Kilas LXXIX: "Sebuah Belenggu"

42 13 5
                                    

Bukan tanpa alasan mengapa Hazelle bisa sampai pada sebuah kesimpulan, bila kakak pertamanya alias Putra Mahkota Heironn mengetahui perihal kedekatannya dengan Morey.

Sebab.

Jika sebelumnya Hazelle sempat mengatakan secara gamblang di hadapan Cherlyn dan Jourel, bahwa melakukan penawaran dengan pihak musuh bukanlah gaya Heironn. Maka apa yang dikatakan oleh Morey sebelumnya, tentang Heironn yang terkesan menghindari untuk mencelakainya, sangat jelas merupakan gaya paling tertinggi dari sebuah cara yang menjadi selera utama Putra Mahkota Atlantis.

Sebenarnya, pemahamannya sedikit rumit. Karena manusia waras mana pun pasti tidak akan mampu mencerna dengan mudah pemikiran semacam itu.

Bagaimana pun, ini merupakan logika paling dasar yang hanya dimiliki oleh seorang yang kejam.*

Apabila hingga kini, siapapun itu sebatas diperlihatkan tentang Heironn, yang tak segan-segan memenggal kepala atau mengambil bola mata seseorang dengan kesan begitu mudah. Sayangnya, itu justru merupakan gaya paling sederhana yang dilakukan Heironn untuk melenyapkan seseorang, demi mengefisiensi tindakannya dalam menyelesaikan masalah tanpa membuang lebih banyak waktu.

Dengan demikian, ketika begitu jelasnya Heironn sengaja menyisakan Morey agar tidak terluka seperti ketiga Dreamis lainnya, kemungkinannya hanya satu.

Heironn sedang mempermainkan Morey.

Layaknya predator bengis yang telah menemukan mangsa favoritnya, ia tak mungkin akan semudah itu langsung membunuhnya. Atau, kesenangan yang ia rasakan dalam menyiksa seseorang akan menghilang terlalu cepat.

Setidaknya, ia akan lebih suka bermain-main dengan obyek buruannya terlebih dulu; meloloskannya, mengujinya, memberikan kesempatan untuk berjuang hidup, sebelum memangsanya sampai habis di waktu paling tepat.

Dan bagi seorang yang kejam, semua itu merupakan hiburan yang tak ternilai harganya, lantaran rentetan rasa tersiksa yang akan dialami oleh mangsanya itu, sangat menarik untuk dinikmati di sepanjang prosesnya.

Maka dari itu, Hazelle sama sekali tidak bisa mengendalikan ketakutan yang berkecamuk begitu hebat di benaknya. Saking parnonya ia bila praduganya tersebut benar-benar merupakan jawaban dari kejanggalan yang Morey rasakan pada penyerangan Heironn waktu lalu.

Meski itu masih praduga kasar; mengingat Hazelle belum bisa memastikan apakah Heironn benar-benar mengetahui tentang Morey atau tidak, maupun apakah penyebabnya itu benar-benar karena kedekatan mereka yang telah terekspos di mata Putra Mahkota Atlantis itu atau bukan. Namun Hazelle sendiri pun sadar, bila kemungkinan itu tidak bisa diremehkan begitu saja. Sehingga tindakan penuh kewaspadaan perlu dilakukan sedini mungkin, dimulai dari Hazelle yang segera mengatakan.

"Morey, berjanjilah padaku."

"Huh? Berjanji?"

Morey lantas membalasnya penuh kebingungan, lantaran dirinya masih berusaha mencerna apa yang sebenarnya sedang terjadi pada Hazelle, sehingga sahabatnya itu bisa tampak begitu tegang dan ketakutan secara bersamaan di dalam pangkuannya. Walau demikian, Morey tidak sepenuhnya mengabaikan permintaan Hazelle barusan dengan kembali berkata.

"Berjanji apa, Zent?"

"Apapun yang terjadi pada kunjungan Atlantis di Lemuria minggu depan," ucap Hazelle seraya menatap langsung pada manik obsidian Morey dengan begitu serius. "Jangan pernah berhadapan dengan Putra Mahkota Atlantis secara langsung."

"Eh? Kenapa—"

"Tidak hanya pada kunjungan itu," lanjut Hazelle dengan kepalan tangannya di dada Morey yang tampak bergetar. "Sebisa mungkin, jangan pernah memancing perhatian Putra Mahkota Atlantis untuk tertuju padamu di masa depan. Entah itu disengaja atau pun tidak. Pokoknya jangan."

Soul: Atlantis & LemuriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang