak berniat menghindar ketika Hazelle meraih tangannya yang sempat terangkat tinggi-tinggi, lalu menariknya pelan agar hadiah berupa gelang yang masih ada di genggamannya mampu mereka lihat secara bersama-sama.

Tak hanya itu. Morey juga sedikit tersentak saat tiba-tiba Hazelle turut menjulurkan tangan kirinya, hanya untuk membuatnya termenung saat mendapati pergelangan tangan sang sahabat juga terhiasi gelang berwarna putih keperakan yang desainnya identik dengan miliknya.

"Ze-Zent—"

"Iya, aku sengaja membuat sepasang gelang dengan desain yang sama tapi beda warna," balas Hazelle cepat seolah-olah memahami keterkejutan Morey. "Satunya untukku, yang satunya lagi untukmu," lanjutnya sambil menunjuk gelang kuning keemasan milik Morey. "Dan aku juga menambahkan mekanisme khusus pada rantai gelangnya."

"Mekanisme khusus?"

Hazelle lantas mengangguk.

"Jadi, gelang milikmu hanya bisa dipakai atau dilepas jika kunci pengaitnya dibuka oleh gelang milikku, begitu juga sebaliknya."

"Huh?"

Mendapati Morey yang sepertinya tidak sepenuhnya memahami penjelasannya. Hazelle sempat menghela napas pasrah sebelum merampas gelang pemberiannya itu dari genggaman Morey. Kemudian, tanpa menunda-nunda lagi Hazelle meletakan gelang tersebut di pergelangan tangan kanan Morey, lalu menyejajarkan gelang yang melingkar di tangannya sendiri tepat di sampingnya.

Bersamaan dengan itu, manik obsidian Morey seketika terbelalak, usai menyaksikan secara nyata bagaimana gelang milik Hazelle langsung menempel pada gelang miliknya bagaikan sepasang kepingan puzzle yang menyatu.

Tak hanya itu. Pergerakan dari gelang miliknya yang secara mendadak langsung melingkar sempurna di pergelangan tangannya sendiri, maupun sisi pengait gelang yang secara otomatis terkunci tanpa dikaitkan secara manual, tentunya membuat Morey semakin terperangah begitu hebatnya, hingga tanpa sadar membuatnya kembali memanggil sang sahabat penuh kegagapan.

"Ze-Zent?"

"Ya?" balas Hazelle agak sedikit terheran.

"Se-Sejak kapan ka-kau bisa sulap?"

"Pfft."

Bertepatan dengan proses dari pemakaian gelang Morey yang telah selesai, Hazelle tak kuasa menahan tawanya di sela-sela tangannya yang kini telah berpindah untuk menyubit pipi Morey dengan gemas.

"Kenapa jadi sulap?" tanya Hazelle di tengah kekehannya.

"Ha-Habisnya," ucap Morey sambil memandangi gelang di pergelangan tangannya. "Gelang ini bisa terpasang secara otomatis di tanganku," lanjutnya sambil menatap Hazelle. "Seolah-olah ada energi sihir yang melakukannya."

"Kalau begitu, bukannya pesulap, jadi aku sebenarnya penyihir kan?" balas Hazelle lagi.

"Eh? Jadi selama ini kau penyihir?" tanya Morey dengan polosnya.

"Astaga! Tentu saja bukan, Morey El Nerro!"

"Argh!"

Diiringi teriak kesakitan yang sempat terlontar dari mulutnya, Morey segera menggenggam kedua tangan Hazelle, agar sahabatnya itu tak mampu lagi menarik kuat kedua pipinya seperti barusan.

"Zent, sa-sakit," keluh Morey dengan nada merajuk.

"Ish! Habisnya kau mengataiku penyihir duluan!" omel Hazelle tidak terima.

Soul: Atlantis & LemuriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang