Kilas IV: "Sebuah Pertemuan"

199 18 0
                                    

Lagi-lagi tentang mimpi itu.

Sebuah mimpi, yang Hazent ketahui memang terlewat meresahkan karena terus menghantui malam sahabatnya, bahkan jauh sebelum pertemuan pertama mereka lima tahun yang lalu.

Sebenarnya.

Hazent memakhlumi perilaku Morey, yang memilih untuk menarik diri ketika kondisi emosionalnya sedang tidak stabil seperti ini.

Hanya saja.

Mendapati reaksi Morey yang begitu frustasi, apalagi jika teringat tampang acak-acakan Sang Sahabat saat menemuinya tadi...

Sungguh.

Semua itu bukanlah reaksi yang diharapkan Hazent. Ketika seminggu yang lalu ia mendapat undangan dari Morey, untuk menghadiri upacara penobatannya sebagai Dreamis.

Padahal dalam angan Hazent membayangkan. Sosok membanggakan Morey saat menjalani hari paling membahagiakan dalam hidupnya. Berupa sosok Sang Sahabat yang dinobatkan sebagai Dreamis di depan khalayak Lemuria.

Tapi yah, mau bagaimana lagi.

Jika kenyataan tidak sesuai imajinasi, Hazent bisa apa, kan?

Lagipula, serius.

Bahkan gambaran dari betapa frustasinya Morey saat menemuinya tadi, hingga kini masih terngiang-ngiang begitu jelasnya di kepala Hazent. Hal tersebut lantas membuat simpati Hazent sempat meroket ke permukaan, meski pada akhirnya ia memilih untuk tidak terbuai ke dalamnya, karena tidak mau membuat Morey terus-menerus tenggelam dalam emosi negatifnya.

Maka dari itu, sedikit bumbu usil sepertinya bukan pilihan buruk.

"Apa boleh aku berkata kalau kau sedang melarikan diri sekarang?"

Mendengar celetukan Hazent yang terdengar polos tapi mengandung ejekan di dalamnya itu. Morey yang awalnya masih tenggelam akan rasa frustasi yang melanda benaknya pun, seketika mendengus kecil, usai menyadari bila sahabatnya mulai berulah.

"Apa ini yang aku dapat setelah meninggalkan upacara sepenting itu hanya untuk menemuimu?"

Dan ya.

Seakan tidak mau kalah dari Sang Sahabat. Morey sengaja berucap demikian, demi memberi kesan bila Hazent adalah alasan mengapa ia nekat kabur dari Upacara Penobatan tersebut.

Meski tidak sepenuhnya salah bagi Morey. Tapi sepertinya alasan semacam itu tidak sanggup diterima oleh Hazent begitu mudahnya, terbukti dari sebuah tawa lepas yang kini menghiasi bibirnya.

"Astaga, apa-apaan ini?" ucap Hazent di sela-sela tawanya. "Bahkan sekarang kau menggunakanku sebagai alasan untuk acara kaburmu itu?" lanjutnya tidak habis pikir. "Pengalihan isu yang jenius sekali, Morey El Nerro!"

Meski Morey turut terkekeh lantaran terhibur dengan sarkasme Hazent yang mengatainya jenius, padahal sudah jelas memiliki arti bila alasan Morey barusan memang bukanlah penyebab utama dari acara kaburnya. Morey tetap tak menyerah untuk melancarkan niatnya, berupa mengalungkan lengan kirinya di leher tan eksotis Hazent, kemudian menguncinya secara cepat dari belakang. Tak hanya itu, seakan-akan serius dengan perilakunya, Morey sengaja mengeratkan kaitannya, agar Sang Sahabat tidak mampu bernapas.

Benar saja.

Perilaku Morey tersebut berhasil membuat Hazent menghentikan tawanya. Hanya untuk memukul-mukul ringan lengan Morey, ketika merasa mulai kesusahan bernapas.

"Mo-Morey! Ugh!" keluh Hazent terbata-bata, "Be-Berhenti melakukan percobaan pe-pembunuhan padaku!"

Namun bukannya melonggarkan kuncian lengannya, Morey malah terkekeh.

Soul: Atlantis & LemuriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang