Kilas XXV: "Sebuah Sikap"

68 16 3
                                    

Benar-benar meninggalkan Reona, yang kini harus menghadapi Serene yang masih heboh berusaha menyadarkan Morey dari rasa berbunga-bunganya, maupun sosok Jourel yang tampak mengaduh hebat gara-gara amukan Hazelle.

"Huft..."

Maka dari itu, pada akhirnya Reona hanya bisa menghela napas dalam, sebelum mengalihkan pandangannya untuk terfokus sepenuhnya pada Hazelle.

"Tuan Hazent?"

Tak hanya memandang. Reona juga memanggil Hazelle tanpa ragu, tepat sebelum riwayat Jourel benar-benar tamat di tangan "sahabat" Morey tersebut.

"Ya, Nona Kaysen?"

Beruntung pula. Hazelle yang masih memiliki sopan-santun pun, secara refleks langsung menanggapi panggilan dari Reona. Hingga mengabaikan Jourel yang kini langsung bersyukur karena bisa terlepas dari amukan Hazelle.

"Mewakili Nene dan Kerajaan Lemuria," ucap Reona seraya membungkukan badannya. "Aku sungguh meminta maaf karena sudah membuat adikmu terluka."

"Eh?!"

Hazelle yang tidak menduga akan mendapat permohonan maaf dari Reona secara mendadak seperti itu pun, seketika memekik kaget tak terkendali. Sebelum refleks itu segera Hazelle ubah dengan ikut membungkukkan badannya, sebagai sikap ramah-tamahnya kepada Reona yang telah berhasil membuatnya merasa sungkan.

"Nona Kaysen, justru aku yang harus meminta maaf karena adikku sudah berbuat gaduh di wilayah Lemuria," balas Hazelle setelahnya.

Mendapati betapa canggung suasana di antara mereka saat ini. Reona tak kuasa menahan tawa gelinya, di sela-sela tubuhnya yang kembali berdiri dengan benar.

"Yah," ucap Reona setelahnya. "Kalau saja sejak awal kami tahu bila Tuan Joujou ini adalah calon adik ipar Senior Morey," lanjutnya sambil melirik ke arah Jourel. "Aku pikir Nene tidak akan menghajarnya seper—"

"Tunggu, Nona Kaysen," sela Hazelle kebingungan. "Kenapa Nona menyebut Joujou sebagai calon adik iparnya Morey?"

"Lho?" balas Reona lagi ikut kebingungan. "Tentu saja karena Tuan Hazent ini pacarnya Senior Morey, kan? Jadi—"

"No-Nona Kaysen! Nona salah paham!" sela Hazelle lagi dengan nada panik. "A-Aku dan Morey..." lanjutnya dengan wajah yang terlihat merona merah. "...hanya sebatas sahabat saja kok."

"Oh?"

Seraya menaikan sebelah alisnya, Reona lantas mencuri pandang ke arah Jourel yang ternyata juga tengah memandang padanya, diiringi manik obsidiannya yang secara diam-diam menyiratkan;

"Kau percaya dengan kata-katanya? Aku sih tidak."

Yang seketika itu juga membuat Reona berusaha menahan tawanya agar tak muncul kepermukaan, lantaran dirinya pun merasa tidak mampu mempercayai ucapan Hazelle barusan.

Tentu saja.

Sebab;

"Begitukah, Tuan Hazent?"

Seraya tersenyum jahil, Reona kembali berkata.

"Tapi kalau boleh jujur. Sebenarnya tadi merupakan pertama kalinya aku melihat Senior Morey bisa semarah itu lho?"

"E-Eh?"

"Bahkan aku rasa, tadi itu juga pertama kalinya Senior Morey berani mengonfrontasi Nene," ucap Reona lagi.

"No-Nona Kaysen—"

"Karena itu, aku pikir Senior Morey sedang melindungi pacarnya. Jadi wajar saja dia bisa semarah it—"

"Junior Kaysen, berhenti menggoda Hazent."

Soul: Atlantis & LemuriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang