Kilas LXXI: "Sebuah Pelarian"

126 12 5
                                    

"Pergilah."

Satu kata berjuta makna, yang segera ditanggapi oleh Jourel dengan derap langkah kakinya yang menjauh dari Hazelle dan Cherlyn sangat cepat.

Tentu saja.

Tak butuh banyak kata untuk membuat Jourel memahami, bila Hazelle sangat mempercayai apapun tindakan yang akan ia ambil dalam kekacauan ini.

Dan hanya satu hal terus terngiang-ngiang di benak Jourel, yaitu kata hatinya yang terus mendesaknya agar segera menyelamatkan Jeane.

Maka dari itu.

Topeng hitam yang menutupi wajahnya, maupun jubah hitam yang menyembunyikan tubuhnya. Adalah bentuk kamuflase dari salah satu Krymeric ciptaannya, untuk membuatnya seolah-olah rekan dalam bayang Jeane dari Kerajaan Lemuria.

Segalanya penuh resiko.

Tapi Jourel tetap membulatkan tekadnya.

Meski penyamarannya akan menimbulkan kecurigaan berbagai pihak.

Tapi setidaknya, akan membutuhkan waktu untuk mencapai kesimpulan semacam itu.

Sehingga Jourel tetap memegang teguh keyakinannya, untuk mengeksekusi niatnya seperti saat ini.

Detik-detik menegangkan dari Jourel yang telah mencapai titik persembunyiannya lengkap dengan penyamaran di sekujur tubuh, demi menyaksikan betapa memukaunya sosok Jeane El Xander saat membantai Panglima Sirius secara bertubi-tubi dengan tombak cantiknya.

Jantung Jourel berdebar.

Pemandangan semacam itu sungguh mempesona baginya.

Setiap lompatan dan tebasan tombak Jeane bagaikan sebuah tarian, yang berhasil membuat Jourel sangat terpana dengan keterampilan bertarung Jeane yang mengagumkan.

Namun sayang.

Dalam persembunyianya, Jourel tak mampu lagi menyaksikan semua itu. Bertepatan dengan kemunculan Putra Mahkota Heironn di tengah-tengah pergulatan.

Dan suasana petang hari yang mulai merajai langit sore sebelumnya, seakan menjadi saksi dari deretan tanda tanya besar di kepala Jourel akan situasi yang selanjutnya terjadi antara Jeane dan Heironn.

Entah itu Jeane yang tampak menghentikan penyerangannya pada Sirius setiba Heironn di hadapannya.

Entah itu Jeane yang tampak terpaku menatap pada sekuntum bunga di dalam peti baja yang baru saja dilemparkan oleh Heironn kepadanya.

Entah itu Jeane yang tampak semakin tercengang, di kala dua jenis bunga turut muncul secara ajaib dari telapak tangan Heironn.

Sungguh.

Ada apa gerangan dengan tiga kuntum bunga yang sangat asing di mata Jourel itu?

Kenapa sangat berhasil membuat Jeane tampak bimbang dalam menentukan langkah selanjutnya?

Kebimbangan yang pada akhirnya membawa petaka. Bersamaan dengan kepulan asap hitam yang memenjara Jeane di dalamnya.

Bukan pemandangan yang bagus.

Karena Jourel sangat tahu fungsi macam apa yang dimiliki oleh jenis asap dari teknologi rakitan Atlantis itu, karena Jourel merupakan salah satu peneliti yang terlibat dalam menciptakan senjata licik tersebut.

Mohon maaf.

Itu cerita satu tahun yang lalu, di saat Jourel masih polos tentang doktrin Atlantis yang begitu membenci Lemuria. Sehingga dengan statusnya sebagai Pangeran yang ahli dalam merakit senjata, asap yang dikhususkan untuk melemahkan energi spiritual para Lemurian itu, memang salah satu hasil karyanya yang ia persembahkan pada Yang Mulia Raja yang sedang berulang tahun kala itu.

Soul: Atlantis & LemuriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang