Kilas XXVI: "Sebuah Titah"

68 19 2
                                    

"Morey..." panggil Hazelle dengan lembut setelahnya. "Dengarkan aku."

"Hazent—"

"Shh..."

Seketika Hazelle langsung menempelkan ibu jarinya tepat di belahan bibir Morey, usai mendapati reaksi sang sahabat yang lagi-lagi hendak memprotes padanya. Gara-gara itu, Morey yang tadinya nyaris mereog pun langsung terdiam. Terlebih saat menemukan wajah memukau Hazelle yang kini tengah tersenyum tipis padanya.

"Aku akan baik-baik saja, oke?" ucap Hazelle kemudian.

"Haze—"

"Shh."

"..."

Pada akhirnya Morey hanya bisa mengerucutkan bibirnya penuh ekspresi merajuk. Sebagai tanda bila setelah ini ia tak akan lagi berkata apapun, usai menemukan betapa serius tatapan Hazelle saat ini padanya.

"Aku dan Joujou mungkin tidak memiliki kekuatan supernatural sepertimu."

"..."

"Tapi jangan lupa, Rey. Sebagai Arkaisan, kami juga sudah dilatih bertarung sejak kecil."

"..."

"Lagipula kesalahpahaman seperti tadi tidak akan terjadi, jika sejak awal sebagai kakak aku bisa mengawasi Joujou dengan benar, kan?"

"..."

"Karena itu, lain kali aku akan lebih berhati-hati lagi agar tidak membuatmu cemas seperti ini, oke?"

"Zent..."

Setelah terdiam lumayan lama demi mendengarkan segala ucapan Hazelle padanya. Kali ini Morey sengaja meraih tangan Hazelle yang masih menempel di sisi wajahnya, lalu menggenggamnya dengan lembut.

"Tetap saja."

"Morey—"

"Aku tahu kemampuan bertarungmu memang tidak bisa diremehkan. Apalagi setelah kekalahanku berlatih tanding denganmu bulan kemarin."

"..."

"Tapi tetap saja, Zent."

"..."

"Aku khawatir padamu. Aku ingin menjagamu."

"..."

"Karena itu, bukannya akan lebih baik kalau aku juga ikut bersama kalian?"

"Sayang sekali, Senior Morey. Sepertinya kau tidak akan bisa mewujudkan keinginanmu itu kali ini."

Balasan tersebut memanglah bukan dari Hazelle. Melainkan dari Reona yang berjalan mendekat pada keduanya, setelah akhirnya ia memiliki kesempatan untuk menyela perbincangan bucin yang ada pada topik yang tepat.

"Apa maksudmu berkata seperti itu?"

Baru saja Morey merasakan pergejolakan emosinya mampu mereda berkat seluruh perilaku Hazelle padanya. Lagi-lagi ia harus dibuat mereog gara-gara ucapan Reona barusan, hingga membuatnya langsung menatap juniornya itu begitu tajam.

Sungguh sebuah sikap dari Morey yang membuat Reona langsung menghela napas untuk kesekian kalinya, saking mulai terbiasanya ia dengan tingkah kekanak-kanakan Morey yang akan muncul jika sedang dalam mode bucin pada "sahabat"nya. Meski demikian, semua itu tak menghalanginya untuk segera menyampaikan maksud dari perkataannya barusan.

"Yang Mulia Raja menitahkan pada seluruh Dreamis untuk segera menghadap."

"..."

"Itu juga alasannya mengapa aku, Nene dan Serene bisa terdampar sampai ke sini untuk mencarimu, Senior Morey."

Soul: Atlantis & LemuriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang