Kilas CXIII: "Sebuah Kekacauan"

42 10 0
                                    

Morey tahu akan tiba saat baginya untuk berhadapan secara langsung dengan Putra Mahkota Atlantis. Oleh karena hubungannya dengan Putri Hazelle yang tak mungkin selamanya bisa disembunyikan.

Namun Morey benar-benar tidak menyangka, bahwa hari itu akan tiba saat ini.

Setelah Morey sama sekali tak mampu mengingat segala peristiwa yang bersumberkan pada perilakunya sendiri di hari lalu. Yangmana semua itu tampaknya benar-benar berhasil memicu kemarahan amat besar dari Sang Putra Mahkota Atlantis. Sehingga membuatnya harus terjebak ke dalam sebuah pertarungan seperti sekarang.

"APA-APAAN SEMUA INI?!!"

Morey juga tahu.

Bahwa kemurkaan Heironn El Allerick memang amat tidak mendasar bagi Jeane, yang kini tampak berteriak tak kalah murka dengan tombak Eurov yang telah muncul di genggaman tangannya.

Betapa tidak?

Jeane tahu memang di hari sebelumnya, Morey telah menumbangkan Heironn ke dalam ketidaksadarannya dalam sekali serangan.

Tapi masalahnya, Morey juga melakukan hal yang sama pada Putra Mahkota mereka sendiri; Louise El Owenn.

Bahkan bagi Jeane yang memiliki pergejolakan emosi lumayan tak terkendali. Ia mampu memahami bila Morey melakukan semua itu tak lebih dari tanggung jawabnya sebagai salah satu Dreamis Lemuria, untuk meminimalisir kemungkinan korban jiwa yang bisa saja ditimbulkan akibat kondisi kedua Putra Mahkota yang sama-sama tak mampu berpikir jernih kemarin.

Dan jika kemurkaan Heironn saat ini semata-mata disebabkan oleh harga dirinya yang tidak mampu menerima betapa mudah Morey mampu menumbangkannya dalam sekali serangan.

Apalagi kalau itu hanya berlandaskan pada desas-desus yang pernah Jeane dengar sebelumnya, tentang obsesi Putra Mahkota Atlantis yang begitu "mengekang kesucian" Putri Atlantis mereka dari segala sentuhan dan tatapan orang lain.

Tentu saja Jeane tak akan menerima kegilaan semacam itu.

Terlebih dengan kondisi Morey yang Jeane ketahui amatlah janggal, oleh karena ketidaknormalan pada isi kepalanya yang tak mampu mengingat peristiwa kemarin.

Dengan demikian.

Morey yang baru beberapa jam lalu terbangun dari koma singkatnya pun, tak mungkin memiliki kondisi dan stamina yang optimal untuk melawan sosok murka Sang Putra Mahkota Atlantis, yang kini justru kembali melancarkan serangannya dengan gencar ke arah Morey.

BLAR!

Tanpa pandang bulu.

Karena ayunan dari pedang Putra Mahkota Atlantis yang tersematkan teknologi orichalcum* tersebut, menciptakan sabetan laser yang melesat secepat kilat untuk menyerang Morey.

DUAR!

Entah sosok Morey yang berhasil menghindar itu merupakan sebuah keberuntungan atau bukan.

Yang jelas karenanya, serangan membabi buta dari Heironn itu terus terlayang pada apapun yang berada di belakang Morey. Sehingga meledak dan runtuhnya beberapa Vimana yang terkena serangan tersebut, maupun tumbangnya beberapa batang pohon yang tak mungkin menahan semua itu, adalah kengerian dari pemandangan yang tak mungkin luput begitu saja dari mata Jeane. Terlebih saat retina matanya tak sengaja jatuh pada sesosok pelayan wanita paruh baya Atlantis, yang terlihat meringkuk ketakutan setelah salah satu serangan dari sabetan pedang Heironn berhasil meremukkan sebagian tubuh Vimana yang terparkir di sisinya.

"BAHAYA!"

Tak hanya berteriak.

Dengan sigap Jeane menggunakan Neo Teleportasi miliknya untuk berpindah secepat kilat menuju ke hadapan pelayan tua tersebut, setelah menyadari bila serangan dari sabetan pedang Heironn ada yang tersasar ke arahnya.

Soul: Atlantis & LemuriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang