Kilas LXIX: "Sebuah Intrik"

52 14 4
                                    

"Che-Cherlyn... A-Atlantis..."

Hanya dua kata.

Hanya dua kata sangat cukup membuat Sang Dreamis Kedua dari Kerajaan Lemuria; Jeane El Xander memahami segalanya. Bila alasan mengapa secara mendadak sosok terluka Morey, Serene dan Jasver terlempar secara tiba-tiba di hadapannya. Semua itu pasti karena Yang Mulia Putri Lemuria; Cherlyn El Owenn, terpaksa menggunakan Neo Teleportasi milik Jeane yang tersimpan di simbol cincin ruby miliknya, demi menghindar dari situasi sangat genting yang tengah ia hadapi.

Genting sekali.

Karena Jeane masih mengingatnya lumayan jelas, tentang kultivasi Cherlyn yang hanya mampu meminjam kekuatan supernatural berupa Neo Teleportasi miliknya, teruntuk maksimal dua orang dalam sekali melintasi portal teleportasi.

Dua orang yang dimaksudkan untuk Cherlyn sendiri dan tentunya Jasver. Apabila sepasang insan tak terpisahkan itu diharuskan kabur di kala nyawa keduanya sangat terancam.

Dan kini, ketika bahkan Cherlyn mampu melempar tiga orang sekaligus, Jeane sangat tahu bila Sang Dreamis Pertama Lemuria itu telah memaksakan batas kemampuannya.

Lebih membahayakan dari itu, karena Cherlyn sama sekali tidak termasuk dalam kelompok tiga orang, yang berhasil menginjakan kakinya kembali di tanah Lemuria.

Dengan demikian, ini merupakan pertama kalinya Cherlyn terpisah dari Jasver; penjaganya.

Jasver yang nyaris kehilangan kesadarannya di pangkuan Reona yang kebetulan sedang bersama Jeane saat hal mengejutkan itu terjadi, oleh karena goresan luka di sekujur tubuh Sang Dreamis Keempat tersebut yang berhasil membuatnya mulai memasuki fase kritis.

Segalanya terlampau jelas bagi Jeane.

Bila Jasver yang pada akhirnya kehilangan kesadarannya secara total di bawah penangan darurat Reona, yang berusaha sekuat tenaga menyembuhkan jejak luka mengerikan itu dengan Mu Vitakinesis miliknya.

Maupun kondisi babak-belur Serene dan Morey, yang tampak terengah-engah hingga tergeletak tanpa daya di sekitar Reona, oleh karena terkurasnya energi spiritual mereka masing-masing.

Semua itu sangat mampu membuat Jeane sadar, bahwa hanya dirinyalah satu-satunya orang tersisa, yang mampu mengambil sebuah tindakan.

"Nene! Kumohon! Jangan!"

Bahkan teriakan kepanikan dari Reona di sela-sela kesibukannya menyembuhkan luka menganga Jasver, yang seolah-olah mengindikasikan betapa Sang Dreamis Ketiga itu mengetahui temperamennya sangat baik.

Jeane tidak peduli.

Untuk kali ini saja Jeane tidak mempedulikan kekhawatiran Reona kepadanya.

Karena hal yang ingin Jeane pedulikan saat ini adalah, bagaimana membalaskan kehancuran Bangsal Fraksi Xander yang belum sepenuhnya pulih hingga kini, dengan menyerang wilayah Atlantis seorang diri untuk menjemput Putri Cherlyn pulang ke tanah Lemuria secepatnya.

Maka dari itu.

Cahaya putih yang mendadak muncul hingga membentuk lingkaran portal sangat besar, adalah saksi dari bayang-bayang Jeane yang menghilang dalam sekejab di hadapan sosok panik bukan main Reona, demi menembus ruang dan waktu untuk "berkunjung" ke wilayah Kerajaan Atlantis.

BLAAAAAARRRRR!!!

Jeane ingat.

Ini memang bukan pertama kalinya ia berhadapan dengan gerbang wilayah Atlantis. Sehingga dirinya sangat tahu bila perisai transparan berbentuk setengah bola yang melingkupi Atlantis, tak akan mengizinkannya untuk masuk barang seinci pun.

Karenanya, satu-satunya cara agar Jeane dapat memasuki wilayah Atlantis adalah, tentunya menghancurkan perisai itu secara paksa, dengan melemparkan tombak Eurov kebanggaannya dalam sekali serangan seperti barusan.

Soul: Atlantis & LemuriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang