Kilas LII: "Sebuah Godaan"

82 12 3
                                    

"Eh?!"

Diiringi pekikan kaget yang meluncur mulus dari bibirnya, kedua mata Hazelle yang awalnya sudah terpejam pun lantas terbelalak sempurna. Usai merasakan sepasang lengan benar-benar bergerilya di balik punggung dan belakang lekukan lututnya, hanya untuk segera mengangkat tubuhnya ke udara dalam hitungan detik.

"Mo-Morey—"

"Tuan Putri satu ini..."

Seakan tidak ingin memberi celah bagi Hazelle untuk melampiaskan protesnya, Morey sengaja menyela dengan perkataannya yang terdengar lugas, diiringi kedua lengan yang tampak sibuk membenarkan posisi Hazelle dalam gendongan bridalnya tersebut.

"Kalau terus saja bersikap semenggemaskan itu..."

Secepat bibirnya berucap. Secepat itulah Morey mulai membawa tubuh Hazelle agar naik ke atas ranjang bersamanya, hanya untuk segera membaringkannya di sana. Tak sebatas itu saja, Morey yang memang begitu menikmati ekspresi keterkejutan dari Hazelle, yang pastinya tidak menyangka bila dirinya berani bertindak sejauh ini. Lantas merendahkan wajahnya agar semakin mendekat pada Hazelle, diiringi manik obsidian yang mengerling penuh sirat menggoda pada manik hazel milik sahabatnya tersebut.

"...apa tidak takut aku 'serang', hm?"

Hazelle sendiri, yang benar-benar tidak menyangka bila Morey memiliki keberanian untuk menggodanya seperti ini pun, masih saja memandang pada Morey penuh ekspresi syok. Walau semua itu tampaknya tak berlangsung lama, oleh karena Hazelle yang segera mengambil alih kendali tubuhnya agar mampu bersikap tenang kembali. Lantaran dirinya masih merasa sedikit waras untuk tidak terjebak pada rayuan Morey, yang pastinya hanya sekadar ingin mengisengi dirinya.

Maka dari itu.

Hazelle yang cukup sadar bila dirinya tidaklah sedang menyamar sebagai Hazent pun, lantas memanfaatkan kondisi tersebut untuk mengalungkan kedua tangannya di leher Morey dalam sekejab. Hingga membuat situasi mereka saat ini berbalik seratus delapan puluh derajat, oleh karena Morey yang terlihat tak mampu menutupi keterkejutannya akan tindakan Hazelle kepadanya saat ini.

Tentu saja.

Sebab jika itu adalah Hazent. Morey paham bila sahabatnya tersebut pastinya hanya akan menanggapi godaannya dengan kalem, tenang, atau malah menertawainya, karena selalu berpikir Morey hanya sedang bercanda.

Tapi karena ini adalah Hazelle.

Sahabatnya, dalam jati dirinya yang merupakan seorang Putri Kerajaan. Ternyata memiliki kemampuan mengendalikan situasi yang cukup signifikan, dengan balik mengukir sebuah senyum manis di bibirnya, maupun balas menatap manik obsidiannya dengan bias menggoda.

"Apa kau yakin..." bisik Hazelle dengan jemari yang mulai menyentuh surai hitam Morey dengan perlahan. "...nyalimu sebesar itu untuk 'menyerangku' di ranjang, hm?"

Seiring dengan jemari Hazelle yang semakin bersemangat memainkan surai hitamnya. Morey yang merasa bila pengendalian dirinya semakin menipis pun, lantas terkekeh geli sebagai pengalihan. Sebelum memutuskan untuk benar-benar melepaskan segala sentuhannya pada Hazelle dalam sekejab, diiringi tubuhnya yang mulai ikut terbaring di samping sahabatnya itu.

"Maaf, Tuan Putri," ucap Morey masih di tengah kekehan gelinya. "Sepertinya aku cukup pengecut untuk benar-benar melakukannya."

Hazelle sendiri, yang telah memprediksi hasil dari "peperangan saling menggoda" di antara mereka pun, tak kuasa untuk tidak ikut terkekeh, karena merasa begitu senang mampu mengalahkan Morey pada situasi seperti ini.

Tentu saja.

Morey terlalu lembut dan baik hati untuk semua itu.

Apalagi Hazelle juga tahu bila Morey bukanlah tipe sebajingan itu untuk 'menyerang' orang asing di ranjangnya, yangmana sifat tersebut merupakan ciri khas dari para Lemurian, sebagai manusia yang kesehariannya dekat dengan aktivitas spiritual; pengendalian nafsu.

Soul: Atlantis & LemuriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang